SELAMA Perang Dunia II, penduduk laki-laki Amerika Serikat pergi ke medan perang. Sedangkan para perempuan bekerja di pabrik-pabrik, seperti pabrik galangan kapal, pabik baja, dan pabrik keretaapi. Mereka mengerjakan apa yang secara tradisional –sampai saat itu– dianggap sebagai "pekerjaan laki-laki."
Sebagai bentuk perhatian terhadap buruh perempuan, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat membentuk Biro Perempuan pada 1920. Biro ini bertugas merumuskan "standar dan kebijakan yang akan mempromosikan kesejahteraan upah-produktif perempuan, memperbaiki kondisi kerja, meningkatkan efisiensi, dan memperbesar peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang produktif."
Biro ini juga punya wewenang untuk menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan perempuan dalam industri dan melaporkan temuannya kepada Departemen Tenaga Kerja.
Para pejabat keselamatan memutuskan bahwa buruh perempuan membutuhkan lebih dari sekadar kacamata dan sarung tangan untuk melindungi mereka dari potensi cidera karena melakukan pekerjaan kasar. Karena itu, pejabat berwenang menyediakan perlengkapan kerja untuk keamanan alat vital perempuan, seperti payudara.
Kutang tersebut bernama Saf-t-Bra dirancang oleh Wilson Safety Products, sebuah perusahaan di Reading, Pennsylvania yang memproduksi peralatan keselamatan bagi buruh kasar.
"Saf-t-Bra memberikan perlindungan bagi payudara buruh perempuan di industri," tulis American Machinist, Vol. 87, 1943. "Bra ini terbuat dari plastik tahan lama yang elastis dan tersedia dalam tiga ukuran: kecil, menengah, dan besar masing-masing dengan ukuran 30-38, 39-44 dan 45-48."
Saf-t-Bra, yang terbuat dari plastik ringan ini, tulis Welding Engineer, Vol. 29, 1944, tak hanya mencegah cidera payudara tapi juga cidera kelenjar getah bening halus di bawah lengan. Kutang ini juga berventilasi agar tetap nyaman digunakan.
Caption by Historia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar