9.30.2014

bukan salah saya




BUKAN SALAH SAYA
Seorang psikolog mengunjungi penjara bertanya kepada banyak napi, "Mengapa Anda berada di sini?" Ternyata, tidak sedikit napi yang melontarkan jawaban dengan nada membenarkan diri. Beberapa dalih disampaikan, seperti difitnah, tidak memiliki uang untuk membayar petugas, salah tangkap akibat kekeliruan identitas. Setelah melakukan serangkaian observasi, psikolog itu menyimpulkan bahwa banyak penghuni penjara yang merasa dirinya tidak bersalah. Sungguh ironis.

Gejala seperti itu bukan hanya berlaku pada para tahanan, tapi lazim menghinggapi kebanyakan manusia. Sikap tuding-menuding antara Adam dan Hawa ternyata terus berlanjut sampai sekarang dan, sungguh menyedihkan. Sejatinya, jika kita mau jujur, kita harus mengakui bahwa tidak ada sedikitpun manfaat dari berdalih dan memaparkan berbagai alasan untuk membenarkan diri. Dengan pembenaran diri mungkin kita berharap agar nama kita tetap baik, tetapi di sisi lain hal itu juga menjadikan kita orang yang keras hati, sulit untuk menerima nasihat dan kritik atas setiap kesalahan yang kita lakukan. Bahkan Tuhan pun akan sangat sulit untuk menegur kita melalui Firman-Nya jika kita selalu merasa diri kita paling benar.

Kesalahan itu wajar dan manusiawi. Selama kita masih hidup sebagai darah dan daging, kita akan melakukan kesalahan. Mengapa harus gengsi untuk mengakuinya? Mengapa harus repot memikirkan dalih atau alasan untuk membenarkan diri?
* * *
MEMBIASAKAN DIRI BERDALIH MENGERASKAN HATI, BELAJAR
MENGAKUI DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESALAHAN MELEMBUTKANNYA.

Senyum sejenak




Bang Ernez masuk ke kios Bu Lany untuk membeli seekor ayam.

Bang Ernez: "Bu, ayam betina satu bu, carikan ayam yg asal madura ya"

Bu Lany sambil berguman dalam hati
(macam2 aja nih pembeli)
menyodorkan seekor ayam
didekatnya.

Bang Ernez pun memeriksa dan menyodokan pantat si ayam pakai jari.                                   lalu berkata "bukan Bu, ini ayam asal Semarang, bukan Madura Bu"

Bu Lany lalu memberi ayam laen: "nih..."
Bang Ernez menyodok pantat ayam dengan jari sambil menyahut: "wah,
kalo ini seh asal jogja Bu"

Bu Lany mulai kesal, lalu memberi ayam warna merah.
Sekali lagi Bang Ernez sodok pantat ayam dan geleng kepala: "kalo ini mah asal Bandung Bu!!!"

Bu Lany Jengkel : "Pilih aja sendiri Pak..."
Bang Ernez pun menyodok smua pantat ayam betina yg ada dikios, "nda ada Bu... kalo itu Bu, ayam hitam yg lepas itu?? boleh aku lihat?"

Bu Lany terpaksa tangkap ayam tsb dan memberikannya kepada bang Ernez  sambil marah:"Bapak ini mau beli ayam atau apa sih? nih yang terakhir."

Bang Ernez pun menyodok pantat ayam:"nah, kalo ini asli Madura Bu.
Berapa harganya Bu?"

Karena Kesal, Bu Lany asal Jawab:"75
ribu" (padahal biasanya hanya 40 ribu).                  Bang Ernez menyodorkan uang 100 ribu: "jangan marah2 Bu, kalo layani konsumen, hehehe..."

Kalo ibu asalnya darimana Bu?" gombal si Bang Ernez...

dengan penuh omelan, Bu Lany menjawab:
"nih kembalian... nda usah banyak tanya"

Bang Ernez :"Yeh, Ibu kalo suka marah2 nti cpt tua loh... senyum donk....
"Asalnya dari mana Bu?, ayo dong Bu..."

Dgn menahan emosi, Bu Lany balik belakang, buka roknya dan berteriak:
"nih, sodok pantat gue dan cari aja
sendiri asal gue dari mana...!! =D =)) =D   Ħăª˚⌣˚Ħăª˚=D˚Ħăª˚⌣˚Ħăª˘ Ɯǩάº°˚  Ɯǩάº°

9.29.2014

Sak tenane aku ora ngapusi




Sewu Kuto

Sewu kuto uwis tak liwati
Sewu ati tak takoni
Nanging kabeh
Podo rangerteni
Lungamu neng endi
Pirang tahun aku nggoleki
Seprene durung biso nemoni

Wis tak coba
Nglaliake jenengmu
Soko atiku
Sak tenane aku ora ngapusi
Isih tresno sliramu

Umpamane kowe uwis mulyo
Lilo aku lilo
Yo mung siji dadi panyuwunku
Aku pengin ketemu
Senajan sak kedeping moto
Kanggo tombo kangen jroning dodo

Wis tak coba
Nglaliake jenengmu
Soko atiku
Sak tenane aku ora ngapusi
Isih tresno sliramu

Umpamane kowe uwis mulyo
Lilo aku lilo
Yo mung siji dadi panyuwunku
Aku pengin ketemu
Senajan wektumu mung sedhela
Tak nggo tombo kangen jroning dodo

Senajan sak kedeping moto
Tak nggo tombo kangen jroning dodo
Powered by Telkomsel BlackBerry®

--

Bak ABG Nongkrong di Pasar Santa




Tes 123


Minggu lalu, di sore hari, hujan membasahi bumi Jakarta. Walaupun mobil baru dicuci, titah pang-enam untuk mencari sate padang membuat kami bersiap meluncur ke Pasar Santa. Soalnya, memang di daerah kami (Grogol), jarang ada sate padang yang enak - paling lumayan adalah di Pasar Delapan Alam Sutera. Nah, tujuan kami tentu saja the crème de la crème, areh de la areh, Ajo Ramon (0852 1337 1999)!

Saya nyetir dengan santai dan benar saja, jalanan lumayan kosong di sore hari. Langit sudah mulai gelap ketika kami tiba di Pasar Santa. Astaga! Penuh amat parkirnya! Saya kaget juga. Segitu banyakkah orang yang makan sate padang? Kayanya dulu kok nggak rame begini?

Benar saja - tenda penuh sesak. Di luar hujan gerimis dan kok ya yang di dalam tenda masih ada yang merokok. Untungnya hujan reda sehingga kami memilih tempat diluar. Pemesanan agak ribet, pelayannya suka cuek, apalagi yang memesan encek2 botak dan galak kayak sayah! Memang, lagi penuh banget Ajo Ramon ini. Stok sate di gerobak yang menipis membuat saya kuatir. Akhirnya, ada juga satu Uda yang berbaik hati mendengar jeritan saya. Maka dipesanlah dua porsi sate - satu campur dan satu daging saja untuk pang-enam, dengan ketupat, dan dua porsi kerupuk jangek disiram kuah sate (bandrol total Rp 70.000,-).

Amboi! Pas hadir, betul-betul menuai selera. Hati yang kesal terpaksa duduk diluar dan lama menunggu pesanan tiba, akhirnya terhibur seketika. Sate padang adalah hidangan yang sangat sederhana, namun begitu kompleks persiapannya, bak proses Pilkada yang simpel namun menghebohkan seluruh rakyat Indonesia. Analisa sate padang bisa dari kualitas daging, bumbu pemanggangan, proses pemanggangan, kualitas ketupat, sampai kualitas kuah - dari viskositas, warna, aroma, dan tingkat kepedasan. Persis analisis viskositas oli mesin Formula Satu!

Sate Ajo Ramon tidak mengecewakan. Dagingnya mantap, seratnya kuat. Jeroannya pun terpanggang sempurna sehingga tidak bau, namun tidak terlalu lembek. Sedikit aroma smoky tersirat d setiap tusuknya. Kematangannya sempurna, kata Gordon Ramsay. Bumbunya pun pas, memberikan tendangan bumbu di setiap gigitannya. Kuahnya, buat saya juga pas - sedikit pedas namun tidak terlalu banyak. Viskositasnya lolos uji ketika diuji dengan 'Uji Colekan Kerupuk Rambak' - bahwa viskositas kuah sate dilarang menetes ketika disiuk dengan kerupuk rambak dengan kelengkungan 90 derajat dan tebal 0,75 cm! Mengepul panas, menghibur hati yang terpaksa makan dibawah sedikit rintik air hujan gerimis. Saya dari dulu paling suka sate lidahnya, tekstur unik dan aroma yang sempurna.

"Harnaz ya?" sapa sebuah suara. Eh, ternyata ada Maria, anggota JS (maria_dolora@yahoo.com) yang mengenali saya. Lumayan, selebriti kategori M alias Momod. Saya sudah melap kepala takut berkilat kalau2 diajak foto bersama kayak Pak Bondan, eh kok ajakan foto tak kunjung muncul. Yang ada kemudian malah ajakan ngopi. Ngopi? Di pasar begini, ngopi dimana?

"Temanku buka café untuk ngopi di Pasar Santa, yang lagi ngetop itu lho! Yuk mampir dulu..." kata Maria. Saya memang baru baca soal Kopi Pasar Santa di Koran. Kedai yang semula satu biji, konon kini jadi trend ngumpul anak muda. Pantesan parkiran rame, rupanya pada ngopi, bukan ke Ajo Ramon! Sayangnya, saya sudah memesan satu mangkok sekoteng yang sedang saya uyup. Untungnya, saya momod JS, dan sesuai pepatah Adi Taroepratjeka - kenyang is a state of mind! (Tidak berlaku untuk alcohol. Mabok, is not a state of mind, it's a state of truth!)

Kemudian, meluncurlah kami ke Pasar Santa. Karena ini di Selatan yang cukup jauh dari rumah saya, saya belum pernah menjelajahi pasar ini. Kami naik tangga ke lantai paling atas. Wow! Suasana langsung berubah. Alunan music lounge mengalun merdu. Kios-kios ditata cantik, dengan soft light yang menyinari papan nama. Desain tiap kios juga unik menarik, mengingatkan saya pada Pasar Asiatique di Bangkok. Wah, bagus juga!

Maria dan temannya Tyty, mengantar kami ke Gayobies Coffee (081281009371, http://www.gayobieskopi.com/). Kami disambut dengan ramah oleh Ibu Radiana, pemilik kios Gayobies ini. Lah ternyata Bu Radiana ini hadir waktu Halal Bihalal JS di Wiki Wiki Wok. Wah, sudah kenal rupanya! Ketika ditanya mau pesan apa, saya pura-pura berpikir sejenak biar dianggap  pinter, padahal buat saya yang bikin kopi enak adalah gulanya. Gak percaya? Coba minum kopi tanpa gula! Hehehe. Akhirnya saya memilih yang namanya agak canggih sedikit: V60 kopi gayo Arabica. Eh tapi, ketika dihidangkan, saya kok memilih meminum tanpa gula. Saya suka rasanya yang gurih (bandrol Rp 15.000,-). Lumayan juga! 

Baidewei busway, kedai Gayobies ini cantik bentuknya. Dindingnya seolah dijebol oleh Superman, dan di sisinya ada jendela terbuka dengan dekorasi bumbu-bumbu yang cantik. Suasananya pun nyaman. Kebetulan, saya sedang semangat ngobrol soal pasar-pasar tradisional yang semakin sepi. Apakah ini bentuk ideal pasar kita? Rupanya, tidak juga. "Pasar kan pagi, kalau kami mulai sore sampai malam" kata Bu Radiana. Jadi, keberadaan café di lantai atas saat ini hanya sebagai pemanfaatan ruangan yang kosong saja. Belum sampai pada peremajaan pasar atau mempopulerkan pasar untuk anak muda. "Sekarang lantai bawah pun diincar perusahaan besar untuk berdagang di Pasar Santa" kata Bu Radiana. "Apakah nantinya tempat ini akan dilahap juga oleh korporasi kuliner?" tanyanya. Waduh, berat juga ya, pikir saya, sambil menyeruput kopi terakhir. Ya, menurut saya, sama seperti setiap Mall yang punya manajemen, pasar juga ada - PD Pasar Jaya - yang bertugas mengatur alokasi lot pasar serta harganya, agar jangan sampai kacau dan merusak semangat yang awalnya baik.

Mudah-mudahan direktur PD Pasar Jaya bisa mendengar dan melaksanakan tugas dengan baik, agar pasar kita terus jaya. Eh baidewei transjakarta, apakah pimpinan PD Pasar Jaya juga dipilih oleh DPRD? Duh, saya sudah kebanyakan ngopi hari ini!

Makasih buat Maria yang sudah mengantar ke Gayobies!

Ajo Ramon - 0852 1337 1999
Gayobies Coffee (081281009371, http://www.gayobieskopi.com/)

Cheers,

Harnaz

9.27.2014

"The Way It Used To Be"




"The Way It Used To Be"

Lonely table just for one
In a bright and crowded room
While the music has begun
I drink to memories in the gloom
Though the music's still the same
It has a bittersweet refrain

So play the song the way it used to be
Before she left and changed it all to sadness
And maybe if she's passing by the window
She will hear our love song and the melody
And even if the words are not so tender
She will always remember the way it used to be

Friends stop by and say hello
And I laugh and hide the pain
It's quite easy to let go
Then the song begins again

So play the song the way it used to be
Before she left and changed it all to sadness
And maybe if she's passing by the window
She will hear our love song and the melody
And even if the words are not so tender
She will always remember the way it used to be

--

Omah tawon



Awan iku Sardot,Sodron lan
Mukri lagi ngarit suket Naliko
Sardot lan Sodron lagi ngobrol
masalah wedus. Ujug-ujung
Mukri mbengok
Mukri : Hoooi mreneo cah aku weruh omah tawon ki
Sardot+Sodron langsung
marani mukri
Sodron : endi kri omah tawone?
Mukri : kae nang wit pete cilik..
Sodron : (jupuk watu arep dibalang)
Sardot : wooi goblok..ojo mbok
balang omah tawone...mengko
tawone ngamuk...dientu p gundulmu kapok
Sodron : waah..bener kowe
dot...tawon kae biasane nguber
sing ganggu...trus piye dot??
Sardot : (mikir sedelo)...aku
duwe ide.. TUING..TUIING.. . Mukri : idemu opo dot..
Sardot : golek'o tali utowo
dadung sing dowo...cepet..
Sodron : kanggo opo dot..??
Sardot : wes to..mengko kowe
lak yo ngerti dewe... Mukri langsung mlayu mulih jupuk
dadung..
Mukri : nyooh doot dadunge...
Sardot : nah..dadung iki talekno
nang wit pete kae..trus awak'e
dewe ngumpet..mengko yen ono
wong lewat,,dadunge ditarik-
tarik..
Sodron : oh..iyo dot aku wes
paham... Akhire wong telu iku
ngumpet,karo nunggu yen ono wong lewat..Ndilalah Juminten bakul jamu gendong lewat..
Sardot : kae ono bakul jamu
lewat..siap2 ditarik dadunge..
Mukri : iyo dot..
Sardot : siaaap...1...2. ..3...TARIK2 KRI... "HURUGH..HURUGH .." (wit petene goyang2),,Sakna liko tawone ngamuk....
"wuing..wuiing. .,,THUEEENG... !!!!!!! (ngentup bokonge
juminten..)
Juminten :WUAADUOOHH.... .­ (kaget sampek jamune ambyar
trus mlayu karo cincing..
"Waxaxaxa.,.(sa rdot karo sodron guyu gulung2.,,mukri
guyu karo mancal2 wit kates
sampek katese jiblok..) Ora
suwe,,ono wong lewat maneh..
Sodron : eh..kae kang JATI lagi
mancal becak...ayo ditarik2 mneh..
Mukri : siaap...TARIIIK MAAANG... "HURUUGH...HURU UUGH.. Spontan tawone ngamuk
maneh....
"wuing...wuiiin g....THUEEEENG. ..... (ngentup irunge jati)
Jati : WUAADOOOHH..... !!!!! DJANCOOK.....!! !!!!!!! Mergo kaget,Jati sampek kecebur nang
kalen ketindihan becak...
"Bruakakakaaaaa ...."wong 3 iku guyu karo pancal2an.
Mukri : eh..kae kang Mudji
lewat numpak pit onthel..
Sardot : minggir2..yen iki
bageanku...siaa p...1...2...3.. . "Nyooh dji...rasakno saiki..."
"HURUUGGH...HUR UUGH...10 x.... Tawone langsung ngamuk
mneh... "THUEEENG...THU EENG...!!! (ngentup sirahe kang mudji)
Mudji : WUAADUOOH..,!!! ! (tibo jempalikan karo misuh2 nang
wayange)
Sardot : behaaahaahaahaa ..." rasakan pembalasanku dji..
(guyu karo mancal2 wit pelem
sampek ono sing jiblok)
"GEDEBUUK...(ni bani sardot) Sardot : aduuh...opo iki sing
ciblok..
Sodron : bentuk'e koyo duren
tapi kok alus..
Mukri : koyone aku pernah
weruh...tapi kok gedene sak duren yo...
Sardot : emange buah opo kri..
Mukri : iku dudu buah..tapi...
.
.
. .
. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
. ....OMAH TAWON DOOT... Sodron : doot..kri...kru ngu suoro pesawat ora.??
Sardot : iyo aku krungu..tapi
endi pesawate..
Mukri : HOOOI..IKU DUDU SUORO
PESAWAT..TAPI SUORO TAWON
SING LAGI NGAMUK..,AYOO KABUUR..
.
.
.
.
"THUEENG..THUEE NG.." Akhire wong 3 iku sekarat diajar tawon

--
--

The Music Played




The Music Played

An angry silence stayed where love had been
And in your eyes a look I've never seen
If I had found the words you might have stayed
But as I turned to speak the music played

As lovers danced their way around the floor
I suddenly watched you walk towards the door
I heard a friend of yours suggest you stay
And as you took his hand the music played

Across the darkened room the fatal signs I saw
We'd been something more than friends before
Well, I was hurting you by clinging to my pride
He had been waiting and I drove him to your side

I couldn't say the things I should have said
Refused to let my heart control my head
But I was made to see the price I paid
And as he held you close the music played
And as I lost your love the music played
Powered by Telkomsel BlackBerry®

--

Pilkada Beruk dan Kera


From: <syauqiyahya@gmail.com>


Pilkada Beruk dan Kera

12 September 2014 06:00 WIB



Nasihin Masha

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nasihin Masha

"Bertemu rasakan mabuk, bercerai rasakan muntah"

Pepatah Melayu ini sangat tepat menggambarkan perdebatan soal evaluasi pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung. Sebelum ini, DPR pernah mendapat tekanan publik untuk mengevaluasi tata cara pilkada. Ada banyak alasan.

Pertama, biaya yang dikeluarkan kandidat untuk memenangkan pemilihan bupati atau walikota bisa mencapai puluhan miliar. Ada yang relatif murah, sekitar Rp 9 miliar. Biaya itu untuk kampanye, membeli partai pengusung, menyuap pemilih, dan menyuap penyelenggara pilkada dengan segala ikutannya. Kedua, pilkada langsung mengajarkan rakyat untuk belajar politik transaksional. Politik wani piro, berani bayar berapa per pemilih. Pilkada menjadi arena perusakan masyarakat yang massif. Ketiga, pemenang pilkada harus mengembalikan biaya pemenangannya. Satu-satunya cara adalah dengan korupsi. Karena itu, secara kumulatif sejak reformasi setidaknya sudah 298 kepala daerah yang menjadi tersangka, terdakwa, dan terpidana kasus korupsi. Keempat, menimbulkan konflik sosial yang meretakkan masyarakat.

Puncak dari kekecewaan terhadap pilkada langsung itu adalah keputusan munas alim ulama dan konferensi besar PBNU pada 14-17 September 2012. Para ulama meminta agar pilkada langsung dihentikan. Namun saat itu, parlemen bergeming. Mereka tak menanggapinya. Kini, di periode akhir DPR 2009-2014, tiba-tiba parlemen akan menggolkan undang-undang yang menghentikan pilkada langsung menjadi lewat DPRD.

Media massa, para kepala daerah, dan sejumlah akademisi serta LSM mengecam keras rencana DPR tersebut. Ini semua karena momentum yang tak tepat, dan terutama karena motif yang tak tepat. Rencana penghapusan pilkada langsung ini masih bagian dari rentetan pilpres 2014. Fraksi-fraksi di DPR yang tergabung dalam koalisi pengusung Prabowo – Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, PAN, dan PPP – bersatu untuk rencana ini. Sedangkan fraksi-fraksi yang mengusung Jokowi – PDIP, PKB, dan Hanura – menolak penghapusan pilkada langsung. Ada kekhawatiran bahwa aturan itu hanya bagian dari perseteruan politik belaka. Jika koalisi pengusung Prabowo itu berhasil menggolkan aturan itu maka langkah selanjutnya adalah bagi-bagi jatah kepala daerah. Hal ini tentu saja mengancam 'kelancaran' pemerintah Jokowi nanti dalam melaksanakan programnya. Itulah kekhawatiran yang muncul.

Pada titik ini, perdebatan soal pilkada langsung atau lewat DPR menjadi tak sehat. Semua hanya bermuara pada pertimbangan praktis dan pragmatis. Padahal, sebelum ini, perdebatan soal ini sangat substantif dan akademik. Sehingga wajar pada saat itu, parlemen tak meresponsnya. Kita harus akui bahwa semenjak reformasi, bangsa ini seolah kehilangan wacana. Semua terhisap pada pertarungan perebutan kekuasaan dan perebutan kueh ekonomi belaka. Tak heran jika apa yang diteriakkan saat menumbangkan rezim Orde Baru, justru makin massif di era kini. Korupsi makin merata dan makin meraksaa. Nepotisme dan kolusi makin terang-terangan. Jika di masa lalu hanya ada satu dinasti, kini makin banyak dinasti.

Dalam sejarah Republik, kita pernah mengalami dua fase besar tentang susunan dan bentuk pemerintahan. Pertama, ketika negara kesatuan berubah menjadi negara federasi. Kedua, ketika negara demokrasi menjadi negara totaliter (demokrasi terpimpin). Lahirnya Republik Indonesia Serikat (RIS) yang federatif berakhir setelah M Natsir mengajukan Mosi Integral ke parlemen. Dalam pidato pengajuan mosi itu, 3 April 1950, Natsir mengatakan, "Kekacauan pikiran melumpuhkan jalannya usaha pembangunan kemakmuran rakyat." Sesuai hasil Konferensi Meja Bundar, Indonesia terbagi menjadi tiga negara. Namun kemudian mekar menjadi 16 negara bagian. Eksistensi Indonesia juga makin kehilangan relevansinya karena RIS mengakui Ratu Belanda sebagai pemimpin simbolik. Pesan Natsir tersebut menjadi inti kritik dan penolakan terhadap RIS: kekacauan pikiran membuat kita tak fokus untuk mengabdi pada rakyat.

Ujian negara kesatuan terjadi ketika pada 1959 Sukarno menerapkan demokrasi terpimpin. Karena itu, pada 1960, Hatta menulis sebuah buku semacam pamflet yang berjudul Demokrasi Kita. Artikel itu kemudian ditebitkan majalah Pandji Masjarakat yang dipimpin HAMKA. Namun kemudian majalah itu dibreidel dan artikel itu dilarang beredar. Dua tahun kemudian, HAMKA masuk penjara untuk kasus yang dicari-cari. Demokrasi Kita adalah kritik tajam terhadap demokrasi terpimpin. Dalam artikel itu, Hatta mencatat: "Demokrasi bisa tertindas sementara...tapi...ia akan muncul kembali dengan penuh keinsyafan...[karena] demokrasi di sini (Indonesia) berurat berakar di dalam pergaulan hiudp."

Perdebatan ihwal pilkada langsung atau lewat DPR adalah ''laksana menukar beruk dengan kera". Semua ada plus-munisnya. Yang berdebat pun tak sedang sungguh-sungguh berdebat. Mereka hanya sedang memperhitungkan kursi dan piring. Karena itu, saran Din Syamsuddin sangat tepat. Ketua Muhammadiyah itu berpendapat sebaiknya perdebatan soal ini ditunda. Tunggu sampai jelas mana beruk mana kancil. Sebagian ahli juga bersilang kata. Misalnya, ada yang bilang gubernur dipilih DPRD, tapi bupati dan wali kota dipilih langsung. Ada pula yang sebaliknya. Bupati dan wali kota dipilih DPRD, sedangkan gubernur dipilih langsung. Juga ada yang berpendapat semuanya dipilih langsung atau semuanya dipilih DPRD.

Perdebatan soal ini sebaiknya dimulai dari soal substansi otonomi daerah dan relasinya dengan negara kesatuan. Ini untuk menjaga kesatuan wilayah, ketahanan ekonomi, dan kemakmuran bersama. Kita juga harus mengkaji sejarah sosial kita. Soepomo, bapak negara integralistik Indonesia, saat berpidato di BPUPKI, menyatakan, "Sungguh benar, dasar dan bentuk susunan dari sesuatu negara itu berhubungan erat dengan riwayat hukum (rechtsgeschichte) dan lembaga sosial (sociale structuur) dari negara itu."

Dengan demikian, kita akan kembali pada pesan Sukarno saat pidato monumental pada 1 Juni 1945: "Kita hendak mendirikan suatu negara 'semua buat semua'. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan."

Inti dari kekacauan pilkada adalah soal korupsi, penegakan hukum, dan keteladanan serta efektivitas kepemimpinan. Sistem apapun akan rusak jika hal-hal itu absen.

Red: Maman Sudiaman

Demi Hubungan Baik ????


From: A.Syauqi Yahya


Hmmmm........../kung

Senin, 15/09/2014 15:28 WIB

Harapan PDIP untuk SBY: Dukung Pilkada Langsung atau Tarik RUU

Danu Damarjati - detikNews

FOKUS BERITA
Ramai-ramai Menolak 'Pilkada DPRD'
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menentukan sikap terkait RUU Pilkada yang kini sedang berproses di DPR. PDIP berharap SBY mau menarik usulannya pada RUU itu atau memberi dukungan terhadap Pilkada langsung.

"‎Kita serahkan keputusannya pada Pak SBY. Paling minim beliau menarik usulan pada RUU Pilkada. Tapi kita harap beliau justru menginstruksikan terutama kepada fraksi Partai Demokrat untuk mendukung Pilkada langsung," kata Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Achmad Basarah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (15/9/2014).

Menurut Basarah, saran presiden terpilih Joko Widodo ke SBY agar pemerintah menarik diri dari proses legislasi RUU itu merupakan usulan yang simpatik. Jika usulan itu diterima, tentu hubungan baik akan terjaga antara SBY dan Jokowi yang bakal jadi presiden kelak.‎

"‎Saya kira inilah momentum SBY memulai membuka hubungan baik yang konstruktif dengan Jokowi. Jika saran masukan Jokowi diterima, kemudian Presiden SBY menarik usulan RUU Pilkada, maka akan tumbuh sikap saling menghargai dan menghormati," ujar Basarah.

Panja RUU Pilkada mengupayakan RUU itu disahkan pada periode ini juga. Namun Jokowi meminta agar pemerintahan menarik usulannya dalam pembahasan RUU itu‎. Dengan demikian, RUU Pilkada tak jadi disahkan pada penghujung periode 2009-2014 ini.

"Pertama, kalau saya (minta) ditunda (pengesahan RUU Pilkada). Kedua, kalau bisa pemerintah tarik saja (usulan)," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta.‎

--

Luthfi Hasan Divonis 18 Tahun dan Dicabut Hak Politiknya, ini Reaksi PKS


From: 'suhardono'


Selasa, 16/09/2014 09:01 WIB
Luthfi Hasan Divonis 18 Tahun dan Dicabut Hak Politiknya, ini Reaksi PKS
Herianto Batubara - detikNews

Jakarta - Mahkamah Agung (MA) memberi vonis 18 tahun penjara dan pencabutan hak politik untuk mantan Presiden PKS Luthfi Hasan. Putusan itu lebih berat dari vonis di pengadilan tingkat pertama. Apa kata PKS soal vonis MA ini?

"Keputusan MA bagian dari proses penegakkan hukum. Harus dihormati," kata Kepala Humas PKS Mardani Alisera saat dikonfirmasi, Selasa (16/9/2014).

Menurut Mardani, pastinya langkah hukum selanjutnya akan dilakukan Luthfi. "Bagi Ustadz Luthfi ada hak PK," tambahnya.

PKS berharap Luthfi bisa bersabar dalam menjalani proses hukum ini. "Kami doakan yang terbaik untuk beliau," tutupnya.

Putusan MA atas Luthfi itu diambil pada Senin (15/9) dengan susunan majelis kasasi Artidjo Alkostar, M Askin, dan MS Lumme. Luthfi dinilai terbukti sebagai wakil rakyat menerima fee dalam proyek impor daging sapi.

--

Pembelaan


From: A.Syauqi Yahya


Ini Pembelaan Jokowi Soal Janji Kabinet Ramping

18 September 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kabinetnya mendatang akan terdiri dari 34 kementerian. Jumlah itu sama dengan jumlah kementerian saat ini. Lantas, apa yang membuat Jokowi tak jadi melakukan perampingan kabinet?

Menurut Jokowi menghapus kementerian  bukan urusan sepele. Sebab, kata dia, perlu waktu lama untuk penyesuaian ketika ada kementerian dihapus. Belum lagi jika muncul aksi unjuk rasa dari pihak yang tak setuju dengan penghapusan kementerian.

"Itu sudah pernah terjadi saat pemerintahan Gus Dur karena ada dua kementerian yang hilang. Itu perlu dua tahun. Seperti itu saya pelajari," katanya.

Jokowi mengatakan, jika perampingan kabinet dilakukan dengan alasan efisiensi sehingga harus menghapus sebuah kementerian, maka semua pegawai di kementerian tersebut akan kehilangan pekerjaan.

Sementara, jika melakukan penggabungan kementerian yang hilang hanya menterinya saja. Sementara staf-stafnya akan berpindah ke kementerian lain.

"Kalau begitu apa efisiensinya? Hanya menghapus menteri saja. Yang namanya efisiensi itu di bawah dan di atas terjadi pengurangan biaya aparatur," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, jumlah 34 kementerian yang akan dipakai di pemerintahannya mendatang juga bukan angka mati. Jika dalam perjalanannya ternyata ada kementerian yang tidak efisien, ujar dia, maka bisa saja dihapuskan.

Red: Hafidz Muftisany
Rep: Halimatus Sa'diyah

--

MP




HR : what is your name?
Muzo : MP sir

HR : In full please...
Muzo : Muzo Phiri

HR : your father's name?

Muzo : MP sir
HR : what does that mean?
Muzo : Melvin Phiri

HR : your native place?
Muzo : MP sir
HR : what's that?
Muzo : Muchinga Province

HR : what is your qualification?
Muzo : MP

HR : (angry😡) what is thaat?!!!
Muzo : Mathematics Professor

HR : so why do you need a job?
Muzo : it is because of MP sir

HR : meaning?
Muzo : Money Problems

HR : would you explain yourself and stop wasting my time? What's your personality like?
Muzo : MP sir..

HR : and what is that??
Muzo : Marvelous Personality

HR : I see... I will get back to you..
Muzo : sir, how was my MP sir?

HR : and what's that again?
Muzo : My Performance..

HR : I think u hv an MP..
Muzo : m.e.a.n.i.n.g?

HR : Mental Problem!!! 📢

Staf Khusus..... ...nggak nyambung !


From: A.Syauqi Yahya


Senin, 22/09/2014 14:44 WIB

Hakim Sindir Tugas Staf Khusus Menteri PDT yang Cuma Cari Brosur

Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - Staf khusus Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, Sabililah Ardi, jadi saksi di Pengadilan Tipikor. Jabatan serta tugas yang dilakukan Ardi mengundang sindiran dari majelis hakim.

Hal ini terjadi saat Ardi bersaksi untuk terdakwa Direktur PT Papua Indah Perkasa, Teddy Renyut di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Jaksel, Senin (22/9/2014).

Ardi duduk sebagai staf khusus Menteri PDT sejak November 2009. Dalam SK pengangkatan, Ardi bertugas memberi masukan atau saran kepada Helmy khususnya di bidang kerja sama luar negeri.

Ketua Majelis Artha Theresia sedikit penasaran dengan kemampuan Ardi mengingat latar belakang pendidikannya jurusan Informatika bidang bisnis administrasi. Artha ingin tahu apa-apa saja yang dilakukan Ardi selama ini.

"Tugas saya itu lebih banyak siapkan bahan, misalnya seperti brosur atau apa itu..," jawab Ardi.

"Ini kan nasihat saran dan pertimbangan. Masuk bikin brosur termasuk pertimbangan juga. Masuk di mana bikin brosur?" sindir Artha.

"Jadi men-transelate bahan-bahan," elak Ardi.

"Kalau gitu, tugas sama yang Anda lakukan nggak nyambung yah," sindir Artha lagi.

Dalam keterangannya, Ardi juga mengaku tidak sekali pun pernah memberikan saran kepada pejabat struktural Kementerian PDT. Tugas lainnya hanya mendampingi Helmy jika bertemu dengan perwakilan dari luar negeri.

Ardi dihadirkan sebagai saksi terkait Direktur PT Papua Indah Perkasa, Teddi Renyut, yang mengaku pernah memberikan uang Rp 290 juta ke dia. Uang itu untuk membayar tiket perjalanan rombongan kementerian ke Prancis, Maroko dan Yunani.

Teddi ditangkap KPK pada 26 Juli lalu setelah kedapatan menyerahkan uang SGD 100 ribu untuk Bupati Biak Numfor Yesaya Sombuk. Uang diberikan agar perusahaan Teddi mendapatkan proyek tanggul di Biak.

--

Kekuatan figur menjadi lebih kuat daripada kekutan sistem,


From: A.Syauqi Yahya



Senin, 22/09/2014 16:43 WIB

Untung Rugi Megawati Jadi Ketum PDIP Bagi Pemerintahan Jokowi

Danu Damarjati - detikNews

Jakarta - Presiden Terpilih Joko Widodo mengusulkan Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum PDIP lagi. Mengapa Jokowi mengusulkan Mega? Apa untung rugi kepemimipinan Megawati bagi pemerintahan Jokowi?

Analis politik dari Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, menuturkan Megawati lebih teruji untuk menghadapi situasi politik yang rawan turbulensi. Menurutnya, kerawanan politik saat masa peralihan PDIP menjadi partai penguasa, setelah sebelumnya menjadi oposisi, memang tak bisa dihindari.

"Mungkin di momen krusial seperti ini, PDIP tidak mau ambil risiko. Karena take off-nya Presiden Jokowi adalah tak off-nya PDIP juga sebagai the rulling party," kata Gun saat berbincang dengan detikcom, Senin (22/9/2014).

Sosok potensial Ketum seperti puteri Megawati sendiri, Puan Maharani, belum cukup pengalaman untuk mengatasi problem-problem di momen krusial yang mungkin dihadapi PDIP nanti.

"Pasti terjadi turbulensi yang membutuhkan daya tahan dan pengalaman. Dan daya tahan puan belum sampai pada taraf itu. Track paling bagus untuk Puan ya jadi pimpinan DPR dulu," sorot Gun.

Selain itu, keuntungan bagi PDIP jika Megawati menjadi Ketum lagi yakni PDIP tak akan kehilangan sosok solidarity maker yang menstabilkan kekuatan faksi-faksi dalam tubuh PDIP. "PDIP sangat stabil ketika Megawati menjadi figur utama," tilik Gun.

Dengan langgengnya kekuasaan Megawati, partai banteng moncong putih ini juga tak perlu pusing memikirkan kompetisi internal berebut kursi Ketua Umum Partai. Dengan demikian, PDIP bisa lebih berkonsentrasi mendukun pemerintahan Jokowi. Next »
Halaman 1 2 »

"Ini menjadi titik krusial bagi PDIP yang melakukan reposisi setelah 10 tahun berada di luar kekuasaan," kata Gun.

Mega juga dipandang sebagai sosok berpengalaman yang belum tergantikan di PDIP dalam berhubungan dengan partai lain. Sikap konsistennya yang terkadang 'saklek' atau kaku nyatanya mampu membuat PDIP bertahan sebagai oposisi selama 10 tahun, tanpa tergoda masuk pemerintahan.

"Kalau tidak ada Mega, bisa jadi PDIP sudah berada di dalam kekuasaan di waktu sebelumnya," kata Gun.

Namun ada pula kekurangan terlihat bila Megawati menjadi Ketum PDIP lagi. Partai ini tentu akan mendapat sorotan sebagai partai yang kurang sukses dalam hal regenerasi.

"Mega masih menjadi patron tunggal yang powerfull. Gejala ini kalau tidak diantisipasi maka bisa melahirkan batasan afiliatif: mereka mengalami kesulitan mencari figur lain yang paling tidak bisa mendekati figur utama. Kekuatan figur menjadi lebih kuat daripada kekutan sistem," tutur Gun mengamati

--

Data absensi bisa berubah setelah skorsing .......


From: A.Syauqi Yahya 



Kamis, 25/09/2014 14:20 WIB

Jelang Pengesahan RUU Pilkada, Paripurna Diskors Satu Jam

M Iqbal - detikNews

Jakarta - Rapat paripurna yang mengagendakan pengesahan 7 RUU hari ini, baru selesai mengesahkan 4 Rancangan Undang-undang (RUU). Pimpinan paripurna menskorsing rapat selama satu jam untuk pengesahan RUU lainnya, termasuk RUU Pilkada.

"Rapat kita skorsing sampai pukul 14.30 WIB," kata wakil ketua DPR Priyo Budi Santoso yang memimpin rapat paripurna sambil mengetuk palu di gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/9/2014). Rapat diskors pukul 13.30 WIB-14.30 WIB.

Sementara, paripurna yang berlangsung sejak pagi itu sudah berhasil mengesahkan sebanyak 4 Rancangan Undang-undang tanpa interupsi berarti dari anggota dewan.

Empat RUU yang sudah disahkan hari ini adalah RUU tentang Tenaga Kesehatan, RUU tentang Keperawatan, RUU tentang Jaminan Produk Halal, dan revisi UU Perlindungan Anak.

Dengan demikian, ada 3 RUU lain yang kebetulan ketiganya saling berkaitan dan belum disahkan. Yaitu RUU tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), RUU Administrasi Pemerintah dan RUU Pemerintahan Daerah.

‎Selain itu, ada 3 laporan kepada paripurna yang perlu persetujuan. Yaitu Laporan Timwas DPR tentang Perlindungan Tenaga Kerja, Laporan Komisi II tentang Rekomendasi Pembentukan Pansus Pemilu dan Laporan Komisi II tentang Peraturan DPR tentang Timwas Intelejen Negara.

‎Dalam laporan pimpinan Paripurna, rapat dihadiri 470 orang anggota dari 560 anggota DPR RI. Data absensi itu bisa berubah terutama dalam pengesahan 3 RUU yang akan dibahas setelah skorsing.


--

Tidak Puas !


From: A.Syauqi Yahya 


Ke depan, KPAI akan mengoptimalkan mekanisme pencegahan tindak kekerasan seksual terhadap anak, lalu pada efek jera kepada pelaku kejahatan seksual pada anak.

Ini pekarjaan yang sangat berat lhooo, mulai kapan njir bagaimana...

Uwis takon kuwi wae, nek kakeyan ndak diunekke koyo bareskrim....he x3 /kung

Jumat, 26/09/2014 20:04 WIB

KPAI Tidak Puas dengan Revisi UU Perlindungan Anak

Prins David Saut - detikNews

Jakarta - Rancangan Undang-undang tentang revisi Undang-undang (UU) No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak akhirnya disahkan oleh DPR RI. Atas putusan itu, KPAI mengaku tidak puas dengan beberapa isi UU tersebut.

"KPAI secara resmi mengusulkan hukuman diklasifikasi 3 level, yang paling tinggi hukuman mati bagi pelaku pelecehan seksual terhadap anak, kalau peristiwa itu menyebabkan anak trauma seumur hidup maka hukumannya seumur hidup, di luar itu pidana 20 tahun," ujar Ketua KPAI Asrorun Niam di Kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2014)

"Tapi ini proses politik, ya tentu kami tidak puas, ya tidak puas itu nggak mesti demo, tapi ketika kita tidak memperoleh seluruhnya tentu kita akan berjuang dengan tidak meninggalkan seluruhnya," tambahnya.

Ke depan, KPAI akan mengoptimalkan mekanisme pencegahan tindak kekerasan seksual terhadap anak, lalu pada efek jera kepada pelaku kejahatan seksual pada anak.

"Ini sudah diputuskan di DPR, kita dari awal karena memang urusan perlindungan anak itu wajib, sementara UU yang ada disusun sebelum ada otonomi daerah, artinya materi penting revisi UU ini mengakomodasi semangat otonomi daerah melindungi hak anak," jelasnya.

--

Mereka Mengkhianati SBY


From: A.Syauqi Yahya 


Jumat, 26/09/2014 19:42 WIB

Walk Out Demokrat, Gede Pasek: Mereka Mengkhianati SBY

http://m.detik.com/tv/readvideo/2014/09/26/194204/140926045/061009681/walk-out-demokrat-gede-pasek-mereka-mengkhianati-sby

Reporter: Ryan Achadiat
Kameramen: Ryan Achadiat
Views: 4
Rating: 
Kategori:
Politikus Partai Demokrat Gede Pasek Suardika menguangkapkan alasannya tidak melakukan walk out saat rapat paripurna pengesahan aturan Pilkada.

--

9.26.2014

Makanan



Hasilkulak seka fb :
Cewek : Aa kalo makanan, makanan apa yang Aa suka ?
Cowok : Aa paling suka KOL, tau kan KOL ?
Cewek : oh, ya tau A sayuran kan ? kenapa suka KOL A ?
Cowok : iya, soalnya KOLah satu-satunya yang ada di hatiku
Cewek : wakakaka *guling2 di atas pasir*
Cowok : Kalo Neng suka makanan Apa ?
Cewek : Neng paling suka BURGER A :)
Cowok : lho, kenapa ?
Cewek : iya, soalnya kalo deket AA hatiku BURGERtar mulu nih !
Cowok : haaa ? ciyuss ? enelan ? miee apah ?
Cewek : mieeeaaaowww

--

Kunyit




20 Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan

Oleh: Ucu Sutarsa | 28 December 2012 | 13:45 WIB

Sifat-sifat pengobatan dari bumbu satu ini telah menampakkan dirinya secara perlahan selama berabad-abad.

Sudah lama dikenal akan sifat-sifat anti-peradangannya, penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa kunyit itu adalah suatu keajaiban alam, terbukti bermanfaat dalam perawatan berbagai penyakit, mulai dari kanker sampai penyakit Alzheimer.

Berikut ini 20 alasan untuk menambahkan kunyit ke dalam diet anda:

1. Kunyit adalah agent anti septik dan anti bakteri natural, bermanfaat dalam membasmi kuman akibat luka gores dan terbakar.

2. Saat dikombinasikan dengan kembang kol, kunyit telah terbukti mampu mencegah kanker prostat dan menghentikan pertumbuhan kanker prostat yang sudah ada.

3. Mencegah kanker payudara agar tidak menyebar ke paru-paru pada tikus.

4. Mungkin mampu mencegah melanoma dan menyebabkan cell-cell melanoma yang sudah ada untuk melakukan bunuh diri.

5. Mengurangi resiko leukemia pada masa kanak-kanak.

6. Kunyit adalah suatu detoxifier natural untuk liver.

7. Mungkin mencegah dan memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer dengan cara menghilangkan amyloyd plaque yang menumpuk di otak.

8. Mungkin mencegah metastases agar tidak kambuh dalam berbagai bentuk kanker.

9. Kunyit adalah suatu anti-peradangan natural yang ampuh yang bekerja sama baiknya dengan obat-obatan anti-peradangan tapi tanpa efek samping.

10. Telah menampakkan harapan dalam memperlambat perkembangan dari multiple sclerosis pada tikus.

11. Kunyit adalah suatu painkiller dan cox-2 inhibitor natural.

12. Mungkin membantu dalam metabolisme lemak dan membantu dalam manajemen berat badan.

13. Telah lama di gunakan dalam pengobatan China sebagai suatu perawatan untuk depresi.

14. Karena sifat-sifat anti-peradangannya, kunyit adalah suatu perawatan natural untuk arthritis dan rheumatoid arthritis.

15. Meningkatkan efek-efek dari chemo drug paclitaxel dan mengurangi efek-efek sampingnya.

16. Berbagai studi sedang dilakukan mengenai efek-efek kunyit terhadap kanker pancreatic.

17. Sedang dilakukan berbagai studi mengenai efek-efek kunyit pada multiple myeloma.

18. Telah terbukti mampu menghentikan pertumbuhan saluran-saluran darah baru pada tumor-tumor.

19. Mempercepat penyembuhan luka dan membantu dalam memperbaiki kerusakan kulit.

20. Mungkin membantu dalam perawatan psoriasis dan kondisi-kondisi peradangan kulit lainnya.

Kontra indikasi: Kunyit seharusnya tidak digunakan oleh penderita batu empedu atau bile obstruction. Meski kunyit sering digunakan oleh wanita hamil, tapi penting untuk berkonsultasi dulu dengan seorang dokter sebelum menggunakannya karena kunyit bisa menjadi suatu uterine stimulant.


9.24.2014

Mbang nyenyet..




Alkisah di sebuah Pondok Pesantren

Santri Qomar  menyembunyikan sepasang sandal Pak Kyai.

Pak Kyai :"Anak-anak, liat sandal abah tidak ?"

Qomar : "Di sembunyiin Weti, Bah,,, anak santri putri."

Pak Kyai : "Qomar tolong ambilkan ke sebelah !"

Si Qomar Langsung bergegas menemui Weti di aula sebelah.

Qomar :"Aku disuruh Abah nyium km, boleh ga ?"

Weti  : "Ga boleh!!."

Qomar (sambiL berteriak) : "Ga boleh Bah. . ."

Pak Kyai (langsung teriak juga) : "Kasih dong Weti. . ."

Qomar : "Tuh denger sendiri kan ?"

Si Weti pun memberikan pipi kanannya.

Qomar : "Yang kirinya dong. . . ? !"

Weti : "Ga boleh!!."

Qomar (berteriak lagi ) : "Yang satunya ga boleh Bah. . ."

Pak Kyai : "Kasih semuanya aja dong Weti. . . ! ! !"

Weti : "Nih, sekalian sama bibirnya biar km ga teriak minta Lagi. . ."

Qomar : "ALHAMDULILLAH yaah sesuatuu. . . .


Bupati yang Sedih krn Warganya Miskin




Senin, 22/09/2014 12:21 WIB

Bupati Biak Numfor yang Sedih karena Warganya Miskin Tapi Rutin Main Golf

Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - Bupati Biak Numfor Papua Yesaya Sombuk diperiksa sebagai terdakwa dalam perkara dugaan suap proyek Pembangunan Talut di Kabupaten Biak. Banyak keterangan Yesaya yang mengundang senyum sinis dari majelis hakim.

Yesaya yang baru menjabat beberapa bulan ini memang diciduk KPK pada Juni 2014 lalu. Dia ditangkap karena menerima uang SGD 100 ribu dari Direktur PT Papua Indah Perkasa, Teddy Renyut.

Awalnya Yesaya mengaku meminjam uang sebanyak itu untuk berbagai keperluan. Dia membantah uang itu berkaitan dengan proyek.

Lucunya dia mengaku akan mengembalikan uang tersebut kepada Teddy. Padahal, Yesaya juga mengaku hanya bergaji Rp 6 juta perbulan.

"Di dalam perjalanan, saya bekerja saya bisa kumpul untuk mengembalikan," jelas Yesaya di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Jaksel, Senin (22/9/2014).

Dalam keterangannya, Yesaya juga mengaku selama ini tinggal di rumah kontrakan, bukan rumah dinas. Yesaya merasa miris karena banyak warga Biak yang masih miskin.

Namun di satu sisi, Yesaya mengaku rutin bermain golf. Karena tidak ada lapangan golf di Biak, terkadang Yesaya pergi ke Papua atau bahkan ke Jakarta untuk sekadar bermain.

"Saya ini atlit golf dari Papua," jelas Yesaya yang memiliki empat buah BlackBerry ini

Stik golf yang dia punya diakui bukan yang mahal. Terkadang dia juga mendapat 'hibah' stik golf dari pejabat Papua. Ketua Majelis Artha Theresia meminta agar Yesaya mau menghentikan kebiasaan olahraga mewahnya itu.

--

Inilah Indonesia




Selasa, 23 September 2014 | 12:46 WIB

KENDARI, KOMPAS.com - Jayus (50), Kepala bidang Perundang-undangan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kendari, Selasa (23/9/2014) meninggal saat melakukan penertiban pedagang di Pasar Sentral Kolaka.

Ia tewas setelah sebelumnya menghindar dari kejaran ratusan pedagang pasar sentral yang menolak penertiban tersebut. Jayus jatuh tersungkur, dan diduga sudah tak bernyawa. Saat itu diketahui, Jayus berusaha lari hingga ke Pangkalan Operasi Militer Angkatan Laut (Pomal) Kendari, yang berdekatan dengan pasar sentral.

"Kami tiba pukul 09.00 wita di pasar sudah dikepung, mereka (pedagang) langsung mengejar. Jadi kita selamatkan diri mi, tiba-tiba saya dengar Pak Jayus dilarikan ke rumah sakit dan sudah meninggal," ungkap Asri Bina, Kepala bidang Penertiban di Rumah Sakit Santa Ana Kendari, Selasa (23/9/2014) siang.

Proses penertiban pedagang di Pasar Sentral Kendari, kata Asri, berlangsung cepat dan tidak menyangka akan berakhir tragis. Para pedagang yang turun dari lantai atas, langsung memburu dan melempari anggota Satpol PP dengan batu.

"Tidak ada firasat akan seperti ini kejadiannya, kami sudah melakukan penertiban sejak tiga pekan lalu. Kita melaksanakan perintah Wali Kota untuk menertibkan pedagang sayur yang masih berjualan di parkiran pasar," ungkap dia.

Sementara itu, puluhan keluarga dan rekan Jayus terlihat memadati RS Santa Ana Kendari. Istri korban terlihat pingsan, ketika menyaksikan suaminya sudah tak bernyawa di ruang UGD.

Dokter Tisah yang melakukan pemeriksaan mengatakan, Jayus tiba di ruangan UGD sudah tak bernyawa lagi. Di bawah kelopak mata kiri Jayus, terdapat sedikit goresan. "Korban tiba pukul 09.47 dan saya periksa sudah tidak bernafas lagi. Kemungkinan dia meninggalkan di jalan menuju rumah sakit, karena anggota TNI AL yang bawa korban melihat busa keluar dari mulutnya dan ngompol di tempat ia jatuh," tutur Tisah.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

--

Jokowi Enak


From: A.Syauqi Yahya



SELASA, 23 SEPTEMBER 2014 | 05:44 WIB

Gamawan: RUU Pemda Disahkan, Jokowi Enak

TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan Rancangan Undang-Undang Pemerintahan Daerah yang disahkan pada Selasa, 23 September 2014, memudahkan pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo. Sebabnya, beleid itu menertibkan penyelenggaraan pemerintah daerah dan hubungannya dengan pemerintah pusat. (Baca: Gamawan Ingin RUU Pilkada Segera Disahkan)

RUU Pemda memperkuat kewenangan pemerintah provinsi sebagai wakil pemerintah pusat. Bahkan, gubernur berwenang memberikan sanksi bagi kepala daerah yang tak tertib. Misalnya antara lain, tidak datang rapat, ke luar daerah tanpa izin. Sanksi terberat adalah pemberhentian tetap. "Sekarang sudah tegas, enak Pak Jokowi nanti. Selama ini kita terkendala di situ," kata Gamawan di kantornya, Senin, 22 September 2014.

Selain tak tertib, dalam RUU Pemda, kepala daerah yang merangkap jabatan ketua partai juga diancam diberhentikan tetap. Menurut Gamawan, jabatan ketua partai yang dimaksud tidak hanya sebagai ketua umum partai, tetapi secara struktural sebagai ketua pimpinan partai di daerah tempat yang bersangkutan menjabat. "Misalnya ketua dewan pimpinan cabang atau ketua dewan pimpinan daerah,"katanya.

Sanksi pemberhentian tetap tidak secara langsung diberlakukan. Sebelumnya, kepala daerah tersebut akan diberikan teguran tertulis. Jika tidak ada perubahan, yang bersangkutan diwajibkan mengikuti program pembinaan khusus atau orientasi selama tiga bulan di Kemendagri. Jika masih tidak ada perubahan, sanksi pemberhentian baru dikeluarkan.

Undang-Undang Pemerintahan Daerah merupakan salah satu turunan dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Aturan lainnya adalah UU Desa dan RUU Pemilihan Kepala Daerah. "Dengan UU Pemda ini jadi lebih tertib. Selama ini susah sekali memberikan sanksi kepala daerah," ujar Gamawan.

--

9.23.2014

Adi




SENIN, 22 SEPTEMBER 2014

Adi

Laki-laki tua yang jangkung dan bermuka keras itu, yang hidup dengan seekor monyet kecil di sebuah gubuk, bercerita dengan suara yang masih ganas tentang bagaimana ia membunuh. "Aku tebas buah dada perempuan itu; dari akar putingnya mengalir air susu. Lalu aku potong lehernya...."
Dokumentasi tentang kekejaman di Indonesia sekitar 1965 bertambah-dan bisa bertambah. The Look of Silence, film baru Joshua Oppenheimer, semacam sambungan dari filmnya yang terdahulu, The Act of Killing, kini sudah beredar secara terbatas. Dalam rekaman seperti yang saya kutip, dari ingatan, Oppenheimer menunjukkan keunggulannya sebagai pembuat film dokumenter dan keunggulan seseorang yang datang mengusik hati kita dengan pertanyaan.
Tentu ia bukan orang pertama dalam perkara ini. Pada Agustus 1969, majalah Horison memuat tulisan Usamah, "Perang dan Kemanusiaan". Tulisan ini, nonfiksi, begitu menarik perhatian hingga diterjemahkan ke dalam jurnal akademik Indonesia dari Cornell University. Di dalamnya kita baca kesaksian seorang muda, penulis yang antikomunis, yang dengan hati terbelah terlibat dalam penangkapan, penyekapan, dan pembunuhan orang-orang yang dituduh komunis-termasuk teman-temannya.
Buat menerbitkan kesaksian seperti ini ketika "Orde Baru" mulai efektif perlu keberanian tersendiri. Tapi waktu itu Horison tampak ingin membuka pintu Indonesia yang luas. Di sana pula terbit cerita pendek Umar Kayam, "Musim Gugur Kembali di Connecticut", yang dengan kalimat-kalimat pendek dan tenang menyentuh hati: seorang intelektual kiri yang tak berbuat apa-apa dibunuh dalam pembasmian yang meluas di tahun 1960-an itu.
Sastra Indonesia tampaknya medium yang memulai pengungkapan sejarah yang tragis setengah abad yang lalu itu: ada novel Yudhistira A.N.M. Massardi Mencoba Tidak Menyerah, trilogi Ahmad Tohari, dan kemudian, dua tahun lalu, Pulang Leila S. Chudori dan Amba Laksmi Pamuntjak. Luar sastra menyusul: majalah Tempo 1-7 Oktober 2012 merekam pertemuan dengan para pelaku pembantaian....
Bahwa The Act of Killing yang paling menyentak kita, mudah dipahami: film selalu lebih menjangkau orang banyak, dan sebuah film dokumenter tentang sejarah yang setengah terpendam selalu mengejutkan, apalagi datang dari luar. Maka The Act of Killing lebih menarik perhatian ketimbang Sang Penari, film Indonesia pertama yang, berdasarkan fiksi Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk, menampilkan kekerasan "anti-gestapu" tahun 1960-an.
The Look of Silence agaknya tak akan kalah kontroversial ketimbang pendahulunya-dan bagi saya lebih menggugah.
Kebuasan yang digambarkannya di Deli Serdang, Sumatera Utara, tidak hanya dilakukan satu orang. Berbeda dengan The Act of Killing, ia tak diselingi khayal surealistis dengan humor yang seram dan potret-potret preman hari ini; dalam The Look of Silence tak ada permainan antara imajinasi dan rekonstruksi. Bahan utamanya wawancara, praktis tanpa intermezo. Kata-kata terus terang, telanjang, brutal.
Sepasang laki-laki tua mendemonstrasikan bagaimana mereka, hampir setengah abad yang lalu itu, mengerat kemaluan korbannya dari pantat, sebelum menikam merihnya dan menyepak tubuhnya ke sungai. "Aku minum darah orang yang aku potong," kata seseorang yang lain, "agar aku tidak gila." Darah manusia manis-manis asam, katanya dengan muka yang selalu tegang. "Aku minum dua gelas. Kuambil dari bagian tenggorokan."
Di manakah selama ini bagian yang terpendam, ganas, dan merisaukan dari sejarah Indonesia ini? Malukah kita mengakuinya? Atau takut? Atau tak tahu? Atau tak peduli?
Tokoh di pusat The Look of Silence adalah Adi. Di masa penuh darah itu kakaknya, Ramli, ditangkap dan dibantai dengan bengis. Adi, yang lahir setelah pembunuhan itu, hanya mendapat ceritanya dari ibunya yang masih menyimpan dendam yang getir. Pada suatu hari Adi melihat rekaman pengakuan dua laki-laki yang membunuh orang-orang komunis. Kita tak tahu bagaimana ia mendapatkan video itu, tapi sejak itu laki-laki itu pun mencari jawab, menemui orang yang terlibat-dan tak mendapatkan apa-apa, selain kisah kebiadaban yang dilakukan sesamanya.
Adi, seperti kita, menuntut penyesalan para pembunuh. Tapi sia-sia. Dan itulah yang merisaukan. Bagi kita kekejaman mereka secara universal patut dikutuk, tapi jangan-jangan antara kita dan mereka tak ada dasar bersama untuk menuntut sesal. Jangan-jangan apa yang biadab, apa yang beradab, ada di kepala dengan dunia masing-masing.
Film ini tentu tak bertolak dari asumsi itu. Bagi Adi dan Oppenheimer, kebuasan itu sangat terbuka, sangat terang-benderang, buat dihakimi. Tapi tampaknya tak segampang itu. Ada dunia lain yang belum tertembus.
The Look of Silence amat kuat berbicara tentang apa, kapan, dan bagaimana. Tapi film ini tak cukup menggambarkan mengapa dan siapa. Tak banyak informasi tentang latar sosial Adi dan Ramli. Penonton yang berbahasa Jawa akan tahu, orang tua Adi datang dari Jawa, tapi justru akan bertanya mengapa mereka hidup di Deli Serdang dan apa yang mereka lakukan. Apa yang Ramli lakukan? Adakah ia seorang aktivis komunis-dan apa artinya itu bagi para pembunuhnya: bagaimana genealogi kebuasan itu? Dari mana datangnya? Hanya karena perintah dan propaganda aparat kekuasaan? Mungkinkah laku yang sekeji itu-yang terus mereka banggakan-terbit tanpa kebencian yang bersemai dalam pribadi dan tubuh sosial?
Hari-hari ini kebencian masih berkecamuk dan kita tak tahu kenapa, kebiadaban masih dibanggakan dan kita tak tahu apa sebabnya. The Look of Silence akan berjasa besar jika bersamanya kita ingat, ada pertanyaan yang gawat dan belum terjawab itu. Tak hanya di Indonesia.

Goenawan Mohamad

Kabinet





MINGGU, 21 SEPTEMBER 2014 | 00:37 WIB

Kabinet

Putu Setia
Kaget juga saya ketika dipanggil Romo Imam untuk membicarakan masalah pekerjaan. Mau bekerja apa lagi sudah tua begini? Ternyata yang dimaksudkan adalah rencana anaknya yang akan membuat percetakan kecil-kecilan dan pembuatan papan nama. "Begitu Jokowi dilantik sebagai presiden, usaha ini akan kebanjiran order," kata Romo.
Saya biarkan Romo menjelaskan lebih gamblang. "Jokowi sudah mengumumkan struktur kabinetnya. Beberapa kementerian berganti nama dan ada kementerian baru. Semua ini mempengaruhi hal-hal kecil tetapi besar biayanya. Papan nama semua sekolah berganti huruf. Dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Di Bali ada dua ribuan desa, kalau di setiap desa ada tiga sekolah dasar, itu sudah berapa ribu papan nama berganti."
"Tapi kan tak harus ganti, Romo, tinggal dihapus dan ditulis ulang," kata saya seadanya. Romo tertawa: "Papan namanya sudah rusak terlalu sering diganti. Dulu Departemen Pendidikan Nasional, lalu Kementerian Pendidikan Nasional, terus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan."
Saya baru sadar ada hal sepele begini. "Surat-menyurat pasti diganti pula. Kop surat, amplop, map, kuitansi, juga kartu nama para guru," kata Romo. "Cetak-mencetak yang kecil ini tak praktis di percetakan besar. Pasti yang dicari percetakan dengan mesin kecil. Ini baru satu kementerian. Belum lagi kementerian baru seperti Kementerian Agraria. Berapa juta brosur akta transaksi tanah harus dibuat ulang untuk mengganti Badan Pertanahan Negara menjadi Kementerian Agraria. Wow, bisnis yang menguntungkan."
"Apakah Jokowi tak menghitung biaya ini?" saya bertanya. Romo menjawab, "Saya kira Jokowi terlalu idealis sehingga lupa hal-hal kecil. Bahkan dia juga lupa betapa sulitnya menyusun kabinet dalam sistem politik di Indonesia di mana partai-partai berjuang untuk kekuasaan dan bukan berjuang untuk kesejahteraan rakyat. Jokowi boleh berkata: jangan pisahkan saya dari rakyat, akan menjadi presiden rakyat dan seterusnya. Tapi kenyataan yang sudah dan akan dia hadapi lain. Dia adalah presidennya partai, karena partai yang mendukungnya dan partai pula yang menentukan apakah programnya untuk rakyat berjalan atau tidak. Parlemen itu kan perpanjangan partai."
Karena Romo sudah "berpolitik", saya lebih baik diam. "Jokowi merampingkan kabinet saja gagal. Koalisi tanpa syarat juga gagal karena partai sudah dijatah 16 menteri. Rangkap jabatan menteri dengan pengurus partai pun bisa gagal. Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani sudah jelas menolak. Mau melawan Muhaimin ya pasti riskan, kalau dia ngambek, kekuatan Jokowi di parlemen makin ambruk. Justru Jokowi harus merangkul partai di seberang untuk memperkuat parlemen dan untuk itu iming-imingnya apalagi kalau bukan kursi menteri. Bagaimana bisa bilang tanpa syarat? Di negeri ini, syarat dan ketentuan berlaku."
Romo tertawa dan saya hanya tersenyum. "Jokowi lebih baik bicara soal penghematan yang riil. Misal, enggak usah beli mobil baru untuk menteri, memangkas perjalanan dinas dan rapat menteri. Iritlah bicara soal figur menteri, nanti bisa jadi bumerang. Untuk bicara profesional pun saya pikir tak usah diteruskan. Kriterianya sulit. Ada bankir sukses ternyata insinyur elektro. Ada wartawan profesional ternyata lulusan institut pertanian dengan skripsi tahi kambing untuk pupuk. Apalagi profesional partai, ini istilah mengada-ada. Jokowi lebih baik membangun komunikasi dibanding terjebak istilah-istilah sesaat."
Saya terus diam dan menduga Romo lupa kenapa saya datang.

--

Making Love




One day in a classroom.                                                    Teacher : "What is the opposite of laughing?
Student : "Making Love".                                                                                            Teacher : "What? why is that?"
Student : "Laughing is HA... HA... HA... but making love is AH... AH... AH...
Curiously, the teacher ask another question: "What is the opposite of crying?                                                                                                 Student : "Still Making Love madam"
Teacher : "Now will you explain why you keep answering with that again?"
Student : "Crying is HU... HU... HU... but making love is UH... UH... UH...
Anxiously, the Teacher ask another question: "What is the opposite of Santa Claus? The same student : "Still Making Love madam...                               Teacher : "What a bloody nasty kid... now tell me what your reason is?"
Student : "When santa came up, he always say HO... HO... HO... but making love is OH... OH... Oh -J :p.

 Good Morning  Amigos.....

9.22.2014

Fwd: [FA Gladiool] TKW Dpajang Di Etalase

\
From: A.Syauqi Yahya

Minggu, 21/09/2014 18:16 WIB

TKW Indonesia Diperjual Belikan di Perbatasan Uni Emirat Arab - Oman

M Aji Surya - detikNews

 TKW yang Dipajang di Etalase (Foto : Aji Surya)
Jakarta - Siapapun anak bangsa Indonesia yang melihat pasti mengelus dada, apabila mereka mendapati Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia ini berada di dalam etalase dan diperjualbelikan oleh orang Arab. Mereka berkumpul bersama perempuan-perempuan muda dari India, Bangladesh dan Etiophia.

Selidik punya selidik, mereka adalah para TKW ilegal yang sedang dipajang untuk dijajakan kepada pelanggan. Harga mereka tentu sesuai hasil negosiasi. Calon majikan bisa merogoh kocek sampai Rp 50 -Rp 60 juta agar bisa membawa pulang para pembantu asal Indonesia untuk dipekerjakan.

Di kota Al-Ain, perbatasan antara Uni Emirat Arab (UAE) dan Oman, perdagangan pembantu rumah tangga sangat marak. Seperti terlihat pada Minggu (21/9/2014) ada sekitar 30 kios ukuran 4X5 meter yang memanjang calon pembantu tersebut. Mereka dijual layaknya barang dagangan.

Lien, warga Philipina yang juga pegawai salah satu kios mengatakan bahwa TKW Indonesia sangat diminati. Penjualannya lebih laris manis dibanding negara lain.

"Sayang saat ini sudah susah dapatnya," ujarnya polos.

Sekarang, TKW ilegal Indonesia sering menjadi rebutan bagi calon majikan dari UAE, Oman atau Bahrain. Mereka berani memberi gaji hingga 400 dolar per bulannya. Sementara itu, sang penjual bisa meraup sampai 3000 dolar untuk sekali transaksi.

"Kalau pas ramai, sehari bisa jual 20an pembantu," tambah Lien

-- 

9.20.2014

Dibubarkan Saja ??




Merasa Tak Dianggap, Komisioner Minta Kompolnas Dibubarkan Saja

DIAN MAHARANI
Syamsul Arifin (23), korban salah tangkap Kepolisian Daerah Jawa Timur melapor ke Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Jakarta Selatan, Kamis (13/12/2012). Menurut Syamsul, ia dianiaya polisi dan dipaksa mengaku sebagai pelaku pencurian televisi warga.
Kamis, 18 September 2014 | 22:14 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) M Nasser mengeluhkan institusinya seperti tak bermanfaat bagi Polri. Setiap saran, kritik dan masukan dari Kompolnas sama sekali tak dilaksanakan oleh Polri.

"Saya melihat bahwa kehadiran Kompolnas itu sama sekali tidak ada manfaatnya. Saya tidak melihat bahwa apa yang dihasilkan atau apa yang disampaikan Kompolnas kepada Polri dan atau output dari Kompolnas itu sendiri dapat menjadi masukan untuk mengubah kultur Polri dan mengubah kinerja Polri menjadi lebih baik," kata Nasser di Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/9/2014).

Menurut Nasser, Kompolnas mempunyai kewenangan untuk mengawasi apapun menyangkut tugas dan kinerja Polri. Namun, Kompolnas seolah tidak dianggap dan tidak didengar oleh Polri. Bahkan, apa yang disampaikan Kompolnas kepada Polri, hampir selalu tidak didengar dan bahkan diabaikan.

"Kita sudah melakukan tugas kita dengan sebaik-baiknya dan dengan semaksimal mungkin. Tapi, kenapa apa yang disampaikan Kompolnas hampir semuanya tidak diterima oleh Polri? Walaupun secara tertulis, secara administrasi formal, dia (Polri) bilang telah terima, tapi, pada kenyataannya, itu tidak dilaksanakan, tidak sama sekali," keluh Nasser.

Naser mencontohkan saran dan masukan yang tak dilaksanakan Polri. Kompolnas, kata Nasser, sudah menyampaikan klarifikasi perkara laporan pidana yang pelapornya fiktif dengan 6 kejanggalan di wilayah hukum Polda Jawa Timur. Namun hasil klarifikasi itu diubah 100 persen oleh internal Polri.

"Selain itu, polisinya menunjukkan tidak siap diawasi oleh Kompolnas. Kompolnas menyurati kepolisian Jatim, tapi tak dibalas-balas. Kemudian polisi selalu menolak apabila ada masyarakat tentang kesalahan cara bertindak pihak kepolisian," beber Nasser.

Menurut dia, sikap itu menunjukkan bahwa Polri telah menolak klarifikasi yang disampaikan Kompolnas. "Itu artinya sudah sistematis. Ini penolakan terhadap apa yang disampaikan oleh Kompolnas," katanya.

Nasser menegaskan, Kompolnas seolah-olah tidak ada fungsinya. Karena merasa tak dianggap, Nasser menyarankan agar Kompolnas dibubarkan saja karena seperti tidak memiliki manfaat apa-apa bagi Polri.

"Kalau tetap begini, Kompolnas itu sebaiknya dibubarkan saja. Kompolnas tidak perlu lagi dipertahankan kalau dibiarkan seperti sekarang ini. Ini tentu usul penyampaian kepada pemerintahan yang baru atau presiden terpilih Jokowi-JK," pungkasnya.

Penulis: Kontributor Bandung, Rio Kuswandi
Editor: Farid Assifa



--

Lima Puluh Plus Satu


From: A.Syauqi Yahya 


Kamis, 18/09/2014 21:30 WIB

Jokowi-JK Ingin Punya Kekuatan 50 Persen Plus Satu di Parlemen

M Iqbal - detikNews

Jakarta - ‎Jumlah suara parpol pendukung Jokowi-JK di parlemen masih kalah jika dibanding koalisi merah putih. Tim Jokowi-JK ingin memastikan suara di parlemen cukup untuk bisa mendukung pemerintahan Jokowi-JK.

"Parpol pendukung Jokowi sadari agenda di DPR atau parlemen bisa dimenangkan jika pastikan dapat 50 persen plus satu (suara), sehingga aturan apapun bisa diintegrasikan dengan kemenangan rakyat," ujar Deputi Tim Transisi Hasto Kristyanto di Kantor Transisi Jalan Situbondo, Menteng, Jakpus, Kamis (18/9/2014).

Hasto mengatakan, dukungan parlemen itu sangat penting agar program-program pemerintahan Jokowi-JK bisa berjalan efektif tanpa hambatan, tentu terkait fungsi DPR dalam anggaran, regulasi dan pengawasan.

"Dukungan parlemen penting, bukan berarti segalanya. Kita sadari (agenda) di parlemen harus senafas dengan yang disuarakan rakyat 9 April lalu," ujarnya.

‎Untuk itu menurut Hasto, ‎pihaknya tetap membuka peluang kerjasama dari parpol lain di luar yang sudah bergabung saat ini. "Ketika perlu dukungan tambahan, wajar kalau ada PPP, PAN, dan Demokrat membuktikan ada titik temu," tuturnya mencontohkan.

"Dengan Demokrat ada spirit sama bahwa reformasi yang meletakkan spirit kedaulatan rakyat sehingga bareng juga dalam RUU Pilkada," imbuhnya mengomentari dukungan Demokrat di RUU Pilkada.

--

9.19.2014

Time Will Tell



From: A.Syauqi Yahya 

Apakah PD akan tetap jadi kekuatan penyeimbang ???

Time will tell......he x3 /kung

Kamis, 18/09/2014 15:39 WIB

Jokowi-JK Membuka Pintu untuk PD Bergabung

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Jakarta - Pemerintahan Jokowi-JK membuka pintu pada Partai Demokrat (PD) untuk bergabung. Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) mengatakan pihaknya belum menawari koalisi Merah Putih untuk bergabung.

"Kita sangat terbuka," ujar JK di Senayan City, Jakarta Selatan, Kamis (18/9/2014).

Mengatakan dirinya belum mengetahui lagi parpol lainnya yang akan segera merapat selain PD. Pihaknya masih terus melakukan komunikasi dengan PD dan juga PPP.

"Selalu ada saja. Komunikasi parpol itu tetap terjalin. Banyak yang bikin komunikasi, kalau saya sendiri, bicara banyak," terangnya

Pada kesempatan itu, JK membantah pihaknya menawarkan koalisi Merah Putih "Tidak ada. Siapa yang mau ditawari. Sampai saat ini belum ada. Komunikasi selalu ada. Kita harap nanti ada, tapi lihat saja nanti," terangnya.

Jika seandainya ada parpol yang lain masuk ke dalam koalisi Jokowi JK, maka pihaknya menyimpan beberapa pos menteri untuk parpol yang akan bergabung.

"Itu sudah 16 itu. Kalau ada yang masuk sebelum tanggal 20, akan kita masukkan. Terbukalah," jelasnya.

--

9.18.2014

Kopi Saling Mengerti




Kamis, 18/09/2014 13:16 WIB

Trend Ngopi Enak

Nikmatnya Racikan Kopi Saling Mengerti

Odilia Winneke - detikFood
 Foto: Detikfood
Jakarta - Warung kopi, kafe, atau coffee shop bukan monopoli orang kota saja. Banyak kota di Indonesia memiliki kedai kopi khas. Seperti halnya di Bangka, Aceh juga punya kedai kopi unik.

Umumnya kedai kopi Aceh berada di pusat keramaian baik di dalam kota maupun di pinggir kota. Yang menarik, kopi di kedai ini diseduh dengan cara manual menggunakan saringan panjang mirip kaos kaki.

Bubuk kopi yang umumnya berupa kopi Robusta dari Gayo ditaruh di dalam saringan kaos ini. Kemudian dituangi air mendidih dan disaring ke dalam ceret dengan cara ditarik ke atas sehingga aroma wanginya menguap.

Air kopi yang bersih dipindahkan dari satu ceret ke ceret lain beberapa kali sampai akhirnya dituangkan ke dalam gelas-gelas. Hasilnya kopi yang harum semerbak dan bening disertai buih-buih halus di permukaannya.

Selain kopi hitam, barista kedai kopi ini juga menyajikan kopi sanger. Kopi ini merupakan racikan air kopi, susu kental manis, dan kadang ditambah gula. Setelah dicampur barulah dikocok hingga terbentuk buih-buih di permukaan kopi.

Kopi ini dikenal sejak tahun 1998 saat sedang krisis ekonomi. Banyak mahasiswa dan pelanggan kedai kopi yang ingin menikmati kopi dengan campuran susu tetapi dengan harga murah.

Kata 'sanger' ditambahkan sebagai nama racikan kopi ini diambil dari kata 'sama-sama mengerti'. Sang pemilik maklum dengan kondisi keuangan pelanggannya saat itu.

Kini kopi sanger jadi trade mark kopi khas Aceh. Umumnya disajikan dalam geals kaca sedang dengan piring kecil sebagai tatakan. Harganya sekitar Rp 5.000-6.000 per gelas.

Kegiatan pagi masyarakat Aceh diawali dengan secangkir kopi di kedai-kedai kopi. Beragam jajanan pasar bisa dinikmati bersama segelas kopi panas.

Jika singgah ke Banda Aceh jangan lupa mampir ke Solong Cafe Ulee Kareng, Jasa Ayah di Ulee Kareng, Daphu Kupi di Simpang Surabaya, atau Chek Yukee di Pagar Air dan kedai kopi lain yang tersebar hampir di sepanjang jalan raya di tengah kota hingga pinggiran kota.

--
--

9.17.2014

ndredeg




Awale dijak mangan dikei sayuran ro jejamuan njok dijak mlaku mlaku ndisik ben luih cedek secara emosional sedino soko esuk ki critane pdkt...nganti sore njor diadusi jan ndredek ndelok awake sing muntok tur putih...didusi dengan penuh kasih sayang disabuni soko sikil nganti nduwur alon alon dilus lus betis munggah tekan pupune sing puetih lan mulus soyo sui soyo munggah nang slangkangan...le nyabuni nganti kringetan alon alon munggah bokong tekan wetenge jian gregetan tenan putih mulus montok sisan...selak kesuen sisanke digunyer susune hadeeeeh wes atos kae lur tak grayangi nganti ndredek tak remeti alon alon let sui metu cairan putih...njor tadai ember...kui mau pengalaman pertamaku meres susu sapi

Fahira Idris Bakal Gelar Konferensi Solidaritas Hijab Indonesia


From: Boediono 





Fahira Idris Bakal Gelar Konferensi Solidaritas Hijab Indonesia

Jakarta, (voa-islam.com) - Fahira Idris bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar konferensi Hijab Indonesia yang rencananya akan digelar pada akhir Oktober 2014 ini. Konferensi ini akan dihadiri 100 peserta yang berasal dari 100 organisasi muslim yang ada di Indonesia.

Fahira Idris yang saat ini menjadi Anggota Komisi Pendidikan dan Pengkaderan MUI Pusat mengatakan, selain masih dalam suasana memperingati Hari Solidaritas Hijab Sedunia yang jatuh pada 4 September, konferensi ini bertujuan untuk memperkuat solidaritas muslimah Indonesia agar tidak ada lagi pelarangan penggunaan hijab di Indonesia.

"Sampai saat ini saya masih dapat laporan kalau masih ada pelarangan menggunakan jilbab, terutama di tempat-tempat kerja. Konferensi ini digelar untuk membahas dan memperjuangkan jangan ada lagi larangan hijab di manapun di Indonesia," ujar Fahira Idris di Jakarta (04/09).

Menurut perempuan yang baru beberapa bulan diangkat menjadi pengurus MUI Pusat ini, sama seperti kebebasan berpendapat dan hak bebas dari rasa takut, berhijab adalah hak asasi dan hak dasar bagi setiap muslimah yang dibawanya sejak lahir sebagai bentuk implementasi hak asasi dalam memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran yang ia peluk.

"Miris di negera dengan jumlah muslim terbesar di dunia ini, masih ada saja pihak-pihak tertentu yang melarang muslimah berhijab. Jilbab itu hak asasi, hak kodrati yang diberikan Tuhan, jadi tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun," tegas Fahira.

Lebih lanjut, Fahira mengatakan, Konferensi Solidaritas Hijab Indonesia diharapkan menjadi wadah advokasi para muslimah di Indonesia yang dalam kehidupan sehari-hari masih mengalami deskriminasi karena mengenakan hijab.

Sebagai langkah awal tema bahasan konferensi, saat ini Fahira mempersilahkan masyarakat Indonesia terutama muslimah jika masih mengalami diskriminasi karena berhijab mengirimkan aduan ke email pribadinya di fahira.idris@gmail.com

"Nanti kita akan buka pusat aduan jika masih ada larangan berhijab untuk seluruh muslimah di Indonesia. Sebagai bentuk solidaritas, kita akan perjuangkan bersama, agar muslimah bisa dihormati hak asasinya untuk berhijab," terangnya.

Hari Hijab Sedunia sendiri diperingati sebagai bentuk solidaritas atas munculnya peraturan dilarang berjilbab di Prancis pada 4 September 2002. Tanggal 4 September juga menandai kembalinya anak perempuan ke sekolah di Prancis, di mana larangan berjilbab dimulai.  Hari Hijab Sedunia juga untuk mengenang Marwa Al Sherbini (32), yang tewas akibat tikaman seorang pria rasis, dalam persidangan di Jerman, 1 Juli 2004. Saat itu, Marwa bersaksi menggugat pria tersebut yang sebelumnya telah melecehkan dirinya karena memakai hijab.

Kejadian tersebut menyulut kemarahan dan perhatian publik tentang kebebasan hak asasi manusia. Tercetuslah opini publik di dunia maya, 4 September merupakan peringatan Hari Hijab Sedunia untuk mengenang tragedi Marwa yang disebut sebagai martir hijab.

http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2014/09/05/32680/fahira-idris-bakal-gelar-konferensi-solidaritas-hijab-indonesia/


salam,

9.15.2014

Mesakke .....




Senin, 15/09/2014 20:29 WIB

Pecat Wanda Hamidah, PAN: Dukungan ke Jokowi Melawan Keputusan Partai

Herianto Batubara - detikNews

Jakarta - Wanda Hamidah dipecat dari Partai Amanat Nasional. Ia dipecat karena dianggap melawan partai dengan mendukung Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) dalam pilpres.

"Iya, benar Wanda Hamidah sudah dipecat PAN. Pengajuannya pemecatannya sudah lama," kata Ketua DPP PAN Joncik Muhammad saat dihubungi detikcom via telepon, Senin (15/9/2014) malam.

Kata Joncik, dirinya terlibat langsung dalam pemecatan Wanda. Ia mengaku tidak terima dengan sikap Wanda yang dianggap berseberangan dengan arah partai.

"Wanda dipecat karena melawan keputusan partai yaitu Rakernas. Sikap partai kita jelas di situ mendukung pasangan Prabowo-Hatta, tapi dia malah mendukung Jokowi, karena itu kami pecat," imbuh Joncik.

Lewat akun Twitter-nya, Wanda memposting foto Surat Keputusan (SK) PAN yang berisi pemberhentian dirinya sebagai kader partai. Ia akan mengadakan jumpa pers besok siang terkait pemecatan itu.

--
--

Hukuman apik




"Yang berbeda pendapat siapa? Kenapa dilarikan ke SBY?"


From: A.Syauqi Yahya


MINGGU, 14 SEPTEMBER 2014 | 22:00 WIB

SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan tak paham alasan masyarakat dan media mendorong isu Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah kepada dirinya. SBY menyatakan, sebagai presiden dia tak terkait dengan adu kekuatan politik dua kudu di Parlemen.

"Yang berbeda pendapat siapa? Kenapa dilarikan ke SBY?" kata SBY dalam wawancara khusus yang diunggah ke media sosial Youtube.com, Ahad, 14 September 2014.

Ia menyatakan, dirinya dapat disalahkan dan diminta pertanggungjawaban jika peraturan tersebut berupa Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden. Aturan Pilkada adalah undang-undang, yang merupakan kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga legislatif.

"Tidak relevan saya yang ditekan," kata SBY. (Baca: Soal RUU Pilkada, Amir Bilang SBY Berpihak pada Akal Sehat)

SBY juga tak terima disebut mengkhianati semangat reformasi, karena memutuskan tak menarik RUU Pilkada. Ia juga menyataka, tengah berfikir keras untuk menemukan opsi atau tawaran kebijakan terkait aturan pilkada tersebut.

Menurut dia, tanpa adanya tekanan dari masyarakat dan media pun, dirinya tetap mencari pilihan terbaik bagi masyarakat soal pilkada. SBY mengklaim ia pun ingin sistem pemilihan kepala daerah yang nantinya diterapkan tak merugikan masyarakat.

FRANSISCO ROSARIANS

--
--

baca tulis

PENTINGKAH MEMAKSAKAN ANAK USIA DINI DAN SD WAJIB BISA BACA TULIS HITUNG?

Seorang guru di Australia pernah berkata kepada saya

"Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika" kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri."

"Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?" Saya mengekspresikan keheranan saya, karena yang terjadi di negara kita kan justru sebaliknya.

Inilah jawabanya;

1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.

3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

"Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?"

"Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;" jawab guru kebangsaan Australia itu. 

1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..

4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.

5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)

6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

9. Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan. 

10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.

11. Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.

12. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain

dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.

Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta. 

Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.

1. Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk "menyusup" ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata "Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!"

2. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata "Dasar Penakut", karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.

3. Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.

4. Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.

5. dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga.? 

Ah sayang sekali ya.... padahal disana juga banyak pengunjung orang Asing entah apa yang ada di kepala mereka melihat kejadian semacam ini?

Ah sayang sekali jika orang tua, guru, SEKOLAH2 dan Kementerian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung), Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.

Ah sayang sekali ya... Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral. ?

Ah sayang sekali ya... seperti apa kelak anak2 yang suka menyerobot antrian sejak kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini ?

Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantri adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia. 

Yuk kita ajari anak kita untuk mengantri, untuk Indonesia yang lebih baik,

Yuk kita mulai dari keluarga kita terlebih dahulu, ... mau ?

Salam syukur penuh berkah...

Ayah Edy Parenting 

Tolong di baca juga artikel berikut ini:

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=592069320864173&set=a.144983902239386.35784.141694892568287&type=1&stream_ref=10

9.14.2014

Ternyata daging kambing dapat menurunkan kadar kolesterol...!!!



Ternyata daging kambing dapat menurunkan kadar kolesterol...!!! luar biasa........Daging kambing yg dimasak dan disajikan dengan benar, ternyata dapat menurunkan kadar kolesterol.{Saya juga baru tahu setelah baca artikel ini}Cara masak yg benar :1. Cuci bersih daging kambing.2. Rebus lah daging tersebut bersama 2 helai daun salam dan kayu manis secukupnya hingga empuk & matang.3. Angkat dan dinginkan.4. Persiapkan bumbu sesuai dgn keinginan dan selera.5. Tumis bumbu sesuai selera.6. Masukkan daging kambing ke dlm tumisan bumbu, tambahkan air sedikit2 dan masak sampai empuk selama +- 3 jam hingga bumbu meresap.7. Setelah dirasa empuk dan matang, angkat.8. Hidangkan masakan tersebut, dan sajikan dengan ubi yg direbus.9. Bila anda mau mengkonsumsinya, usahakan yg anda makan hanya ubi rebusnya saja.Daging kambing cukup anda tatap  lalu segera bungkus dan kirim ke rumah yg mengirim pesan ini dgn jalan kaki pp.:p Jika cara ini rutin anda lakukan minimal 2x semingguNiscaya kadar kolesterol dlm tubuh anda akan cepat berkurangSemoga tips di atas berguna dan bisa menghindarkan anda dari penyakit kolesterol.Indah nya berbagi....\=D/ X_X Selamat mencoba..!!Y_Y *ROTFL*

Tanpa Rambu-rambu Internet Jadi Hukum Rimba




Tanpa Rambu-rambu Internet Jadi Hukum Rimba

14 September 2014 00:00 WIB

Advertisement

Akun Twitter milik Ridwan Kamil.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Walikota Bandung Ridwan Kamil menilai internet itu seperti mengemudikan mobil di jalan raya. Pengguna harus tahu rambu-rambu, menguasai medan dan cakap memanfaatkan internet.

''Bila tidak ada sopan santun, patuh pada rambu-rambu yang terjadi adalah kekacauan. Seperti jalanan yang semrawut yang berlaku kemudian hanya hukum rimba. Internet juga demikian, akan berlaku hukum rimba,'' kata Ridwan Kamil saat membuka Roadshow Loop Kreatif Project ( Loop KePo), di Bandung, Sabtu (13/9).

Dalam memanfaatkan internet, kata Ridwan, pengguna harus tahu sopan santun, tak boleh melakukan caci maki. Ridwan belum lama ini dicaci maki melalui akun twitter. Karena kasus itu walikota mengadukan pelakunya ke polisi.

Untuk kota Bandung sendiri Ridwan menyatakan akan menyediakan fasilitasi untuk kemudahan akses internet. Diantaranya penyediaaan 5.000 titik wifi bekerjasama dengan Telkom dan Telkomsel. ''Silakan manfaatkan akses wifi yang ada, tapi yang sopan jangan caci-maki,'' kata Ridwan.

Dengan adanya akses wifi diharapkan mampu memudahkan dan memperluas pergaulan warga Bandung. Bergaul disebutnya salah aspek penting kreativitas. ''Kalau mau kreatif bergaulah dengan kreatif,'' ujarnya.

Ridwan yang juga dikenal sebagai pelaku industri kreatif menyebut kreativitas menjadi salah satu pembeda Bandung dengan kota lain.''Jangan ngaku orang Bandung kalau tidak kreatif,'' kata Ridwa Kamil.

Ridwanpun mengaku bangga dengan karya siswa SMP Salman yang mambuk membuat dua video pendek yang memukau. Kualitas garapan anak-anak SMP itu disebut Salman tak kalah dengan besutan sineas profesional.

Selain bergaul, faktor lain yang akan mendorong tumbuhnya kreativitas adalah senang berkumpul atau bertemu orang lain. Oleh karena itulah Pemkot Bandung memperbanyak tempat nongkrong, antara lain dengan mengembangkan taman-taman tematik.

Di sisi lain kreativitas hendaknya tidak dilihat dari faktor usia atau umur. ''Kreativitas tak mengenal faktor usia. Jangan membedakan kreativitas karena faktor usia,'' pesan Ridwan.

Red: Taufik Rachman

--

Pemimpin


From: A.Syauqi Yahya 


SABTU, 13 SEPTEMBER 2014 | 23:41 WIB

Pemimpin

Putu Setia
Apa lagi yang mau ditulis soal Ahok? Semuanya sudah terbuka. Caranya marah, caranya membela diri, intonasi suaranya, gesture tubuhnya saat bicara, semuanya telanjang. Apakah dia pemimpin ideal?
Pemimpin ideal itu tergantung masyarakat yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pas untuk Jakarta. Kekerasan yang jadi watak Jakarta memerlukan pemimpin yang bergaya preman. Kalau marah menggebrak dan tak segan mengajak orang berduel. Di mana ada pemimpin yang mengajak orang berduel?
Ahok berani keras dan mengecam perilaku pejabat yang korup karena ia tahu dirinya bersih. Ia berani menantang karena tahu lawan-lawannya bermasalah. Ada yang pernah dibui dalam kasus korupsi. Ada yang preman suka memalak hak orang. Belajar dari pengalaman gubernur sebelumnya, Jakarta hanya sukses dipimpin gubernur yang juga keras kepala. Ada Ali Sadikin. Dan sekarang Ahok memberi harapan.
Gaya kepemimpinan Ahok pasti tak cocok untuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat Yogya tak perlu dimarahi dengan menggebrak meja. Jika Sultan HB X kesal, dengan sorot mata tajam sudah membuat "yang disorot" sadar. Sultan tak mungkin mengajak berduel.
Di Bali pun, Ahok pasti tak cocok. Di sini Mangku Pastika, yang mantan jenderal polisi, diterima dengan baik. Berpuluh tahun ia di luar Bali dan tentu melihat ketimpangan lebih jernih, lalu ia datang membangun Bali tanpa ada beban disekat oleh faktor klan-penyakit pemimpin Bali. Pendekatannya kepada masyarakat tepat. Bertutur halus tidak menuding seperti Ahok.
Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, pun punya gaya yang khas. Ia tak segan memungut sampah di jalanan dan bisa marah-marah ketika taman kotanya dirusak gara-gara ada perusahaan yang menggelar promo. Ia meledak seperti Ahok, namun ia bisa meratap seperti Mangku Pastika ketika kedatangan orang-orang malang yang perlu dibantu.
Negeri ini bergerak ke arah yang lebih baik seolah-olah alam ikut menyeleksi pemimpin dan menempatkannya di mana diperlukan. Ridwan Kamil, arsitek yang sudah populer itu, ditempatkan "alam" di Bandung untuk mengembalikan kejayaan Kota Kembang yang dulu asri. Kota Lautan Api yang menyimpan sejarah bangsa harus dikembalikan ke budaya Padjadjaran yang luhur. Ketika ada yang mengejek Kota Bandung di media sosial, Ridwan bisa marah dan melaporkan pemilik akun itu ke polisi. Namun kemarahan Ridwan tak sampai menantang si pemilik akun untuk berduel. Ridwan justru ingin berdialog. Ridwan bukan Ahok.
Ada Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, lemah lembut sebagaimana orang Jawa, tetapi tegas tak kepalang tanggung ketika melihat penyimpangan di jembatan timbang. Masih banyak contoh pemimpin yang ternyata pas dengan ritme budaya di mana dia memimpin.
Sayang sekali, kini tertutup pemimpin seperti itu kalau saja RUU Pilkada disahkan DPR pada 25 September nanti. Rakyat dicabut haknya untuk memilih pemimpin yang disediakan alam. Semua pemimpin yang disebutkan di atas, kecuali Sultan HB X, adalah "pemimpin pilihan alam". Ahok yang mendampingi Jokowi sulit terpilih kalau bukan rakyat yang memilihnya. Apalagi Mangku Pastika, tak mungkin menjadi Gubernur jika yang memilihnya anggota DPRD. Pastika diusung Demokrat, dan Bali mayoritas PDI Perjuangan.
Para wakil rakyat membawa demokrasi kita kembali ke Orde Baru, sedikit demi sedikit. Ya, rakyat "keliru" memilih wakilnya, tak mengira kalau wakilnya punya "program terpendam" seperti itu. Sepuluh tahun pemerintahan Presiden Yudhoyono yang dikenang hanya masa-masa akhirnya: hak rakyat untuk memilih pemimpin telah dirampas.

--

9.11.2014

10 racun




10 RACUN DALAM DIRI KITA YANG TIDAK
DISADARI
Racun pertama : Menghindar
Gejalanya: Lari dari kenyataan, mengabaikan
tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri
dari kenyataan, kita hanya akan mendapatkan
kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.
Antibodinya: Realitas
Cara: Berhentilah menipu diri. Jangan terlalu
serius dalam menghadapi masalah karena rumah
sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu
mengikuti kesedihannya dan merasa
lingkungannya menjadi sumber frustasi. Jadi,
selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara
tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang
terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.
Racun kedua : Ketakutan
Gejalanya: Tidak yakin diri, tegang, cemas yang
antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan,
konflik perkawinan, problem seksual, dll.
Antibodinya: Keberanian
Cara: Hindari menjadi sosok yang bergantung
pada kecemasan. Ingatlah, 99 persen hal yang
kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian
adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan
analisis intelektual dan carilah solusi masalah
melalui sikap mental yang benar. Keberanian
merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan
mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater
atau psikolog.
Racun ketiga : Egoistis
Gejalanya: Materialistis, agresif, lebih suka
meminta daripada memberi.
Antibodinya: Bersikap sosial
Cara: Jangan mengeksploitasi teman.
Kebahagiaan akan diperoleh apabila kita dapat
menolong orang lain. Perlu diketahui, orang yang
tidak mengharapkan apapun dari orang lain
adalah orang yang tidak pernah merasa
dikecewakan.
Racun keempat : Stagnasi
Gejalanya: Berhenti satu fase, membuat diri kita
merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia.
Antibodinya: Ambisi
Cara: Teruslah berkembang, artinya kita terus
berambisi di masa depan kita. Kita kan
menemukan kebahagiaan dalam gairah saat
meraih ambisi kita tersebut.
Racun kelima : Rasa rendah diri
Gejalanya: Kehilangan keyakinan diri dan
kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki
kemampuan bersaing.
Antibodinya: Keyakinan diri
Cara: Seseorang tidak akan menang bila sebelum
berperang, yakin dirinya akan kalah. Bila kita
yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita
sudah mendapatkan separuh dari target yang
ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita
yakin bahwa kita mampu mencapainya.
Racun keenam : Narsistik
Gejalanya: Kompleks superioritas, terlampau
sombong, kebanggaan diri palsu.
Antibodinya: Rendah hati
Cara: Orang yang sombong akan dengan mudah
kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman,
kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu.
Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya
mau mendengar orang lain sehingga peluang 50
persen sukses sudah kita raih.
Racun ketujuh : Mengasihani diri
Gejalanya: Kebiasaan menarik perhatian, suasana
yang dominan, murung, merasa menjadi orang
termalang di dunia.
Antibodinya: Sublimasi
Cara: Jangan membuat diri menjadi neurotik,
terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri
dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan
terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang
lain..
Racun kedelapan : Sikap bermalas-malasan
Gejalanya: Apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan
menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif,
merasa kesepian.
Antibodinya: Kerja
Cara: Buatlah diri kita untuk selalu mengikuti
jadwal kerja yang sudah kita rencanakan
sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari
kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita
menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.
Racun kesembilan : Sikap tidak toleran
Gejalanya: Pikiran picik, kebencian rasial yang
picik, angkuh, antagonisme terhadap agama
tertentu, prasangka religius.
Antibodinya: Kontrol diri
Cara: Tenangkan emosi kita melalui seni
mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual.
Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa
dunia diciptakan dan tercipta dengan
keberagaman kultur dan agama.
Racun kesepuluh : Kebencian
Gejalanya: Keinginan balas dendam, kejam,
bengis.
Antibodinya: Cinta kasih
Cara: Hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan
dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu
emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa
ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa
benci biasanya juga membenci dirinya sendiri
karena membenci orang lain. Satu-satunya yang
dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta
kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat
dimiliki setiap orang.
Ps:
Ternyata 10 Racun tersebut berasal dari
pemikiran dan hati kita sendiri yang membuat
rusaknya keImanan diri.
Dalam bukunya imam ghazali tentang hati
dijelaskan ,kalau hati itu punya racunnya. antara
lain : banyak makan,banyak memandang ,banyak
bicara ,dan juga banyak bergaul. kalau saya
boleh tambahin lagi ,banyak tertawa juga akan
mematikan (kepekaan dan kelembutan) hati.
Salah satu peringatan paling mujarab untuk obat
hati adalah mengingat kematian ,karenanya rasul
bersabda : "Perbanyaklah kalian mengingat
pemutus kelezatan (yakni kematian)."
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS
8 : 2 )