From: A.Syauqi Yahya
Jumat, 15/05/2015 15:49 WIB
Tantangan Memugar 'Maha Karya' Pasar Johar Agar Kualitas Tetap Terjaga
Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Pasar Johar dilihat dari atas (Dok Detikcom)
Semarang - Sepekan lalu, bangunan cagar budaya di Semarang Pasar Johar dilanda kebakaran dahsyat. Pasar yang merupakan maha karya arsitek Belanda, Ir Thomas Karsten itu pun diharapkan dipugar dengan kualitas yang sama.
Arsitek sekaligus tim ahli cagar budaya, Widya Wijayanti menegaskan memang sudah selayaknya pemugaran bangunan cagar budaya harus sesuai dengan desain asli. Selain itu bahan konstruksi termasuk beton bermutu K400 juga harus sama.
"Ya harus sama, beton juga sama. Itu jadi tantangan," kata Widya kepada detikcom awal pekan ini.
Pasca kebakaran, lanjut Widya, lebih dulu perlu ada identifikasi atau tes kekuatan bangunan walau masih terlihat kokoh berdiri. Berikutnya, tantangan bagi Pemerintah Kota Semarang untuk mengembalikan Pasar Johar seperti semula.
"Kalau bisa dicari blue print-nya. Kalau memang harus cari ke Belanda ya harus ke sana, atau cari sumber-sumber lain. Ini maha karya, lho," tegasnya.
Akibat kebakaran yang melahap Pasar Johar dan Yaik Permai, kios-kios tambahan di sekeliling pasar Johar hangus dan roboh, bangunan asli Pasar Johar pun justru terlihat.
"Kalau mau melihat bentuk asli Pasar Johar ya sekarang ini," tandas Widya.
Pasar Johar dirancang Karsten dengan memperhatikan beberapa hal termasuk kenyamanan dan antisipasi terjadinya kebakaran yaitu dengan memilih mutu beton yang kuat. Namun pemanfaatan Pasar Johar kurang baik dan terlihat semrawut dan padat.
"Belakangan Johar kurang nyaman karena pemanfaatan kurang baik dan kurang baik. Kepadatan terlalu tinggi. Ada penambahan ruang untuk disewakan, padahal merusak sirkulasi udara lepas," terangnya.
Menanggapi pemugaran Pasar Johar, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berjanji tidak akan merubah bentuk asli pasar yang dibangun tahun 1938 itu.
Bahkan Ganjar memiliki ide dengan meninggikan pasar Yaik Permai sehingga kios yang mengelilingi Pasar Johar bisa dihilangkan dan pedagangnya berjualan di Yaik Permai. Selain itu pengunjung pasar Yaik nantinya jadi bisa melihat Pasar Johar dari ketinggian.
"Yang bukan cagar budaya dibikin modern, jadi ada perpaduan antara heritage dan modern. Yang modern dibuat agak tinggian, jadi tidak suksukan (berdesakan) di heritage. Kita dorong, masukkan ke yang baru," kata Ganjar beberapa waktu lalu.
Pasar Johar dirancang Karsten tahun 1933 dan mulai dibangun tahun 1938. Bangunannya khas dengan struktur cendawan yaitu pilar berbentuk jamur yang menyangga atap. Sirkulasi udara dan jalan masuk cahaya matahari juga dipikirkan Karsten dengan membuat peninggi atap. Bahkan atap berbentu datar dan halus ternyata punya maksud agar tidak ada burung yang bersarang.
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar