From: A.Syauqi Yahya
Lhhaa...njur Pak Jokowi sbg Presiden RI perane ng endi yaaa ......../kung
SELASA, 24 MARET 2015 | 15:27 WIB
Ada Peran Dominan JK dan Surya Paloh di Konflik Golkar

Wakil Presiden Jusuf Kalla. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh disebut berperan besar dalam pengakuan pemerintah terhadap kepengurusan Agung Laksono di Partai Golkar. Hal ini diakui Surya. "Saya juga berperan tapi sebagai sahabat," katanya, Kamis malam, 19 Maret 2015.
Setelah pemilihan presiden yang tak dimenangi calon dukungannya tahun lalu, Golkar terbelah menjadi dua kubu. Kepengurusan hasil Musyawarah Nasional Bali pimpinan Aburizal Bakrie berseberangan dengan kubu Musyawarah Nasional Jakarta pimpinan Agung Laksono. Mahkamah Partai, yang dibentuk untuk menyelesaikan konflik, oleh pemerintah dianggap memenangkan kubu Agung.
Berdasar keputusan Mahkamah Partai itu pula, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly mengeluarkan surat klarifikasi. Isinya, memerintahkan Agung membentuk kepengurusan. Pada Senin, 23 Maret 2015, Menteri Yasonna mengesahkan kepengurusan Agung.
Surya menjelaskan, sebelum Menteri Yasonna menerbitkan surat pengakuan atas kubu Agung, para petinggi partai koalisi pemerintah bertemu di rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, awal Maret lalu. "Setelah pertemuan itu, kami segera mengadakan pertemuan lagi," ujarnya.
Sejumlah sumber menyatakan Surya meminta Megawati agar memerintahkan Yasonna mendukung kepengurusan Agung. Namun, pada malam itu, Megawati disebut belum bisa diyakinkan meski Surya menjelaskan bahwa Golkar penting dipegang untuk mendukung pemerintahan.
Karena itu, Surya meminta bantuan Kalla untuk mendekati Megawati. Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menemui Megawati di Jalan Teuku Umar pada Senin malam, 9 Maret 2015.
Politikus lain menyebutkan Kalla membawa kartu truf yang bisa memantik amarah Megawati: Luhut Panjaitan. Kepala Kantor Staf Presiden ini disebutnya telah mengikat kesepakatan dengan kubu Aburizal. Megawati disebut tak menyukai Luhut.
Kalla juga disebut datang dengan membawa konsep surat persetujuan terhadap kepengurusan Golkar versi Agung. Konsep surat inilah yang harus diteken Menteri Yasonna.
Lobi Kalla manjur. Malam itu juga Megawati memanggil Yasonna ke Teuku Umar. Lalu Megawati meminta Yasonna mengesahkan kepengurusan Golkar versi Agung Laksono. Besoknya, Yasonna mengumumkan terbitnya surat penjelasan tentang kepengurusan ganda di Golkar dan menyatakan pemerintah mengakui Golkar kubu Agung Laksono.
SUNUDYANTORO | RUSMAN PARAQBUEQ | JOBPIE SUGIHARTO | REZA ADITYA | TIKA PRIMANDARI | IRA GUSLINA
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar