From: A.Syauqi Yahya
Air Asia, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
John Brata
05 Jan 2015 | 19:08
Sumber: Pesawat milik maskapai penerbangan AirAsia (KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES )
Pada saat para petugas yang tergabung dalam BASARNAS, sedang seru-serunya mencari dan melakukan evakuasi korban jatuhnya pesawat Airbus 320 milik Maskapai AirAsia Flight Number QZ 8501, penerbangan extra Surabaya-Singapura "ujug ujug" suddenly gress ramai penerbangan tersebut dituduh illegal, Nah luh, Jenaka benar kisahnya!.
Jelas jenaka, masa sih ada flight dispactcher, ada pilot yang mau meng-airborne kan , mengangkasakan kapal udara montor mabur tanpa izin. Pesawat airline bila mengangkasa harus melalui tahapan, pengajuan flight pla ke briefing office ATC. Untuk airline, khusus untuk schedule flight bisa juga otomatis, repeated flight plan namanya. Biasanya diisi untuk semingu bahkan sebulan, tetapi yang insidentil misalnya penerbangan latihan ya kudu isi flight plan.Yang jelas untuk kepentingan extra flight, penerbangan tambahan sesuai kebutuhan masyarakat juga harus isi flight plan route. Permohonan izin terbang dengan menyebutkan nama jenis pesawat, nama pilot in command, route yang akan ditempuh, ketinggian jelajah terbang, kecepatan pesawat, bandara alternatif, BBM yang dibawa. Bahkan warna pesawat termasuk registrasi pesawat disebut.
Nah, bila sudah siap semua penumpang sudah boarding, semua dokumen yang disiapkan FOO (Flight Operation Officer) di accept dan di teken, pintu pesawat sudah ditutup dan dilaporkan CA Cabin Attendant atau pramugara / pramugari maka sesudah baca chekllist engine starting, menerima thumbs up dari petugas teknik darat, salah seorang pilot akan request start clearance. Biasanya ke ground control dengan menyebutkan parkiran posisi pesawat. Mulai dari sini saja bila bukan schedule flight, pilot sudah ditanya apa punya FA (Flight Approval). Bila tidak ada atau belum ada FA menunggu hingga lamaran kawin kuda ke kerbaupun gak bakal diizinkan start mesin.
Setelah mendapat izin start mesin, pilot akan minta pushback clearance, taxi clearance ke landasan pacu yang dioperasikan. Sambil taxiing, membawa pesawat keujung landasan pacu, ATC akan memberikan "ATC clearance " , setelah tinggal landas naik keketinggian tertentu belok kiri atau kanan lapor ke frequency sekian sekian dst.
Setelah dijelaskan tahap demi tahap maka bila sudah di cruising altitude 32.0 atau 32 ribu kaki AirAsia QZ 8501 dinyatakan tdak memiliki izin, astaga ini pernyataan kelas GOMBAL MUKIYO!
Bisa jadi pernyataan ini diucapkan oleh seseorang yang sama sekali tidak paham bahwa selain memiliki dan harus menerbangkan schedule regular flight, maskapai penerbangan juga diperbolehkan mengadakan penerbangan tambahan atau extra flight dengan mengisi formulir permintaan. Pengajuan extra flight ini diajukan kepada Dirjen Perhubungan Udara lewat salah satu direktorat di lingkungan Dirjen Perhubungan Udara . Bila di izinkan maka Maskapai penerbangan yang bersangkutan akan diberi FA / Flight Approval ! Extra Flight itu sudah ada sudah biasa dilakukan sesuai dengan kebutuhan /demand publik . Extra flight ini biasanya diajukan pada saat masa Liburan sekolah , masa sebelum dan sesudah Lebaran atau hari Natal atau Tahun Baru ! Atau mungkin saat dibutuhkan mengangkut rombongan tertentu , baik bagi kepentingan olahraga , kegiatan sosial maupun politik . Sudah pasti Maskapai Penerbangan akan melayani permintaan ini selama masih memiliki pesawat cadangan atau tidak akan menggangu penerbangan schedule raeguler !
Dan pasti tidak boleh dilupakan Bandara destination tujuan extra flight itu harus memberikan persetujuan, khusus QZ 8501 jelas pihak Singapura menyatakan telah memberikan Approvalnya, jadi "kumaha ieu" Kemenhub negara kita menyatakan bahwa QZ 8501 yang naas itu illegal. Malah dinyatakan ada kelainan penerapan atau kelainan interprestasi perizinan penerbangan ini, bahkan ada komentar : Singapura jangan ikut campur perhubungan udara Indonesia.
KESIMPULANNYA biar Pilot dan flight dispatcher, petugas briefing office tidak pinter pinter amat seperti Bapak Pejabat di Perhubungan Udara, ya gak dogol dogol amat merelease mengairborne pesawat tanpa FA.
Pilot ,Dispatcher FOO, ATC biar jelek-jelek juga hasil pendidikan resmi dan memiliki license walau tidak setingkat sarjana. Karena itu menghadapi ketidak rapian jalinan organisasi di Perhubungan udara beratsss juga tugas Menhub Pak Ignatius Jonan.
Masa sih pejabat setinggi Menhub harus menekankan perlunya briefing face to face antara Pilot dan petugas briefing office atau FOO. Hal "ini mah" sudah sangat amatsssss biasa, Cuma kaleee beda bahasa aza. Bagaimana Pilot/Crew bisa tahu pesawat apa yang akan dipakai, kemana route perjalanan, dengan siapa Captain - First Officer - Cabin Attendants akan terbang bila tidak menanyakan kepada FOO? Bagaimana Duty Crew akan tahu pesawat mana yang akan dipakai dan dimana parkirnya, memangnya pesawat dibawa pulang Pilot seperti bajay dibawa supir batangannya???
Ayam piaraan yang dilepas saja bila sudah menjelang magrib biasa pulang "ngampih" kekandang masing masing, masa sih crew sesuai SOP 1 jam sebelum ETD, lupa harus lapor kedatangannya dan isi absensi?, Tanya pesawat apa yang dipergunakan, posisi parkir, posisi jumlah penumpang atau tanya apa ada cargo khusus mulai dari peti jenazah, danger0us good, penumpang sakit dst. Pilot pasti tanya berapa fuel on board, FL, Weather enroute, weather destination, alternate airport, connecting flight yang harus ditunggu dan menunggu dst. Face to face! Tapi gak sampai jidat to jidat hahaha, Biasa itu mah Boss.
Memang soal weather biasa tanya seperlunya. Namanya juga perkiraan mana ada yang pas, dulu mending namanya ramalan cuaca mengandung sedikit mistik lha perkiraan susah dipercaya sepenuhnya, lagipula pengetahuan weather enroute Pilot pasti sudah paham dari tahun ke tahun misalnya pada bulan bulan seperti ini ya, musim penghujan sepanjang khatulistiwa awan awan kumpul "ngerumpi" arisan tahunan, yang gak kena giliran narik marah menjadi CB yang aktif buanget, Ya jangan diterabas, Menyingkir aza. Kalau perlu ya "balik kanan" terbang RTB, Walau jarang banget dilakukan oleh Pilot.
Diakhir tulisan ini kita berharap semoga evauasi kortban QZ 8501 akan berjalan lancar, semua korban dapat ditemukan dan diidentifikasi. Tuhan memberkati melindung semua petugas SAR serta menguatkan iman keluarga yang mengalami musibah. Amin !
----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar