From: A.Syauqi Yahya
Berapa jumlah kartu di dompetmu?

Muhammad Ramlian Noor
05 Nov 2014 | 12:58
Pernahkah terbesit dipikiranmu atau mungkin pernah menghitung berapa jumlah kartu yang terselip didalam dompet yang selalu anda bawa kemanapun anda pergi? Sebut saja ktp, sim, kartu atm, kartu kredit, kartu diskon, kartu membership, kartu pelajar anda sewaktu sma, kartu asuransi, kartu bpjs terbaru, dan lain-lain. Mungkin saja ada sekitar puluhan kartu yang saat ini sedang terselip manis di dompet anda untuk anda pakai.
Belum lagi saat ini Presiden Joko Widodo baru saja meluncurkan program terbaru yang bisa dikatakan sebagai program andalan sewaktu kampanye pemilihan presiden beberapa saat yang lalu yaitu Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang merupakan pengembangan dari program yang pernah beliau jalankan sewaktu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Saya disini tidak akan menjelaskan panjang lebar mengenai kedua kartu 'sakti' tersebut, tapi saya akan lebih menekankan mengenai keefisiensi kartu-kartu yang sekarang kita miliki. Saat ini nampaknya menjadi fenomena yang sudah biasa di masyarakat bahwa tidak keren kalau tidak punya banyak kartu. Namun sadarkah anda atau mungkin pernahkah anda merasa repot menyimpan kartu yang sekian banyaknya anda miliki di dompet anda. Mungkin akan terlihat keren karena dompet anda akan terlihat tebal sehingga orang-orang akan melihat anda sebagai orang yang mapan. Dan itu semua hanya anda yang bisa merasakannya.
Berbicara mengenai efisiensi jumlah kartu, pernahkah anda berpikir jika kita bisa menghemat jumlah kartu yang kita miliki untuk digunakan dalam berbagai transaksi. Sekarang ini saya masih bingung dengan e-ktp yang saya miliki, apasih kehebatan yang dulu digembar-gemborkan bahkan dalam hal pembuatannya saja sampai membutuhkan waktu yang cukup lama. Saya bahkan baru bisa memiliki e-ktp setelah menunggu selama setahun lamanya dan apa yang saya dapatkan, nyatanya e-ktp ini terlihat sama saja dengan ktp yang sebelumnya. Yang berbeda mungkin hanya tampilan luarnya saja dan informasi yang ditampilkan di e-ktp sama saja dengan ktp yang sebelumnya.
Bahkan dulu sempat beredar kabar burung bahwa e-ktp tidak boleh difotokopi karena akan merusak chip yang terdapat didalamnya, tapi apalah artinya hal itu bagi orang awam toh itu juga sama-sama ktp dan dimanapun kita berurusan pasti yang diperlukan adalah fotokopi ktp. Mau tidak mau, harus tidak harus e-ktp itu pasti akan difotokopi juga.
Coba kita bayangkan, jika memang benar didalam e-ktp tersebut terdapat chip, kenapa tidak kita gunakan chip tersebut untuk penggunaan hal lain. Saya pernah membaca atau menonton sebuah berita mengenai beberapa negara yang sudah mulai menerapkan sistem satu kartu untuk semua, tetapi saya lupa kapan dan dimana, mungkin sekitar beberapa tahun yang lalu.
Kenapa tidak kita coba untuk membuat sistem tersebut bekerja di Indonesia? Bisa saja kita namakan kartu itu sebagai 'Kartu Indonesia' dimana dalam satu kartu itu terdapat beberapa informasi seperti data penduduk, data perizinan mengemudi kendaraan, data kesehatan, data rekening, dan lain sebagainya. Sehingga kita hanya perlu menggunakan satu kartu untuk semua keadaan. Tetapi yang menjadi faktor kendala dalam hal ini adalah kurang tersedianya alat yang bisa digunakan untuk kartu ini dan juga tidak semua orang bisa mengendalikan hal ini dan tentunya masih belum terjalin kerjasama dari berbagai pihak contohnya bank yang menyediakan saldo untuk keperluan tertentu.
Sehingga yang bisa saya tarik kesimpulan adalah kita bisa lebih mengefisiensi kartu kita untuk berbagai bidang, misalkan saja kalau kita ke rumah sakit, kita hanya perlu melakukan scan kartu itu dan bisa langsung mendapatkan perawatan tanpa perlu repot membawa kartu khusus atau bahkan uang tunai. Dan pastikan juga jumlah saldo didalam kartu anda cukup untuk mendapatkan layanan tersebut.
Semoga saja hal yang saya sampaikan ini bisa menjadi inspirasi untuk orang lain, mohon maaf jika sebelumnya mungkin ada yang sudah pernah menyampaikan hal ini karena hal yang saya sampaikan ini murni hasil pemikiran saya sendiri. Dan mohon maaf atas salah kata dalam tulisan ini.
Balikpapan, 5 Nopember 2014.
Muhammad Ramlian Noor.
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar