From: Suhardono
Kalau pengusaha besar sudah mulai merambah sektor pertanian padi, maka pemerintah harus segera membuat rencana jangka panjang.
Kalau sawah (padi) tidak efisien untuk menanam padi maka harus dipikirkan cara menahan penduduk desa agar tidak urbanisasi ke kota. Lahan sawah yang untuk padi harus bisa diubah menjadi lahan pertanian yang lain yang lebih menguntungkan.
Ketahanan pangan nasional terjaga dan penyebaran SDM merata.
Di Sawah Modern Ala Arifin Panigoro, Garap Lahan 50 Ha Cukup 1 Orang
Maikel Jefriando - detikfinance
Senin, 06/04/2015 11:17 WIB
Arifin Panigoro
Jakarta -Bos Medco Arifin Panigoro memiliki konsep sawah modern di wilayah Papua bagian selatan. Arifin pun mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyaksikan panen di sawah ini.
Menurut Arifin, sawah modern mengoptimalkan penggunaan teknologi. Dengan begitu, hanya butuh 1 orang untuk menggarap 50 ha sawah. Berbeda dengan sawah tradisional, di mana 1 ha perlu belasan orang pekerja.
"Mekanis saja semua. Jadi 5.000 ha cuma 100 orang, atau 1 orang per 50 ha. Tapi alatnya dari menanam sampai panen kayak di Amerika Serikat (AS) begitu lah," jelas Arifin di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (6/4/2015).
Proyek ini, lanjut Arifin, baru pada tahap percobaan. Lokasi yang dipilih adalah Papua bagian selatan, karena teknologi yang dipergunakan hanya bisa diterapkan di lahan datar.
"Harus flat, kalau terasering sulit," ujarnya.
Total lahan yang bisa dimanfaatkan di Papua, tambah Arifin, mencapai 10 juta ha atau nyaris seluas Pulau Jawa. Bila dimanfaatkan dengan baik, lahan tersebut akan menjadi potensi sumber pangan yang luar biasa.
"Kita sudah teliti. Lahannya, airnya. Itu Papua selatan sebesar Jawa, 10 juta ha. Lahannya flat," kata Arifin.
Untuk tahap awal ini, Arifin telah mengelola 300 ha. Padi sudah dalam kondisi siap panen pada April dan Mei.
"Ini kan baru percobaan, nanti panen 300 ha kalau nggak salah. Tapi hasilnya bagus banget," tukasnya.
Menurut Arifin, sawah modern mengoptimalkan penggunaan teknologi. Dengan begitu, hanya butuh 1 orang untuk menggarap 50 ha sawah. Berbeda dengan sawah tradisional, di mana 1 ha perlu belasan orang pekerja.
"Mekanis saja semua. Jadi 5.000 ha cuma 100 orang, atau 1 orang per 50 ha. Tapi alatnya dari menanam sampai panen kayak di Amerika Serikat (AS) begitu lah," jelas Arifin di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (6/4/2015).
Proyek ini, lanjut Arifin, baru pada tahap percobaan. Lokasi yang dipilih adalah Papua bagian selatan, karena teknologi yang dipergunakan hanya bisa diterapkan di lahan datar.
"Harus flat, kalau terasering sulit," ujarnya.
Total lahan yang bisa dimanfaatkan di Papua, tambah Arifin, mencapai 10 juta ha atau nyaris seluas Pulau Jawa. Bila dimanfaatkan dengan baik, lahan tersebut akan menjadi potensi sumber pangan yang luar biasa.
"Kita sudah teliti. Lahannya, airnya. Itu Papua selatan sebesar Jawa, 10 juta ha. Lahannya flat," kata Arifin.
Untuk tahap awal ini, Arifin telah mengelola 300 ha. Padi sudah dalam kondisi siap panen pada April dan Mei.
"Ini kan baru percobaan, nanti panen 300 ha kalau nggak salah. Tapi hasilnya bagus banget," tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar