Selama sepuluh tahun terakhir, trenggiling telah menjadi hewan yang paling
banyak diperdagangkan secara ilegal. Total, ada lebih dari 1 juta
trenggiling yang diambil dari hutan Asia dan Afrika. Sisik trenggiling
dipercaya dapat memiliki manfaat medis dan digunakan dalam pengobatan
tradisional.
Sementara, daging trenggiling dijual secara ilegal untuk dimasak menjadi
sup. Sup trenggiling sendiri dikonsumsi oleh orang-orang karena alasan
budaya, spiritual, dan faktor sosial. Biasanya, sup trenggiling ini
disajikan sebagai makanan mewah oleh pebisnis atau politikus dalam rangka
memamerkan kekayaan. Selain itu, sup trenggiling juga menjadi cara untuk
membuat klien atau rekan kerja terkesan.
Di China, potret trenggiling yang dimasak menjadi sup dan disajikan saat
pesta diketahui pernah tersebar di media sosial. Pada tahun 2017 silam, sup
trenggiling diketahui menjadi sajian dalam sebuah perjamuan yang dihadiri
pebisnis Hong Kong dan pemerintah lokal China.
Kemudian pada tahun 2011, seorang pengguna Weibo di Shenzhen, provinsi
Guangdong juga pernah membagikan foto sup trenggiling dan nasi goreng
dengan darah trenggiling.
Menurut laman Vice, daging trenggiling memiliki bau yang tidak biasa yang
dapat memenuhi seluruh rumah. Untuk tekstur sendiri, dagingnya sama seperti
daging hewan pada umumnya. Warna daging trenggiling cenderung lebih gelap.
Tidak hanya itu, daging juga sedikit lengket dan memiliki tekstur seperti
benang.
Trenggiling sendiri sebenarnya merupakan mamalia yang dilindungi baik di
Asia maupun Afrika. Namun, setiap tahunnya, jumlah trenggiling terus
berkurang karena tingginya permintaan terhadap daging trenggiling di China
dan Vietnam.
Sent with AquaMail for Android
https://www.mobisystems.com/aqua-mail
Tidak ada komentar:
Posting Komentar