From: A.Syauqi Yahya
JUM'AT, 24 APRIL 2015 | 12:29 WIB
Beda Nasib Warga Jakarta dan Bandung Soal KAA

http://www.tempo.co/read/news/2015/04/24/078660546/Beda-Nasib-Warga-Jakarta-dan-Bandung-Soal-KAA
Para pelajar menyambut kedatangan kepala negara dan delegasi asing peserta Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Bandung, 24 April 2015. Ribuan warga masyarakat dan pelajar antusias menyambut para tamu negara sejak lepas Bandara Husein Sastranegara menuju Gedung Merdeka. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Selama lima hari pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika di Jakarta, sejumlah karyawan yang bekerja di kawasan Sudirman terimbas penutupan dan pengalihan arus kendaraan.
Hampir setiap hari ratusan karyawan di daerah tersebut harus berjalan kaki menuju tempat kerja karena tak ada angkutan umum yang melintas. Sejumlah netizen Jakarta juga mengungkapkan rasa kesal dan marah mereka melalui pelbagai media sosial.
Kemacetan panjang terjadi pada pagi dan malam saat sejumlah delegasi peserta KAA melintas menuju Jakarta Convention Center dan Bandung. "Saya sih tak apa-apa," kata karyawan Bank Rakyat Indonesia di Semanggi, Jakarta, Nur Hidayat, yang berjalan kaki dari Stasiun Sudirman, Jumat, 24 April 2015.
Situasi berbeda dialami karyawan Bank Negara Indonesia (BNI) di Braga, Bandung, Dini Luthfiany Harits. Dia justru menikmati penyelenggaraan 60 tahun KAA. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengeluarkan imbauan kepada pemerintah daerah, swasta, sekolah, dan universitas untuk libur pada hari ini. Terutama yang berlokasi di pusat kota.
BNI dan sejumlah bank lainnya, kata Dini, tetap beroperasi meski sepi nasabah. Alasannya, bank harus tetap buka jika Bank Indonesia tetap beraktivitas. Toh, kenyataannya, para pekerja di bilangan Braga tersebut justru ke luar kantor dan menikmati perayaan KAA. "Banyak yang foto-foto dan duduk-duduk menunggu delegasi KAA lewat," ujarnya.
Berbeda dengan Jakarta, Bandung memang berbenah dan mempercantik diri jelang perhelatan KAA. Pemerintah daerah merapikan sejumlah jalan utama Bandung yang biasanya kotor dan padat.
Imbauan libur dikeluarkan untuk mengurangi volume kendaraan dan angkutan umum. "Tadi saya berangkat jalanan sangat sepi. Yang datang ke Braga juga relatif orang-orang yang kerja di sekitar sini saja," ucap Dini.
Seperti Nur, Dini toh juga harus berjalan kaki menuju tempat kerja karena penutupan jalan demi kepentingan KAA. Namun Dini justru menikmati karena jalanan yang ditempuhnya berdekorasi indah. "Kami senang dengan KAA karena Bandung jadi cantik, indah, dan rapi. Jadi masyarakat Bandung senang-senang saja mayoritas," tuturnya.
FRANSISCO ROSARIANS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar