From: A.Syauqi Yahya
Hakekatnya tokoh 2 ini kan tiga serangkai, jadi goalnya kurang lebih sama.....
Lhaa terus marake presiden e bingung, njur buying time....njur malah uro uro.... " Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti... "
He he heee /kung
Selasa, 27/01/2015 14:45 WIB
Surya Paloh dan Hendropriyono Bermanuver, Mega Diam dalam Gerilya
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

FOKUS BERITA
Krisis KPK vs Oknum Polri
Jakarta - Manuver tiga tokoh sentral Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mendorong Komjen Budi Gunawan dilantik jadi Kapolri menarik dipantau. Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri justru jarang tampil, namun seolah memimpin gerilya.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh terus menyuarakan dukungan agar Komjen Budi Gunawan dilantik jadi Kapolri. Bagi Paloh mendukung Komjen Budi yang kini jadi tersangka kasus rekening gendut di KPK tak bermakna pro korupsi.
"Ada yang katakan kita jadi pro korupsi, go to hell dengan itu! NasDem tetap ingin konsisten untuk berantas korupsi," kata Surya Paloh dalam pidato sambutan Rapat Koordinasi di DPP Partai NasDem, Jalan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/1/2015).
Sementara itu eks Kepala BIN Hendropriyono terus bermanuver di tengah keruhnya situasi saat ini. Hendro mendorong Presiden Jokowi lekas melantik Komjen Budi Gunawan, di tengah polemik cicak vs buaya jilid III. Bagi Hendro, pelantikan Komjen Budi bakal menyelesaikan persoalan.
"Kebijakan yang paling arif adalah segera saja lantik Budi Gunawan sebagai Kapolri, karena itu merupakan penyelesaian politik," ujar Hendro dalam pesan tertulis, Jumat (23/1/2015).
Hendro seolah ingin meyakinkan Jokowi melantik Komjen Budi bukanlah perkara yang perlu ditakutkan. Meskipun arus penolakan terhadap Komjen Budi di masyarakat semakin meluas.
"Budi Gunawan bisa dilantik, tapi hukum tetap harus jalan. Sudah terbukti kan bahwa ada ex Kapolri kita, yang masuk penjara? Kalau anda takut dia sebagai Kapolri nanti menghilangkan barang bukti, emangnya anda yakin sekarang belum hilang? Jadi Kapolri itu kan paling lama cuma 2 tahun, habis itu dia rakyat biasa. Kenapa takut menghukum?" kata Hendro
Sementara itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri malah jarang terlihat di publik. Namun Mega terus melakukan pertemuan dengan para petinggi KIH bahkan sejumlah menteri Jokowi pun sempat diundang ke Teuku Umar. Mega seolah ingin menyembunyikan tangannya agar tak terlihat mengintervensi pemerintahan Jokowi.
Namun manuver Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyerang Ketua KPK Abraham Samad dan mengungkap kekecewaan Ketua KPK yang gagal menjadi cawapres Jokowi juga dilihat sebagai gambaran sikap PDIP saat ini. Meskipun Hasto bersikukuh dia berjalan atas inisiatif sendiri, namun nyatanya sejumlah elite PDIP seperti Wakil Ketua Komisi III dari PDIP Trimedya Panjaitan juga terus mendorong pelantikan Komjen Budi Gunawan.
Sementara Hendropriyono dan Surya Paloh terus bermanuver, petinggi KIH lain seperti Ketum Hanura Wiranto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, sampai Ketum PKPI Sutiyoso tak banyak bicara. Lalu sampai kapan Megawati memimpin gerilya?
Yang jelas semakin banyak pihak mendorong Jokowi tak takut kepada siapa pun dan mengambil sikap secara independen menyelamatkan KPK.
--
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar