5.31.2014

kata CT





From: <suhardono@gmail.com>




Ra sah nunggu jokowi.

CT: Kalau Samsung Investasi di Vietnam, RI Kenakan Pajak Barang Mewah Ponsel

Maikel Jefriando - detikFinance

Jakarta - Perusahaan elektronika asal Korea Selatan, yaitu Samsung, boleh saja berinvestasi membuka pabrik ponsel di Vietnam. Namun, pemerintah Indonesia akan memberlakukan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk ponsel ke depannya.

"Saya bilang, kalau you (Samsung) di sana (Vietnam) silakan, saya kenakan PPnBM. Begitu. Kalau kamu main-main sama saya, saya juga bisa main-main. Kita negara, kita nggak boleh kalah. Begitu. Saya negerti, kan saya pengusaha awalnya," ujar pria yang akrab disapa CT usai rapat koordinasi di kantornya, Jakarta, Jumat (30/5/2014).

Ia mengakui, Vietnam memang cukup unggul dalam pemberian insentif fiskal berupa tax holiday sampai dengan 30 tahun. Akan tetapi, negara tersebut tidak memiliki pasar yang besar.

Sementara Indonesia sudah diakui mempunyai kapasitas pasar yang besar untuk ponsel. Menurut CT, kebijakan tax holiday 5-10 tahun di Indonesia cukup untuk para investor.

"Kalau 30 tahun kita terus dapat apa. Begitu loh. Jadi artinya yang realistis yang bisa kita berikan. Kita sampai hari ini kan baru bicara tax holiday 5-10 tahun. Kalau sampai 30 tahun itu Indonesia kita mau dapat apa," paparnya.

Jadi harus disesuaikan antara penawaran untuk investor dengan keuntungan negara. Setiap insentif yang diberikan harus masuk akal.

"Saya membuka diri asal rill. Jadi mintanya harus yang masuk akal, kalau mintanya nggak masuk akal, kita nggak bisa. Tapi kalau masuk akal dan sesuatu untuk republik ini menguntungkan," ujarnya.



Setelah BlackBerry, Indonesia Juga Ditinggal Samsung



Setelah BlackBerry, Indonesia Juga Ditinggal Samsung
Wiji Nurhayat - detikfinance
Jumat, 30/05/2014 07:46 WIB

 
Jakarta -Oktober tahun 2011 lalu, produsen telepon seluler (handphone) dan smartphone BlackBerry (BB), Research In Motion (RIM) memutuskan lebih memilih Malaysia ketimbang Indonesia sebagai basis produksinya. Saat ini banyak kalangan menilai kondisi iklim investasi di Indonesia terutama dari sisi infrastruktur jauh tertinggal dengan Malaysia.

Setelah BlackBerry, kini Indonesia juga mendapatkan kabar kurang baik. Pabrikan produsen telepon seluler dan smartphone asal Korea Selatan yaitu Samsung juga hampir final akan membuka pabriknya di Vietnam. Padahal pemerintah sudah mencoba merayu perusahaan pembuat ponsel asal Negeri Ginseng itu untuk membangun pabriknya di Indonesia.

Vice President Samsung Electronics Lee Kang Hyun mengungkapkan salah satu keuntungan Samsung mendirikan pabrik produksinya di Vietnam adalah karena besarnya insentif yang diberikan pemerintah Vietnam. Vietnam menjanjikan insentif berupa tax holiday selama 30 tahun.

Sebelumnya, Lee juga mengeluhkan banyaknya aturan pemerintah yang membuat pihaknya kesulitan berbisnis di Indonesia. Salah satunya rencana pemerintah menerapkan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk Ponsel.

Menurut Lee, jika aturan PPnBM dilakukan, maka akan membuat ponsel ilegal deras akan masuk ke Indonesia. Hasilnya produk yang diproduksi Samsung tidak akan bisa bersaing dengan yang produk serupa yang ilegal karena harga produk yang jauh lebih murah.

"Ini sangat disayangkan kedua pabrikan produk telepon seluler dan smartphone justru tidak melirik Indonesia sebagai basis produksi produk mereka," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Riset & Teknologi Bambang Sujagad kepada detikFinance, Jumat (30/05/2014).

Padahal secara hitung-hitungan, seharusnya baik BlackBerry maupun Samsung memilih Indonesia karena pasar yang besar. Tetapi karena iklim investasi di Indonesia yang dinilai kurang kondusif dan lebih sulit menyebabkan dua pabrikan terbesar di dunia itu melirik negara lain ketimbang Indonesia.

"Meskipun pada intinya kita tetap mengkonsumsi produk mereka (BlackBerry dan Samsung). Kita punya kelas menengah 50 juta, penikmat Facebook dan Twitter salah satu terbesar di dunia seharusnya menarik investasi. Ini karena inkonsistensi aturan pemerintah," keluh Bambang.
(wij/ang) 

-- 

'The Grand Stevie Awards'


From: A.Syauqi Yahya 


Sabtu, 31/05/2014 18:23 WIB

Telkom Meraih 'The Grand Stevie Awards' dalam 1st Asia-Pacific Stevie Awards di Seoul, Korea Selatan

Advertorial - detikNews

Jakarta - PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) mencatat prestasi monumental dalam ajang The 1st Asia-Pacific Stevie Awards yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan. BUMN ini berhak memperoleh dua penghargaan kategori Gold dan satu kategori Silver 2014, yakni untuk kategori Gold sebagai "Technology Company of The Year" dan "New Business Service of The Year". Sedangkan untuk kategori Silver, Telkom dinobatkan sebagai "Customer Service of The Year". Dengan prestasinya tersebut, Telkom berhak membawa pulang penghargaan tertinggi, yakni Grand Stevie Award.

"Keberhasilan meraih Grand Stevie Award merupakan wujud nyata dari kerja keras yang telah kami lakukan selama ini sekaligus sebagai pengakuan dunia internasional terhadap kinerja dan prospek Telkom ke depan," ungkap Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise & Business Service Telkom ketika menghadiri The 1st Asia-Pacific Stevie Awards di Seoul, Korea Selatan, 30 Mei 2014. Acara ini dihadiri oleh para pebisnis papan atas se-Asia Pasifik.

Grand Stevie Awards sendiri hanya diberikan kepada lima perusahaan dari lima negara di Asia Pasifik yang dipandang telah memperlihatkan kinerja luar biasa dan berpengaruh terhadap perekonomian negara masing-masing.

Keberhasilan memperoleh Grand Stevie Awards tersebut, semakin mengukuhkan Telkom dalam jajaran perusahaan paling berpengaruh di Asia Pasifik. Stevie Award merupakan ajang internasional yang memberikan penghargaan di bidang bisnis yang diselenggarakan oleh The International Business Awards (IBA) yang berpusat di Virginia, AS.

Awaluddin menambahkan, Telkom dari tahun ke tahun berhasil mencatat pertumbuhan yang berarti sejak listed di bursa Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE) yang mengharuskan penerapan Good Corporate Governance (GCG).

Pada 2013 Telkom mencatat kinerja gemilang. Hal ini tercermin dari kinerja saham Telkom di BEI yang mengalami pertumbuhan dari 18,8% menjadi Rp 2.150/lembar per 30 Desember 2013. Sementara kapitalisasi pasar Telkom tumbuh menjadi Rp 216,7 triliun, posisi ke-4 terbesar di BEI pada akhir tahun 2013.

Telkom sendiri telah menargetkan pertumbuhan 2 digit pada tahun 2014 ini secara sustainable. Telkom tetap akan fokus kepada tiga mesin pertumbuhan melalui tiga program utama, yaitu memperkuat bisnis seluler melalui Telkomsel, memperkuat bisnis broadband melalui program Indonesia Digital Network (IDN) 2015 dan ekspansi bisnis ke luar negeri melalui program International Expansion.

--

Gus Yusuf ....marakke mulezzzz


From: A.Syauqi Yahya


Gus Yusuf: Jokowi Bahasa Arabnya Ja'aqowiyun

WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN

Bakal calon presiden Joko Widodo (Jokowi) saat acara deklarasi dirinya yang akan berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai bakal calon wakil presiden di Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2014). Pasangan itu diusung empat partai, yaitu PDI Perjuangan, NasDem, PKB, dan Hanura.
Jumat, 30 Mei 2014 | 09:00 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Ada saja cara tokoh pendukung untuk memuji capres pilihannya. Misalnya, sebutan baru yang diberikan Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah, Yusuf Chudlori, untuk Jokowi.

Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Yusuf itu, Jokowi dalam Bahasa Arab yakni ja'aqowiyun. Ja'aqowiyun, jelas Gus Yusuf, berarti datanglah seseorang yang kuat.

"Ja'aqowiyun itu, adalah ketika yang hak sudah datang, maka kebatilan itu akan hilang. Ja'aqowiyun ditulis bahasa Jawa itu Jokowi," seloroh dia saat deklarasi Laskar Santri Nusantara di Ponpes Al Ishlah, di Semarang, Kamis (29/5/2014).

Menanggapi sebutan untuk Jokowi dari Gus Yusuf, Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, sepakat.

"Saya senang, mendapatkan istilah baru untuk Jokowi, yakni ja'aqowiyun. Saya jadi ingat waktu di pesantren, jangan terkecoh kegantengan, yang disebut kuat itu bukan fisik melainkan jiwanya," kata dia.

PKB Jawa Tengah berharap dapat menyumbang suara bagi pasangan calon presiden Jokowi-Jusuf Kalla lebih dari 2,3 juta suara.

"Pada Pileg 2014 kemarin suara PKB mencapai 2,3 juta orang. Itu yang wajib (mendukung Jokowi-Kalla), sedangkan yang sunnah masih bisa lebih," kata Gus Yusuf. (Raka F Pujangga)

Editor: Tri Wahono
Sumber: Tribun Jateng

ra sah ngangsa, sak madya wae


From: Suhardono 


Jumat, 30/05/2014 07:41 WIB
Kakek 64 Tahun Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel di Jakbar
Septiana Ledysia - detikNews

 
Jakarta - Seorang kakek berusia 64 tahun ditemukan tewas di kamar Hotel MKL di Tanjung Duren, Grogol, Jakarta Barat. Lelaki ini diduga meninggal karena meminum obat kuat.

Menurut Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, AKP Khoiri korban ditemukan tewas beberapa jam setelah check-in di kamar nomor 24 hotel tersebut pada Kamis (29/5) siang. Korban diketahui bernama Rudy Cahyadi Tio.

"Korban ditemukan pukul 13.30 WIB oleh kekasihnya Novianti (24)," ujar Khoiri kepada wartawan, Jumat (30/5/2014).

Khoiri mengatakan, dugaan sementara Rudy tewas usai mengkonsumsi obat kuat. Di kamar yang dihuni korban ditemukan bungkusan obat yang diketahui sebagai obat kuat penambah stamina seksual pria. 

"Saat dilarikan kondisinya sudah pingsan, ia tewas di perjalanan," tutup Khoiri.

Meski sempat dilarikan ke RS Atmajaya, Pluit, Jakarta Utara, nyawa pria lanjut usia itu tidak bisa diselamatkan. Untuk memastikan penyebab kematian korban, polisi masih memeriksa sejumlah saksi termasuk kekasih korban dan beberapa petugas hotel

wuyung





Wuyung*)

Laraning lara
Ora kaya wong kang nandang wuyung
Mangan ra doyan
Ra jenak dolan, nèng omah bingung

Mung kudu weruh
woting ati duh kusuma ayu
Apa ra trenyuh
sawangen iki awakku sing kuru

Klapa mudha leganana nggonku nandang branta
Witing pari dimèn mari nggonku lara ati
Aduh nyawa

Duh duh kusuma
Pa ra krasa apa pancen téga
Mbok mbalung janur
Paring usada mring kang nandang wuyung

Cilik tapi mumpuni..





From:  < masagust@gmail.com >
>

Remaja Palestina Menjadi Walikota Termuda di Dunia

Diposting: Editor | Senin, 09 Juli 2012 | Dibaca: 138

Tweet

Seorang gadis Palestina berusia 15 tahun, menjabat sebagai walikota di sebuah kota Tepi Barat dan menjadi orang termuda di dunia yang menempati posisi ini.

Sebagai bagian dari inisiatif untuk memberdayakan kaum muda dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, Bashaer Othman akan menjadi walikota Allar di kota Tulkarm di barat laut Tepi Barat selama dua bulan.

Othman bertanggung jawab atas semua hal yang berkaitan dengan kotamadya Allar dan termasuk mengawasi karyawan dan menandatangani semua dokumen resmi dengan pengecualian masalah keuangan.

Othman bekerja di bawah pengawasan terpilih pada saat walikota Sufian Shadid menyatakan antusiasmenya untuk pengangkatan anak muda sebagai langkah ke arah mendukung kaum muda.

"Ada banyak cara untuk mendukung pemuda selain memberikan sarana keuangan. Pertama, kita harus memastikan kita menghilangkan hambatan yang mungkin menghalangi mereka dan dengan tekad serta ketekunan kita bisa melakukannya," katanya.

Bagi Othman, posisi baru yang dijabatnya merupakan tantangan besar di mana dia berharap dia bisa melakukannya dengan baik.

"Saya ingin melalui pengalaman ini agar dapat berbagi dengan pemuda lain sehingga mereka dapat dipersiapkan untuk menjalankan lembaga-lembaga negara di masa depan," ujarnya.(fq/aby)

--

Loro2 ne nggedebus kah ?


From: A.Syauqi Yahya 


Ben projo ro probo nesu bareng....ha ha haaa /kung

Strategi Jokowi dan Prabowo Perluas Lahan Pertanian Dipertanyakan

KOMPAS/A PONCO ANGGORO
Ilustrasi: Sawah di wilayah pulau Buru, Maluku.
Jumat, 30 Mei 2014 | 11:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi untuk Desa Sejahtera menyoroti visi dan misi dua pasangan capres dan cawapes, Joko Widodo-Jusuf Kalla, serta Prabowo-Hatta Rajasa, soal kedaulatan pangan.

Koordinator Aliansi untuk Desa Sejatera, Tejo Wahyu Jatmiko, melihat, soal kedaulatan pangan, keduanya menyebutkan soal perlunya perluasan lahan pertanian. Namun sayangnya, kedua pasangan calon tidak menggambarkan secara gamblang bagaimana caranya.

"Jokowi-JK bilang akan memberikan akses ke petani, dari penguasaan lahan yang kurang dari 0,3 hektar lahan, menjadi 2 hektar per KK," kata Tejo, Jumat (30/5/2014).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini ada setidaknya 18 juta rumah tangga petani yang memiliki luas lahan pertanian kurang dari 0,3 hektar. "Artinya butuh 36 juta hektar lahan. Dari mana lahan ini?" imbuhnya.

Persoalannya, kewenangan soal lahan ini saat ini ada di tingkat kabupaten. Perluasan lahan pertanian tergantung pada bupati di daerah-daerah, apakah akan menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) ataukah membantu mewujudkan kedaulatan pangan.

"Kemudian Prabowo-Hatta bilang akan mencetak sawah 1 juta hektar selama 5 tahun," lanjut Tejo. Kenyataannya, selama satu dekade ini, pencetakan sawah maksimal hanya 50.000 hektar. Artinya, dalam kurun waktu 5 tahun, jika visi misi tercapai hanya sekitar 250.000 hektar.

"Itu hanya seperempatnya. Saya enggak tahu itungnya dari mana," kata Tejo. "Ini strateginya apa. Ini yang jadi tandatanya," pungkasnya.

Penulis: Estu Suryowati
Editor: Bambang Priyo Jatmiko

--

5.30.2014

Jadilah Orang Berani!


Jika Tak Bisa Jadi Orang Pandai, Jadilah Orang Berani!

Oleh: Pepih Nugraha | 13 April 2012 | 17:27 WIB


Kalimat ini saya dapatkan dari peserta pelatihan menulis di Makassar, Imam Rahmanto, beberapa waktu lalu. Imam adalah satu dari dua sukarelawan yang saya minta maju ke depan, mengatasi 200 peserta lainnya, untuk menceritakan pengalaman yang paling menariknya secara lisan.

Sebagaimana saya mengajar menulis atau memberi pelatihan, saya lebih suka mempraktikkannya langsung, tidak melulu dari buku-buku teori menulis yang pasti sangat kering dan biasanya, maaf, suka menggurui itu. Saat itu saya memberi pemahaman kepada peserta, bahwa menulis yang paling mudah adalah menulis sebagaimana kita berbicara atau bertutur, bukan menulis sebagaimana orang lain menulis. Sebagai sukarelawan, Imam menuturkan pengalaman berkesannya di depan 200 peserta lainnya.

Hasilnya? Cukup menakjubkan. Pada mulanya Imam seperti kesulitan bercerita, tetapi lama-lama ia larut dalam cerita mengenai pengalamannya untuk pertama kali berkunjung ke Bandara Sultan Hasanuddin. Demikian hanyut, demikian "flow". Ia tanpa harus menjaga gengsi kalau baru pertama kali menginjakkan kaki di bandara melihat dari dekat pesawat terbang!

Bahkan, secara cermat ia bercerita mengenai patung besar Sultan Hasanuddin di depan gerbang bandara yang "hanya" mengenakan semacam sanjal jepit. "Wah, masak pahlawan sehebat Sultan Hasanuddin hanya pakai sandal, kenapa tidak pakai sepatu boot begitu," tuturnya disambut gelak-tawa hadirin.

Setelah Imam selesai bercerita dengan lancar dan mengalir, barulah "teori menulis" yang saya miliki saya sampaikan langsung dengan sebuah pertanyaan bernada imperatif, "Kira-kira, apakah Mas Imam dapat menuliskan kembali apa-apa yang diceritakan barusan?" Lalu dengan cepat Imam menjawab, "Bisa!"

Begitulah pesan saya sampaikan, bahwa "menulis yang paling mudah adalah menulis sebagaimana kita berbicara dan bertutur kata". Anggapan ini bisa saja keliru atau melenceng dari teori baku menulis. Ya tidak apa-apa toh? Yang penting, ketika jari-jemari sudah berada di atas mesin tik dan seorang penulis larut dalam suasana "flow", biasanya tidak terbendung lagi. Cara ini lebih baik daripada pikiran macet sebelum menulis satu patah katapun!

Kembali ke Imam tadi, ternyata ia juga bisa menulis laporan dari kegiatan latihan penulisan yang diselenggarakan Kompasiana bersama Negeri 5 Menara itu dengan baik. Saya apresiasi kutipan pernyataan-pernyataan saya yang pas, tanpa penambahan atau pengurangan, apalagi plintiran.

Dalam satu paragraf laporannya itu Imam menulis; sesi Kedua sang pendiri Kompasiana, Pepih Nugraha menunjukkan kepiawaiannya sebagai seorang jurnalis. Materi Teknik Menulis Narasi dibawakan dengan begitu gambalangnya. Paling dasar, ia mengungkapkan, salah satu cara mengatasi kesulitan menulis adalah dengan mentransformasikan percakapan sehari-hari ke dalam sebuah tulisan. Karena suara hati itu mesti dituangkan ke dalam tulisan. "Tidak usah menulis dengan gaya orang lain," tambahnya lagi.

Saya merasa, kemampuan Imam jika terus diasah akan berbuah keterampilan menulis, baik sebagai novelis maupun jurnalis. Mengapa? Karena ia kuat dalam deskripsi dan baik dalam narasi yang disampaikannya. Dan yang lebih penting, Imam juga berani, setidak-tidaknya berani tampil di depan peserta!

***


Orang kaya ga usah bayar pajak



Kelingan mbiyen melu bimbingan tes je ro deknen. Ha3

TEMPO.CO, Yogyakarta - Meski pendiri Primagama, Purdi E. Chandra, ditahan di Rumah Tahanan
Wirogunan Yogyakarta atas tuduhan mengemplang
pajak, ratusan cabang lembaga pendidikan yang
berjalan dengan sistem waralaba di berbagai kota itu
tetap berjalan. Purdi yang juga dikenal sebagai
motivator itu dituduh mengemplang pajak sebesar Rp 1,2 miliar. (Baca juga: Bekerja Sesuai Panggilan Jiwa) "Itu kelalaian pribadi dia, tidak ada sangkut pautnya
dengan Primagama," kata Direktur Primagama Grup
Nur Ahmad Afandi, Selasa, 27 Mei 2014. Nur yang juga kerabat Purdi ini mengatakan
Primagama tidak menunjuk pengacara yang akan
mendampingi Purdi. Sebab, bos Primagama itu
mempunyai penasihat hukum pribadi. "Semoga
kasus ini segera selesai," kata bekas anggota DPRD
DIY itu. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah
Istimewa Yogyakarta mempidanakan Purdi karena
pada 2004 dan 2005 dianggap memanipulasi laporan
surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak. Jumlah
total pajak yang tidak dibayar Purdi yakni Rp 1,2
miliar. Penyidik Pegawai Negeri Sipil menelisik kasus
penggelapan pajak ini. Setelah berkas lengkap, Purdi
dijerat dengan Pasal 39 Ayat 1 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 yang telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang pajak
dengan ancaman hukuman enam tahun dan denda empat kali jumlah pajak terutang. Dalam penyelidikan, Purdi diketahui tidak
melaporkan seluruh penghasilan yang diperoleh
dalam SPT pajak penghasilan. Ia sudah diperingatkan
tiga kali, tapi tetap tidak mau membayar pajak
terutang. Kasus ini diserahkan ke Kejaksaan Tinggi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan jaksa memerintahkan
penjemputan paksa dan penahanan terhadap Purdi.
"Upaya hukum  untuk memberikan efek jera dan
memberikan rasa keadilan bagi wajib pajak yang
patuh," kata Direktur Intelijen dan Penyelidikan Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta Yuli Kristianto. M. SYAIFULLAH

--

Sembarangan




From: djuliadi55@gmail.com

Minggu, 13 April 2014 | 05:27 WIB

Ada 57 Juta WNI yang Buang Air Besar Sembarangan

TEMPO.CO , Jakarta: Ada 57 juta penduduk Indonesia yang melakukan buang air besar sembarangan (BABS) dimana  40 juta di antaranya tinggal di pedesaan. "Indonesia menghadapi tantangan besar dalam sanitasi dasar karena setengah dari warga pedesaan tidak memiliki akses sanitasi layak," kata Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim melalui keterangan resmi, Sabtu, 12 April 2014.

Bank Dunia memperkirakan 2,5 miliar penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap jamban layak atau sarana pembuangan limbah manusia. Angka ini termasuk jumlah pendudukan yang melakukan BABS di sungai serta ladang. Hal ini menyebarkan virus dan kuman dari tinja melalui makanan, air dan pakaian.  Akibatnya, kata Kim, berjangkit diare  yang menyebabkan kematian ribuan anak setiap harinya.

Sebenarnya, hampir 1,9 miliar penduduk dunia mendapat akses jamban layak sejak 1990-an. Persoalan ini menjadi salah satu target Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals). Namun dalam implementasinya, target ini tidak tercapai sesuai harapan.

Bank Dunia mengklaim telah mendukung upaya pemerintah secara berkelanjutan dalam peningkatan akses sanitasi melalui proyek air bersih. Selain itu menerapkan pendekatan programatik berskala kabupaten atau kota.  "Pendekatan berbasis kabupaten atau kota akan membantu Indonesia mencapai target cakupan sanitasi seratus persen," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chavez.

Bank Dunia tidak akan berhasil mencapai pengentasan kemiskinan ekstrem pada 2030 serta peningkatan kesejahteraan 40 persen kalangan termiskin,  kata Kim, jika kondisi sanitasi tidak diperbaiki. Bank Dunia mengklaim telah menyalurkan lebih dari US$ 3 miliar untuk layanan air bersih dan sanitasi, sekaligus menjadi lembaga penyandang dana multilateral terbesar untuk air dan sanitasi.


Surat Peringatan


From: A.Syauqi Yahya


Jumat, 30/05/2014 19:45 WIB

KPI Layangkan Surat Peringatan ke TV yang Tayangkan Iklan Capres

M Iqbal - detikNews

FOKUS BERITA
Hasil Pemilu 2014 Mengejutkan
Jakarta - Bakal capres dan cawapres ramai-ramai memasang iklan di lembaga penyiaran televisi, padahal mereka belum ditetapkan resmi sebagai pasangan capres. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akhirnya mengirim surat peringatan kepada televisi yang tayangkan iklan itu.

"KPI Pusat keluarkan surat peringatan kepada lembaga penyiaran karena kami melihat ada ketidaknetralan dan ketidakberimbangan tentang (iklan) pasangan capres tertentu baik waktu, alokasi, frekuensi, durasi sudah terjadi ketakberimbangan," ucap komisioner KPI Fajar.

Hal itu disampaikan dalam jumpa pers bersama usai rapat antara Bawaslu bersama perwakilan tim pasangan calon, KPU, Bareskrim, Kejagung, KPI, PPATK, KPK dan Kominfo di kantor Bawaslu Jalan MH Thamrin, Jakpus, Jumat (30/5/2014).

Namun KPI tak merinci stasiun televisi mana saja yang dikirimi surat peringatan, termasuk detail pelanggarannya. Ia hanya mengatakan, peringatan itu masih bersifat sanksi administratif penyiaran.

"Langkah KPI agak lamban karena kami harus berkoordinasi dengan dewan pers karena ada potensi pelanggaran jurnalistik," ujarnya.

Potensi pelanggaran jurnalistik dimaksud terkait kode etik jurnalistik. KPI menduga pelanggaran penyiaran bisa dalam bentuk pemberitaan yang tak berimbang dan menjadi kebijakan redaksi.

"Harapan kami masyarakat mendapat informasi yang berimbang terkait kedua pasangan capres dan cawapres," ucap Fajar.

--

Mesake




From: syauqiyahya@gmail.com

Saat ini taman tersebut sudah tak berbentuk layaknya sebagai taman lagi.

Taman Kota Rusak, Jokowi Sindir Buruh yang Berdemo

Penulis: Indra Akuntono


Rabu, 1 Mei 2013 | 19:41 PM


Taman kota di median Jalan Medan Merdeka Barat rusak akibat diinjak-injak oleh buruh dan banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di taman tersebut, Rabu (1/5/2013).
Photo: Zico Nurrashid

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampak geram saat mengetahui ada sejumlah taman di jalan-jalan protokol yang rusak setelah dijadikan tempat berdemonstrasi dalam peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day, Rabu (1/5/2013) siang. Menurutnya, buruh harus ikut bertanggung jawab memperbaiki kondisi taman sekaligus membersihkan sampah selepas berdemonstrasi.

Dijumpai sesaat sebelum meninggalkan kantornya di Balaikota Jakarta, Jokowi tak henti-henti mengeluarkan sindiran yang dialamatkan kepada buruh yang mengikuti unjuk rasa hari ini. Ia menyatakan, taman yang rusak itu harus ditanami kembali dan ia mengaku lelah untuk terus membersihkan sampah yang dihasilkan para demonstran.

"Ya, mestinya yang demo nyapu jalan yang kotor itu, sama tanam tanaman yang rusak. Masak ngerusak sama ngotorin, masak saya bagian nyapu terus," kata Jokowi, Rabu petang.

Saat ini taman kota di sepanjang median Jalan Medan Merdeka Barat dan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, rusak akibat banyaknya buruh yang menginjak-injaknya. Padahal, taman itu baru ditata sekitar sebulan lalu.

Pantauan Kompas.com, Rabu sore, di taman itu tampak rumput-rumput hijau yang sudah terlepas dan tinggal menyisakan tanah berwarna coklat. Selain itu, sampah juga berserakan di taman tersebut. Bukan hanya itu, taman yang dipercantik oleh instruksi Jokowi itu rusak karena banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di atas taman. Buruh yang ingin beristirahat untuk makan dan minum juga duduk-duduk di taman tersebut.

Bukan hanya rusak, taman-taman itu juga tercemar dengan banyaknya buruh yang buang air kecil di pohon-pohon taman. Bau tak sedap pun tercium. Saat ini taman tersebut sudah tak berbentuk layaknya sebagai taman lagi.

Editor: Laksono Hari W


Misteri Pagi




From: syauqiyahya@gmail.com

Misteri Pagi

Oleh: Toyo Widodo | 29 April 2013 | 06:43 WIB

Pagi sebenarnya adalah waktu yang sangat baik untuk memulai hari-hari yang baik sampai kepada sore hari, karena tidak dapat di pungkiri pada waktu pagi tubuh kita akan terasa lebih segar dan fit, otakpun akan berpikir lebih jernih setelah tidur dimalam harinya.
Disamping itu juga sebenarnya banyak rahasia yang tersimpan di pagi hari, meskipun pada setiap hari dan waktu ada sesuatu yang menjadi rahasia Tuhan yang patut untuk kita renungkan dan kita ambil hikmah, namun kali ini penulis ingin bercerita sedikit tentang misteri waktu pagi.
1. Orang-orang Sukses Bangun di Pagi Hari
Ketika menuliskan paragraf ini sebenarnya saya sedikit takut, karena mungkin diantara kita berbeda tentang definisi sukses, tapi sudahlah orang-orang yang sukses entah itu dari segi materi ataupun sikap dan kepribadiannya, kebanyakan dari mereka adalah orang-orang sukses, saya berani mengatakan ini karena lihat saja mereka-mereka sekarang yang sukses, mereka dulunya bukanlah orang-orang yang bangun kesiangan (baca: Malas), mereka lebih dulu bergerak dari orang-orang yang malas, mereka mengejar rezeki jauh lebih dulu, mereka menghirup nafas jauh lebih dulu, bahkan merekapun sukses lebih dulu, lihat saja para pemburu berita yang membesarkan sebuah web berita atau Tv berita, mereka mengejar berita jauh lebih dahulu, dan dampaknya berimabs kepada perusahaannya.
2. Pagi Mendekatkan Kepada Kekayaan
Pernahkah anda pergi kewarung di waktu pagi hari, dan pada saat itu warung yang menjadi tujuan anda rupanya masih tertutup? mungkin diantara kita semua pernah mengalami kejadian ini, rezeki dipagi hari sebenarnya lebih banyak daripada rezeki di siang hari, sekali lagi coba kita lihat orang-orang yang senang masih berada di kasur empuk sebenarnya adalah bayi dan orang sakit, alias orang yang tidak bisa mengejar rezekinya yang ditebarkan Tuhan dimuka bumi ini, mereka hanya menanti datangnya rezeki berharap rezeki akan datang kepada mereka, sangat berbeda dengan orang-orang yang bangun di pagi hari mereka lebih senang mengejar rezeki dan secara otomatis rezekipun akan mengejar mereka.
3. Tuhanpun bersumpah Demi Pagi
Dalam surat At-Takwir ayat 81 yang artinya

Demi pagi ketika cahayanya mulai tampak dan anginnya mulai bertiup.

saya bukan menafsirkan ayat ini, lihatlah pada waktu pagi sebenarnya cahaya matahari akan menampakkan sinarnya, yang berarti mataharipun sebenarnya ikut bangun dari tidurnya (meskipun matahari tidak pernah tertidur), ingin menunjukan betapa gagahnya matahari, sinar matahari di waktu pagi sudah jelas akan menyehatkan badan, dilanjutkan dengan arti selanjutnya dan anginpun mulai bertiup, ini memberi syarat pada saat pagi ini, angin (baca:udara) lebih sehat karena pada saat itu udara sangat sedikit bercampur dengan polusi -polusi, sehingga udarapun akan jauh lebih fresh, teman saya pernah berceloteh orang-orang Amerika yang notabennya adalah non-muslim mereka sangat senang bangun di pagi hari (subuh), apakah mereka ingin shalat? jelas bukan, mereka bangun di pagi hari untuk meraton dan mengajak anjing peliharaannya untuk menghirup udara bebas. sekali lagi saya pertegas mereka mengajak anjing peliharaan mereka untuk menghirup udara segar, karena mereka takut anjing mereka tidak dapat menghirup udara segar, lantas bagaimana dengan kita dan kebiasaan orang-orang disekitar kita?


Kisah Samuri



From: syauqiyahya@gmail.com

Kisah Samuri

Oleh: Hendri Ma'ruf | 12 July 2013 | 16:45 WIB

Jangan keliru, bukan kisah samurai, tapi Samuri. Samuri sudah 22 tahun menjadi karyawan yang mengurusi pengawasan limbah. Dia mengetes ambang batas limbah Sungai Narogong. Air sungai dialirkan ke dalam kolam di area perusahaan, untuk pengetesan. Kolam dibuat dengan memanfaatkan semen dan pipa bekas milik perusahaan. Maksud hatinya, dia inginmenghias kolam itu denga bola-bola besi bekas yang berserakan di perusahaan.
Maksud hatinya, dia ingin menulis "Kolam Kontrol Limbah I." Dia sudah siapkan lubang-lubang untuk diisi dengan bola besi bekas. Apa daya, seseorang bernama Sobari ketahuan petugas jaga membawa bola-bola besi bekas ke luar areal perusahaan dan ditahan. Entah bagaimana, Samuri turut ditahan. Saat itu November 2011.
Dia menjalani proses hukum di kantor Kepolisian, di Kejaksaan, dan di Pengadilan sendirian. Tak ada orang yang menemani, tak ada seorang pun dari serikat pekerja, tak seorang pun pengacara. Di saat yang sama, istrinya jatuh sakit karena masalah jantung.
Di Pengadilan Negeri Cibinong, Hakim Imanuel Ari Budiharjo dan Hakim Agustina Dyah memimpin sidang perdana yang langsung mendakwa Samuri mencuri bola-bola besi bekas milik perusahaan.
Ketika sidang kedua hendak dilanjutkan, tetapi kedua hakim entah mengapa tak bisa bertugas untuk menyidang Samuri. Maka Hakim ketiga pun dipasang, yaitu Hakim Louise Betti Silitonga. Sendirian saja, Hakim Betti memimpin sidang yang agendanya mendengarkan saksi-saksi.
Ketika putusan tiba waktunya untuk dibacakan, Keputusannya adalah tuntutan 8 bulan oleh Jaksa dipotong oleh Hakim menjadi 4 bulan saja, dipotong tahanan. Karena Samuri sudah menjalani tahanan 3 bulan 1 minggu, maka dia pun menunggu 3 minggu saja sampai dia bebas.
Begitu hari kebebasan tiba, Samuri meninggalkan penjara dan melanjutkan ke rumah sakit, karena kesehatannya turun. Sembuh dari sakitnya, dia pun beranjak ke tempat kerjanya. Dengan lugunya dia mendatangi tempatnya mengabdi selama puluhan tahun. Betapa kagetnya, bahwa dia sebenarnya sudah dipecat.
Corporate Communication Manager tempatnya bekerja, yaitu Diah Sasanawati, mengatakan bahwa Samuri memang telah di-PHK karena yang bersangkutan bersalah melakukan pencurian, sesuai putusan Pengadilan Negri Cibinong. Diah pun menunjuk pada BAP tertanggal 14 Nopember 2011 bahwa Samuri mengakui telah mengambil aset perusahaan berupa bola-bola besi danmengakui telah menjualnya.
Samuri tidak bisa apa-apa. Dia tidak paham hukum. Dia juga tidak tahu bahwa dia harusnya menerima salinan putusan perkaranya. Setelah dia tahu bahwa dia harusnya memperoleh salinan itu, dia pun memintanya. Samuri membawa pulang salinan itu. Bersama keluarganya dia membacanya. Mereka terkaget-kaget membaca salinan itu. Dakwaan dan putusan berbeda. Istrinya marah-marah setelah mengetahui bahwa suaminya dihukum karena mencuri dompet dan telepon genggam sesuai dakwaan dalam salinan itu. Ibunya kaget dan berkata: "Apakah Samuri kurang uang sampai tidak mampu beli telepon genggam." Ibunya langsung sakit.
Diah Sasanawati mengklaim bahwa perusahaan tidak mengetahui bahwa putusan hukuman itu didasarkan atas dakwaan pencurian dompet dan telepon genggam.
Samuri pun mulai mencari keadilan. Dia mendatangi kantor LBH Jakarta, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Komnas HAM. Setelah konsultasi di LBH, Samuri menyusun permohonan Peninjauan Kembali .
Waktu terus berjalan, sampai suatu hari Petugas Pengadilan Negri Cibinong mengunjungi Samuri. Samuri menerima pemberitahuan bahwa Peninjauan Kembali (PK) telah ditolak MA.
Kali ini Komnas HAM membantu dengan menunjuk tiga pengacara. Karena PK sudah ditolak, dan atas saran pengacaranya, dia melaporkan tiga hakim PN Cibinong ke Komisi Yudisial.
Ketua PN Cibinong, Sudjatmiko, membenarkan bahwa tiga hakim dimaksud pernah mengadili Samuri. Tiga hakim itu juga pernah dimintai keterangan oleh Komisi Yudisial. Tetapi, Sudjatmiko mengatakan bahwa dia tidak tahu persis kasus itu karena dia belum bertugas di PN Cibinong.
Menurut Juru Bicara Komisi Yudisial, Asep Rahmat Fajar, ketiga hakim dan pelapor telah dimintai keterangan. Namun, sampai kini, setahun berlalu, Komisi Yudisial belum menggelar rapat pleno untuk membahas kasus tersebut.
By the way, perusahaan tempat kerja Samuri adalah PT Holcim Indonesia.
(Sebuah kisah yang nyata-nyata ada di negri tercinta kita. Kisah yang menunjukkan potret bangsa yang piawai berwacana, yang ahli dan jago, tetapi miskin nurani. Saya hanya mengadaptasi sedikit dari berita yang dimuat harian Kompas 12 Juli 2013)


Di Borobudur Golf Magelang?


Bbrp org pria ada dlm locker room pd sebuah club golf elite di Magelang (...ciaa ciaaa...). Tiba2 sebuah HP berdering. Setelah 4-5 deringan barulah seorang pria menjawabnya dg mengaktifkan speakernya krn ia blm selesai mengeringkan rambutnya.T'jdlah p'cakapan:

(S - Suami, I - Istri)

S - "Halo?"

I - "Papi, ini mami, papi lg di club ya?"

S - "Iya"

I - "Baguslah, mami lg ada di mall ga jauh dr situ. Brsan mami liat ada 1 tas kulit impor, keren bgt pi. Blh beli ga?"

S - "Brp duit?"

I - "Murah pi, cuman 20 juta n krn ud langganan diskon 25%"

S - "Hmm, ya udah kl mami emang suka beli aja"

I - "Ahh, sebelumnya mami sempet mampir ke dealer mercy dan kepincut ama model gresnya. Itu lho pi yg pernah mami tunjukin brosurnya ke papi, cepet jg ya udah nyampe ke sini. Sempet ngobrol ama salesnya trus diksh hrg spesial gara2 mami cerita kalo papi ga pernah naek mobil selain mercy. Lagian kan BMW mami yg papi beli taon kmrn byk yg punya."

S - "Emang tuh sales kasih harga brp?"

I - "2,5m"

S - "Ok, tapi dgn hrg segitu papi maunya udah komplit semua  asesorisnya, udah dulu ya"

I - "Siiip! Sebenarnya msh ada lagi sih...."

S - "Apa?"

I - "Yg ini mgkn agak berlebihan, pagi tadi mami ga sengaja liat rek bank papi lalu mami jalan ke rmh yg pernah kita liat thn lalu. Eh t'nyata dijual!!! Mami sempat liat dlmnya, wuih keren bgt japanese gardennya lengkap dengan bungalow cantik di atas kolam koi."

S - "Buka harga brp?"

I - "Kynya lagi kepepet pi, masak rumah di jalan utama gitu cuman minta 8m? Dan yg penting rek papi masih cukup kok."

S - "Ya udah ambil gih, tapi coba tawar siapa tau 7,5m dikasih"

I - "Ok, honey sweety... Thank u. Cepat plg ya pi! I love u!"

S - "Bye... I love u too!"

Pria tadi menutup HP tsb sambil m'bereskan brg2nya. Sementara itu semua org di sana memandangnya dengan tatapan kagum.

Lalu pria itu mengangkat HP tsb smbil bertanya:
"Ada yang tau ga ini HP siapa??

\=D/=)):p ‎​​.. нɑнɑнɑнɑ.. :p\=D/=))
 нɑнɑнɑнɑнɑ..
..нɑнɑнɑнɑнɑ 


Akhirnya...





From: "Boediono" <dionerbe@gmail.com>

Akhirnya pemerintah pusat mengambil alih...

http://us.m.news.viva.co.id/news/read/383871-sby--sodetan-ciliwung-kanal-banjir-timur-selesai-2014

SBY: Sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur Selesai 2014

Saat Kali Ciliwung dan Kanal Banjir Barat banjir, KBT relatif kosong

Arfi Bambani Amri, Amal Nur Ngazis | Minggu, 20 Januari 2013, 15:47 WIB

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyetujui usulan Kementerian Pekerjaan Umum membangun sodetan atau terusan menghubungkan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Presiden memastikan, proyek raksasa ini selesai pertengahan 2014 nanti.

"Setelah kita kalkulasikan, anggaran tersedia dan skala prioritas. Untuk tahun ini yang mendesak adalah membuat terusan atau sodetan Kali Ciliwung ke arah Kanal Banjir Timur," kata Presiden dalam jumpa pers usai rapat penanggulangan banjir Jakarta di Jakarta, Minggu 20 Januari 2013.

Presiden menyatakan, data banjir tahun ini memperlihatkan, ketika Kali Ciliwung meluap, debit air Kanal Banjir Timur masih normal. "Relatif tidak terisi," kata Presiden. "Ini tentu tidak menguntungkan."

Karena itu, Presiden setuju, sodetan Kali Ciliwung menjadi  prioritas tahun ini. Anggaran Rp500 miliar disiapkan. "Ini akan selesai medio 2014, bisa kita mulai segera tahun ini," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menjelaskan, sodetan ini dirancang berupa pipa bawah tanah yang melintasi bawah tanah. Dalam rancangan PU, jalur ini melewati permukaan bawah Jalan Sensus dan Jalan Otto Iskandar Dinata III di Jakarta Timur. "Panjangnya 2,1 kilometer," kata Djoko.

Namun, Djoko menambahkan, pembangunan sodetan ini bisa memunculkan gangguan lalu lintas luar biasa selama proses konstruksi yang diperkirakan selama dua tahun. Untuk itu, Djoko meminta Presiden memberi tahu Kepala Kepolisian untuk berkoordinasi mengenai pengaturan lalu lintas. "Kami juga sedang cari teknologi yang bisa atasi gangguan itu," kata Djoko.

© VIVA.co.id


“katanya mau dekat dengan wong cilik…”!***




From: syauqiyahya@gmail.com

Menjenguk Padepokan Prabowo Subianto

Oleh: Ana Mustamin | 16 March 2013 | 14:25 WIB

KAMIS 14 Maret kemarin, saya berkesempatan melongok kediaman Prabowo Subianto, mantan menantu Presiden Soeharto dan calon presiden RI untuk periode 2014-2019. Kesempatan itu datang atas ajakan Perhumas (Perhimpunan Humas) Indonesia, melalui kegiatan "Forum Pemimpin dan Pengusaha" bertema "Tantangan Masa Depan Indonesia".
Meski sejak awal saya mencium aroma kampanye di balik kegiatan ini, saya putuskan untuk hadir. Pertama, tentu untuk kepentingan networking. Saya pasti 'reuni' dengan sesama mantan pengurus Badan Pengurus Pusat (BPP) Perhumas. Kedua, harus diakui, apapun yang pernah berhubungan dengan sosok Presiden Soeharto, apalagi di lingkar dalam keluarga besar, tetap merupakan magnet yang memicu rasa ingin tahu. Terlepas dari saya suka atau tidak suka jika Prabowo menjadi calon presiden Indonesia nantinya.
Rumah mantan Danjen Kopassus yang saya maksud itu terletak di Bukit Hambalang, Desa Bojong Koneng, Kabupaten Bogor. Untuk bisa mencapai tempat itu, selepas pintu tol Jagorawi keluar Sentul City, Anda harus menempuh jalan berkelok. Pemandangan di kiri-kanan jalan hanya kehijauan, mengingatkan saya pada lagu anak-anak "naik-naik ke puncak gunung"… serasa piknik aja rasanya! Oya, sekadar info, saya tidak membawa mobil pribadi ke sini. Mobil diparkir di sebuah areal pompa bensin yang sudah tidak terpakai di kawasan Sentul City. Lalu dari situ, panitia sudah menyiapkan bis.
Mendekati kediaman Prabowo, panitia membaca pengumuman yang membuat saya senyum kecut. Tamu tidak diperkenankan membawa peralatan elektronik masuk ke kediaman Prabowo! Tidak handphone, iPad, apalagi kamera. Di pintu masuk penjagaan yang dilengkapi metal detector, saya lebih surprise lagi. Tas jinjing saya pun tidak diperkenankan dibawa masuk. Praktis saya hanya boleh membawa kartu pengenal dan undangan. Benar-benar mati gaya deh! Saya pernah masuk ke Istana Presiden yang di Medan Merdeka Barat. Saya juga pernah masuk ke Istana Bogor. Tapi saya boleh membawa handphone!
Meski nggerundel dalam hati, saya menghibur diri. Kedua istana yang saya sebut di atas itu istana rakyat. Wajar aja kalau saya boleh masuk membawa hp, kamera, dan tas. Lha, yang ini? Ini istana pribadi, neng!
Acara yang dirancang oleh organisasi yang menyebut dirinya Indonesia-Asia Institute molor hampir satu jam. Celaka dua belas. Saya banyak janji. Anak saya di rumah sedang sakit. Tapi saya tidak bisa menghubungi mereka. Dan tidak bisa keluar dari tempat ini kecuali nekad jalan kaki hingga ke Sentul City.
Sambil menunggu, saya sempat keluar pendopo. Alasan utama sih ke restroom. Tapi sebetulnya sambil mata jelalatan. Rumah yang oleh Prabowo disebut padepokan ini konon berdiri di atas areal seluas 5 hektar. Dibuat berteras, mengikuti kontur perbukitan. Saya tidak tahu persis ada berapa buah bangunan di situ. Tapi bentuknya jelas mengadopsi arsitektur Jawa. Didominasi kayu dan batu merah. Lalu, di luar, dari jendela mobil tadi, mata saya menangkap sebuah helipad - sekaligus menjawab rasa penasaran saya: apa Prabowo gak pegal bolak-balik ke sini? Padepokan ini juga dilengkapi istal – sang jenderal sangat hobi berkuda rupanya, dan (konon) juga kolam renang – karena saya gak sempat melihat letaknya di mana. Di halaman, rumput tertata dengan asri, dilengkapi jajaran pepohonan pinus.
Saat menyampaikan orasi, Prabowo berkisah mengapa ia membangun padepokan di atas bukit. Menurutnya, meski ia berdarah campuran Sulawesi dan Jawa, dia dibesarkan dengan tradisi dan pemikiran Jawa. Di Jawa, jika seorang kesatria sudah tidak dibutuhkan atau digunakan oleh rakyat, maka ia harus naik gunung, lengser keprabon madhep pandhito – bersemedi atau bertapa mencari kesempurnaan hidup, untuk kemudian turun gunung lagi pada saatnya nanti.
Di padepokan itu, Prabowo yang hobi beladiri melakukan sejumlah kegiatan, melatih pemuda olahraga pencak silat, berkuda (ssttt…konon ia punya ratusan kuda Lusiano – kuda asal Eropah yang mahalnya minta ampun), bertani, dan memelihara berbagai ternak.
Sampai di sini, saya hanya bisa jadi pendongeng. Karena sekali lagi, saya gak punya bukti foto-foto (nyesekkk lho rasanya, karena di tas saya ada kamera dan iPad). Pidato Prabowo gak terlalu istimewa buat saya. Pidato yang sudah sering saya dengar dari mereka yang berkeinginan memimpin negeri ini. Kunjungan ke kediaman Prabowo diakhiri dengan foto bersama. Saya bersalaman dengan orang yang pernah memiliki 'kekuasaan sangat besar' di mata saya yang pernah jadi aktivis di kampus. Prabowo tersenyum, senyum ala kadarnya. Seusai itu, saya teringat tas saya yang dititip ke penjaga, dan kemudian hanya bisa membatin, "katanya mau dekat dengan wong cilik…"!***


Debat


From: <anishariri@gmail.com>



Sayange ora ono debat berbahasa inggris :)



Berikut tema dan televisi yang akan menyiarkan debat capres cawapres:
 
1. Tema Debat Capres I: Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian Hukum akan disiarkan oleh SCTV, Indosiar dan Berita Satu pada 9 Juni 2014;
 
2. Tema Debat Cawapes I: Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial akan disiarkan oleh Metro TV dan Bloomberg pada 15 Juni 2014;
 
3. Tema Debat Capres II: Politik internal dan Ketahanan Nasional akan diudarakan oleh TV One dan ANTV pada 22 Juni 2014;
 
4. Tema Debat Cawapres II: Pembangunan Sumber Daya Manusia dan IPTEK akan disiarkan RCTI dan MNC pada 29 Juni 2014;
 
5. Tema Debat Gabungan: Pangan, Energi dan Lingkungan akan disiarkan oleh TVRI dan KOMPAS TV pada 5 Juli 2014.
 

--

No Komen


From: A.Syauqi Yahya 

No komen wong aku ra nonton....he x3 /kung

Adrian Kritik Prabowo, Ini Komentar Ahmad Yani

KOMPAS.com/Indra Akuntono

Anggota Komisi III dari Fraksi PPP Ahmad Yani
Kamis, 29 Mei 2014 | 17:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Sekretaris Majelis Pakar DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Yani menilai politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Adrian Napitupulu lebih banyak menyerang kubu bakal calon presiden dan wakilnya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan Metro TV, Rabu (28/5/2014). Menurut Yani, Adrian pun lebih banyak berbicara di luar konteks debat, yaitu mengenai visi dan misi calon presiden (capres).

"Kita, kan bicara visi misi capres kita, gagasan, apa yang dicita-citakan. Dia menyerang, masak saya harus balas juga," ujar Yani saat dihubungi Kamis (29/5/3014).

Dalam acara Mata Najwa berjudul "Jokowi atau Prabowo?", Yani berada di pihak Prabowo, sedangkan Adrian di pihak Jokowi. Dalam tayangan itu, Adrian menyinggung isu Hak Asasi Manusia (HAM) yang dikaitkan dengan rekam jejak Prabowo sebagai mantan Danjen Kopassus.

Sementara itu, Yani mengatakan rekam jejak Prabowo tak lagi menjadi persoalan karena ia sudah diadili dalam proses hukum militer. Terbukti, pada 2009 Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri maju sebagai capres dengan menggandeng Prabowo. Namun, menurut Yani saat itu isu pelanggaran HAM tak pernah diungkit.

Selain itu, secara terang-terangan, Adrian juga menyindir soal perempuan dan Prabowo yang gemar berkuda. Hal itu disampaikan Adrian saat Najwa memintanya menilai kelebihan Prabowo.

"Itu melecehkan sebagian besar kaum perempuan. Ya, itu kualitas tim sana. Tapi saya yakin Pak Jokowi tidak menginkan karakter seperti itu," kata Yani.

Yani mengatakan, sikap tersebut memang sudah karakter Adrian. Menurutnya, hal itu pun hak Adrian. Yani mengaku tak mau berbalik ikut menyerang.

"Jangan maling teriak maling, seolah ada black campaign. Biar masyarakat menilai sendiri," lanjutnya.

Penulis: Dian Maharani
Editor: Hindra Liauw

--

Ucok !


From: <syauqiyahya@gmail.com>



Jum'at, 05 Juli 2013 | 06:10 WIB

Keterangan Prajurit Kopassus Ucok Irasional

TEMPO.CO , Jakarta:Pengamat hukum Universitas Indonesia Chairul Huda menilai keterangan Sersan Dua Ucok Tigor Simbolon terdakwa kasus penembakan empat orang tahanan titipan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-B, Cebongan, Sleman, Yogyakarta irasonal. Sebab, kata Chairul, keempat tahanan dalam kondisi tak bersenjata sehingga mustahil melakukan penyerangan.

"Tidak mungkin para tahanan menyerang. Tidak masuk akal sehat," kata Chairul kepada Tempo, kemarin.

Chairul menjelaskan, konsep penyerangan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana berarti adanya pihak yang mendatangi satu kelompok secara tiba-tiba dan memulai perkelahian. Kenyataannya, para tahanan tidak mengetahui kedatangan Ucok dan rekan-rekannya.

Lagipula, menurut Chairul, jumlah anggota kelompok Ucok jauh lebih banyak ketimbang jumlah tahanan. Karena itu, ia menambahkan, tertutup kemungkinan penyerangan dimulai oleh para tahanan. "Tahanan tak akan berani, sipir saja dilumpuhkan," ujarnya.

Meski memberikan kesaksian irasional, kata Chairul, Ucok mimiliki hak untuk memberi keterangan. Penilaian atas kebenaran kesaksian tersebut dan keputusan setelahnya berada di tangan majelis hakim. "Majelis harus membuktikan peradilan ini bukan sandiwara," ujarnya.

Dalam persidangan pada Selasa lalu, Ucok mengaku sempat diserang sebelum menembak keempat korbannya. Saat pintu ruang tahanan A5, kata dia, ia masuk ke ruang tahanan lalu dipukul sesorang menggunakan kruk (alat bantu jalan) milik salah satu tahanan yang sakit kakinya.

Menurut Ucok, ia langsung menembak orang yang menyerangnya lantaran panik. Setelah tembakan tersebut, kata dia, tahanan lain menendangnya. Belakangan diketahui tembakan tersebut mencabut nyawa Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, Yohanes Juan Manbait, Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi, dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi.

Imparsial menyebut keterangan Ucok sebagai kebohongan. Organisasi pemantau hak asasi manusia ini menilai kronologi kasus maupun fakta yang terungkap menunjukkan ketakutan korban terhadap para pelaku. "Kalau memang korban menggunakan kruk, tunjukkan alat itu di pengadilan," kata Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti.

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siti Noor Laila mengatakan, pengakuan Ucok berbeda dengan temuan lembaganya yang diumumkan pertengahan bulan lalu. Dalam laporan itu, Komnas menyatakan penembak sempat memisahkan tiga tahanan terlebih dahulu dengan lainnya. Pelaku kemudian menghabisi nyawa ketiga tahanan tersebut. Lalu pelaku menembak narapidana terakhir yang bergabung dengan tahanan lain. "Kami yakin sekali dengan temuan tersebut," kata Siti kepada Tempo.

LINDA HAIRANI | TRI SUHARMAN | ERWAN HERMAWAN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

--
--

ketika partai 'Menumpang' Para Pemudik


From: Endah Martiningrum


TEMPO.CO, Jakarta--Sejumlah
partai politik menggelar mudik
bersama dari Jakarta ke sejumlah
lokasi. Pengamat politik
Universitas Indonesia Andrinof
Chaniago mengatakan partai
politik yang menggelar mudik
gratis seharusnya tidak
memanfaatkan kegiatannya
sebagai upaya politisasi.
Andrinof mengatakan seharusnya
pemberian atribut cukup pada
kendaraan bus pengangkut jika
ingin menunjukkan penyelenggara
kegiatan mudik gratis tersebut.
"Menjadi tidak wajar ketika
menyeragamkan peserta mudik
dengan kaos bergambar tokoh
partai," ujar Andrinof ketika
dihubungi Tempo, Sabtu 3
Agustus 2013.
Sabtu, 3 Agustus 2013, Partai
Golkar memberangkatkan 1.947
pemudik secara gratis ke 18 kota
di Jawa Barat, Tengah dan Timur.
Sebanyak 33 bus disediakan untuk
mengangkut penumpang
bertuliskan "Mudik Gratis Partai
Golkar, ARB Presidenku".
Pemudik diberikan kaos
bergambar Aburizal Bakrie Ketua
Umum Partai Golkar yang
mencalonkan sebagai Presiden
pada pemilihan umum 2014.
Susanti, 40 tahun, mengatakan
senang dengan program mudik
gratis ini. Ia spontan tepuk tangan
ketika Ical mengangkat bendera
kuning tanda melepas pemudik
gratis.
Tak hanya Golkar, Partai Amanat
Nasional juga 'menumpangi'
pemudik. Ketua Umum PAN Hatta
Rajasa melepas keberangkatan
12.548 peserta mudik gratis
dengan 248 bus eksekutif, Sabtu 3
Agustus 2013. Jumlah ini memang
lebih sedikit dari pada jumlah yang
tercatat di panitia yaitu 13.548
peserta dengan 225 armada bus.
Panitia sendiri mencatat, 50
persen peserta tahun ini adalah
peserta mudik gratis tahun-tahun
sebelumnya. PAN pertama kali
menggelar mudik gratis pada
2011 dengan 5.000 peserta dan
2012 sebanyak 10.250 peserta.
MAYA NAWANGWULAN | WAYAN
AGUS PURNOMO | FRANSISCO
ROSARIANS


--

wadhoooh...


From: Endah Martiningrum 


Selasa, 20 Agustus 2013 | 13:51
WIB
MALANG, KOMPAS.com —
Puluhan mahasiswa Universitas
Brawijaya (UB) Malang, Jawa
Timur, menggelar aksi di depan
kantor rektorat kampus
setempat, Selasa (20/8/2013).
Mereka akan menjual ginjal
masing-masing karena surat
permohonan penundaan
Sumbangan Penyelenggaraan
Pendidikan (SPP) yang mereka
ajukan ditolak.
Aksi mahasiswa dimulai dari
depan gedung kuliah bersama
dilanjutkan ke beberapa gedung
fakultas dan finis di depan
gedung rektorat. Mereka
membawa poster bertuliskan
"Saya mahasiswa UB berniat
menjual ginjal demi lanjut
kuliah".
Kepada Kompas.com, Ahmad
Syaifuddin Zuhri, perwakilan
mahasiswa yang bermasalah
dengan SPP, menjelaskan bahwa
ada puluhan mahasiswa yang
siap menjual ginjalnya demi
membayar SPP.
"Kita ditolak meminta surat
penundaan yang ditolak karena
sudah ada SK Rektor UB terkait
pemberhentian penundaan SPP
UB," katanya.
Mahasiswa lainnya, Megawati
dan Galih Putra, juga siap
menjual ginjal. Menurut Galih,
dia pernah diterima di program
Bidik Misi. "Namun, tiba-tiba
digagalkan, tanpa ada
pemberitahuan," kata Galih,
mahasiswa FISIP UB.
Galih mengaku sudah
mengajukan penundaan
pembayaran, tetapi ditolak
karena sudah ada SK Rektor UB
itu. "Jika tidak melunasi SPP
atau tidak membayar KRS, harus
terminal dulu. Itu sudah opsi
terakhir dari pihak rektorat,"
katanya.
Galih dan mahasiswa lainnya
sudah mengajukan surat
penundaan pada Senin
(19/8/2013) kemarin. Namun,
jawaban pihak rektorat adalah
jika tidak bisa membayar SPP,
mereka diminta meminjam ke
bank.
"Hal itu yang menjadi kami
tersakiti. Hal itu malah bukan
meringankan kami karena
bunga bank sangat besar, dari
0,3 sampai 15 persen," katanya.
Galih mengatakan, banyak
mahasiswa FISIP UB yang
bernasib sama dengan dia.
"Penundaannya ditolak,"
akunya.
Para mahasiswa menyatakan
akan tetap melakukan aksi jika
tidak ada jawaban atau
kebijakan dari pihak rektorat.
"Sementara rektor dengan PD II
FISIP saat ini sedang ke luar
negeri. Dia katanya ke
Hongkong," katanya.
Ditanya kenapa menjual ginjal,
Galih dan teman-temannya
mengatakan, hanya ginjal
mereka yang bisa dijual demi
melunasi SPP dan keperluan
kuliah lainnya di UB.
"Saya rela jual ginjal demi biaya
pendidikan yang mahal. UB saat
ini dikenal dengan istilah 'no
money, no study'," tegas Galih.
Dalam tuntutannya, para
mahasiswa menolak tegas SK
Rektor UB yang berkaitan
dengan pemberhentian
penundaan SPP UB untuk
menentang kapitalisasi
pendidikan serta keterlibatan
modal-modal asing swasta dan
asing pada UB.
"Maka dengan ini, kami dari
aliansi mahasiswa Fisip UB
(Amfibi) akan melakukan aksi
segel beberapa bank swasta
yang beroperasi di lingkungan
UB. Aksi ini akan dilakukan
selama tiga hari hingga
tuntutan kami dipenuhi,"
katanya.


--

Bersyukur tanpa syarat


From: <djuliadi55@gmail.com>





Doa adalah salah satu cara mengungkapkan syukur.

Oleh: Ina Salma Febriany

Cinta tanpa syarat. Begitulah harapan para pecinta untuk dapat mencintai sosok yang ia. Harapan itu sebagai bukti bahwa dia benar-benar mencintai sepenuh hati, apa adanya, tanpa syarat barang satu pun.

Jika cinta saja bisa tanpa syarat, sepatutnya, sebagai Muslim kita juga patut menjaga syukur tanpa syarat kepada Sang Pemberi Nikmat.

Allah SWT dalam beberapa ayat  Alquran banyak mengajak para hamba-Nya untuk mudah bersyukur. Bukan karena Dia membutuhkan rasa terimakasih dari manusia.

Bersyukur ialah sebuah kebutuhan ruhani, baik diucapkan melalui lisan dengan 'Alhamdulillah', juga berupa perbuatan dengan memberdayakan apa yang kita dapatkan untuk kemaslahatan manusia.

Bersyukur juga sebagai bukti kelemahan bahwa kita sama sekali tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat bagi diri sendiri, terlebih kepada orang lain.

Karena ketidakmampuan itulah, manusia dianjurkan untuk mensyukuri apa yang ia peroleh, baik itu rezeki, kesehatan, ketentraman hidup, kebersamaan bersama orang-orang terkasih, dan masih banyak lagi nikmat-nikmat nan terhingga yang tak kuasa menyebutkannya.

Itu semua Allah limpahkan kepada manusia karena Allah bersifat Wahhab. Wahhab berarti Maha Memberi segala sesuatu baik yang dipinta ataupun tidak dipinta hamba-Nya.

Imam Ghazali menyebutkan bahwa pemberian Allah bersifat terus-menerus, tiada henti, berkesinambungan, dunia maupun akhirat, kepada siapa pun. Terlepas si hamba mensyukurinya atau tidak, karena memang pada hakikatnya Allah tidak membutuhkan apa pun dari hamba-Nya. Pemberi tanpa pamrih.

"... jika engkau bersyukur, maka akan Kutambah nikmat-Ku untukmu. Namun, jika kamu kufur (enggan bersyukur), sungguh adzab-Ku amat pedih." (QS Ibrahim: 7)

Dalam perjalanan hidup, manusia tergolong menjadi dua: golongan syukur dan golongan kufur. Oleh karenanya, tercermin dari surah di atas bahwa janji Allah terlimpah untuk dua golongan manusia, baik yang syukur maupun yang kufur. Jika kita mensyukuri nikmat Allah apa pun bentuknya, seberapa pun banyaknya, maka nikmat itu akan bertambah.

Sebagai manusia biasa, terkadang kita alpa. Kita hanya sibuk mensyukuri pemberian-Nya yang enak dan tampak. Namun, lupa untuk bersyukur saat memeroleh musibah. Saat musibah datang, yang meluncur dalam doa-doa ialah keluhan dan kesedihan hingga penantian kapan musibah itu hilang.

Padahal, dalam terhimpit musibah sekalipun kita dianjurkan untuk tetap bersyukur, sebagai bukti bahwa itu adalah bentuk perhatian dan kasih sayang Allah.

Dalam sebuah Hadis Qudsi disebutkan, "Wahai malaikat Jibril, datanglah kepada hamba-Ku dan kirimkanlah ia sebuah musibah, karena Aku rindu akan rintihannya." (HR Muslim).

Hadis ini mengisyaratkan bahwa diuji dengan masalah ialah bukti bahwa Allah merindu rintihan dari para hamba-Nya. Tak inginkah kita dirindu?

Akhirnya, hakikat bersyukur tanpa syarat ialah kita tidak perlu menunggu datangnya nikmat  lantas bersyukur. Tapi, bersyukur sebenarnya ialah senantiasa menjaga ungkapan terima kasih pada Sang Maha Kasih atas segala nikmat yang telah, sedang dan akan kita dapatkan. Wallahu a'lam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

--
Addinu huwa al-aqlu,laa diina liman laa aqla lahu - Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang yang yang tidak berakal

Piye to ?!


From: A.Syauqi Yahya 


Rabu, 28/05/2014 18:27 WIB
PPP Minta Jatah Pengganti SDA, Istana: Posisi Menag Sepenuhnya Hak Presiden

Rivki - detikNews

Suryadharma Ali Tersangka Haji
Jakarta - PPP meminta posisi Menteri Agama tetap diisi oleh partai berlambang Kabah tersebut. Tetapi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum tentu mengamini permintaan PPP.

Hal itu dilontarkan oleh Juru Bicara Presiden, Julian Pasha, di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/5/2014).

"Saya kira untuk posisi Menag sepenuhnya dari Presiden. Tentu beliau mendengarkan saran dan masukan dan kita kembalikan siapa dianggap paling tepat, " ujarnya.

Julian belum bisa berkomentar terkait gejolak politik bila posisi Menag tidak diisi oleh orang partai PPP. "Saya tidak bisa berkomentar sampai ada keputusan presiden, " imbuh Julian.

Saat disinggung siapa calon pengganti posisi Suryadharma Ali, Julian juga belum mendapat informasi. Julian menambahkan, posisi Menag untuk sementara akan dijabat Menko Kesra Agung Laksono.

Presiden juga telah memerintahkan Agung untuk mengurus masalah prioritas di Kemenag. Salah satu tugas prioritasnya adalah pelaksanaan haji 2014.

"Tentu yang menjadi prioritas akan ditindaklanjuti pelaksana Menag atau menteri sementara. Saya kira (haji) sudah menjadi perhatian prioritas beliau," pungkas Julian.

--

5.29.2014

Politik Bermuka Dua





From: syauqiyahya@gmail.com

Minggu, 01 April 2012


Politik Bermuka Dua

Partai politik tampak terjebak dalam politik pencitraan yang berlebihan. Ini menyebabkan pengambilan keputusan mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak di Dewan Perwakilan Rakyat sungguh bertele-tele. Kalangan partai, terutama dari partai koalisi, bersikap seolah-seolah menolak kenaikan harga BBM. Tapi sebetulnya mereka memberi lampau hijau terhadap usul pemerintah.

Sikap bermuka dua itulah yang membuat kompromi di kalangan partai koalisi tak mudah dicapai. Partai seperti Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Kebangkitan Bangsa menyatakan menolak kenaikan harga BBM. Pernyataan yang disampaikan dalam pemandangan fraksi rapat pleno DPR kemarin itu terkesan hanya untuk pencitraan. Soalnya, mereka juga bersedia diajak berunding mengenai klausul tambahan yang dituangkan dalam Pasal 7 ayat 6A Rancangan Undang-Undang APBN Perubahan 2012.

Klausul itu memberi wewenang kepada pemerintah untuk menaikkan atau menurunkan harga BBM bila ada fluktuasi harga Indonesian Crude Price (ICP). Besarnya persentase kenaikan ICP kemudian menjadi perdebatan di antara partai-partai koalisi. Inilah yang membuat lobi di antara mereka memakan waktu lama. Partai PKS, misalnya, menginginkan angka 20 persen dari harga ICP yang diasumsikan dalam APBN. Adapun Demokrat menghendaki 5 persen.

Partai yang selama ini menolak kenaikan harga BBM, seperti PDI Perjuangan, Gerindra, dan Hanura, berkukuh pada sikap mereka. Partai-partai ini sama sekali tak membuka pintu bagi kenaikan harga BBM. Sikap ini, terutama PDIP, sebetulnya tidak konsisten. Soalnya, ketika memerintah, partai ini juga pernah menaikkan harga BBM.

Sikap partai-partai yang lebih menonjolkan politik pencitraan itulah yang memprihatinkan. Mereka tak berusaha mencari formula terbaik demi menyelesaikan persoalan akibat kenaikan harga minyak mentah dunia itu. Partai-partai justru memanfaatkan isu kenaikan harga BBM untuk menaikkan popularitasnya demi pemilu 2014.

Pikiran yang sehat sebetulnya akan mudah memahami kuatnya alasan menaikkan harga BBM. Postur APBN 2012 sudah sangat tertekan akibat beban subsidi bahan bakar minyak yang melonjak. Saat harga minyak mentah dunia naik menjadi US$ 105 per barel, anggaran subsidi BBM membengkak menjadi Rp 178,67 triliun. Ini berarti ada selisih Rp 55 triliun dari yang dianggarkan. Padahal harga bahan bakar fosil ini di masa depan diyakini akan terus meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Perkiraan moderat menyebutkan, dalam waktu dekat harganya bakal naik menjadi US$ 160.

Bila kenaikan harga BBM tidak dilakukan, hampir bisa dipastikan subsidi yang diberikan akan terus menggunung. Ini bahkan bisa menjadi beban untuk pemerintah di masa mendatang. Dengan harga yang relatif murah, konsumsi BBM juga akan cenderung meningkat. Padahal subsidi ini lebih banyak dinikmati golongan masyarakat yang mampu, setidaknya memiliki sepeda motor.

Politik pencitraan dan politik bermuka dua membuat masyarakat kurang mendapatkan argumen yang logis dan jernih tentang kenaikan harga BBM. Pola komunikasi yang tak jujur seperti itu semestinya dihentikan. Soalnya, cara ini sama sekali tidak mendidik, bahkan membodohi rakyat.


Ora transaksional, transaksional.....sing ngendi ?


From: A.Syauqi Yahya


Ora transaksional, transaksional.
Ora transaksional, transaksional.
Ora transaksional, transaksional.
Ora transaksional, transaksional.
..............................

?!?!?!?!?!?!?!?!?!?!?!?!?!,!,! /kung

Dibantah Jokowi, Muhaimin Masih Yakin Kursi Menag untuk NU

KOMPAS.com/Achmad Faizal
Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar saat peresmian Posko Laskar Santri Nusantara di Surabaya.
Kamis, 29 Mei 2014 | 11:10 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar masih yakin posisi Menteri Agama akan diberikan kepada Nahdlatul Ulama (NU) jika Joko Widodo memenangi pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang. Sebelumnya Jokowi membantah klaim Muhaimin soal itu.

"Itu keyakinan pribadi saya, pascareformasi, kursi Menteri Agama selalu dari NU," kata Muhaimin usai menghadiri peresmian posko Laskar Santi Nusantara di Pondok Pesantren Al-Husna Surabaya, Kamis (29/5/2014).

Muhaimin mengakui bahwa belum ada pembicaraan terkait jatah kursi menteri di internal koalisi pengusung Jokowi-JK. Karena koalisi yang dibangunnya bersama PDI-P, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan PKPI, bukan berdasarkan bagi-bagi kursi jatah menteri.

"Wajar Pak Jokowi membantah, karena koalisi kami belum membahas jatah kursi. Kami masih fokus konsolidasi pemenangan capres-cawapres," tambahnya.

Seperti diberitakan, di Surabaya awal pekan lalu, Muhaimin menjanjikan kursi menteri agama bagi warga NU. Namun pernyataan Muhaimin itu dibantah oleh Jokowi. Gubernur DKI Jakarta membantah telah mematok jabatan Menteri Agama untuk golongan tertentu.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada pembicaraan masalah menteri antara PDIP dengan partai mitra koalisi lain. Karena koalisi yang dibangunnya murni tanpa syarat.

Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal
Editor: Kistyarini

--

Renungan Seorang Penyair .........




From: syauqi yahya

Thursday, March 06, 2008

Megatruh Kambuh

Renungan Seorang Penyair Dalam Menanggapi Kalabendu

Penyair besar Ronggowarsito, di pertengahan abad 19, menggambarkan
zaman pancaroba sebagai "Kalatida" dan "Kalabendu".

Zaman "Kalatida" adalah zaman ketika akal sehat diremehkan. Perbedaan
antara benar dan salah, baik dan buruk, adil dan tak adil, tidak
digubris. Krisis moral adalah buah dari krisis akal sehat. Kekuasaan
korupsi merata dan merajalela karena erosi tata nilai terjadi di
lapisan atas dan bawah.

Zaman "Kalabendu" adalah zaman yang mantap stabilitasnya, tetapi alat
stabilitas itu adalah penindasan. Ketidakadilan malah didewakan.
Ulama-ulama menghianati kitab suci. Penguasa lalim tak bisa ditegur.
Korupsi dilindungi. Kemewahan dipamerkan di samping jeritan kaum
miskin dan tertindas. Penjahat dipahlawankan, orang jujur ditertawakan
dan disingkirkan.

Gambaran sifat dan tanda-tanda dari "Kalatida" dan "Kalabendu"
tersebut di atas adalah saduran bebas dari isi tembang aslinya. Namun
secara ringkas bisa dikatakan bahwa "Kalatida" adalah zaman edan,
karena akal sehat diremehkan, dan "Kalabendu" adalah zaman hancur dan
rusaknya kehidupan karena tata nilai dan tata kebenaran
dijungkir-balikkan secara merata.

Lalu, menurut Ronggowarsito, dengan sendirinya, setelah "Kalatida" dan
"Kalabendu" pasti akan muncul zaman "Kalasuba", yaitu zaman stabilitas
dan kemakmuran.

Apa yang dianjurkan oleh Ronggowarsito agar orang bisa selamat di masa
"Kalatida" adalah selalu sadar dan waspada, tidak ikut dalam permainan
gila. Sedangkan di masa "Kalabendu" harus berani prihatin, sabar,
tawakal dan selalu berada di jalan Allah sebagaimana tercantum di
dalam kitab suciNya. Maka nanti akan datang secara tiba-tiba masa
"Kalasuba" yang ditegakkan oleh Ratu Adil.

Ternyata urutan zaman "Kalatida", "Kalabendu", dan "Kalasuba" tidak
hanya terjadi di kerajaan Surakarta di abad ke 19, tetapi juga terjadi
di mana-mana di dunia pada abad mana saja. Di Yunani purba, di
Romawi,, di Reich pertama Germania, di Perancis, di Spanyol, Portugal,
Italia, Iran, Irak, India, Russia, Korea, Cina, yah di manapun,
kapanpun. Begitulah rupanya irama "wolak waliking zaman" atau "timbul
tenggelamnya zaman", atau "pergolakan zaman". Alangkah tajamnya
penglihatan mata batin penyair Ronggowarsito ini!

Republik Indonesia juga tidak luput dari "pergolakan zaman" serupa
itu. Dan ini yang akan menjadi pusat renungan saya pagi ini.

Namun sebelum itu perkenankan saya mengingatkan bahwa menurut teori
chaos dari dunia ilmu fisika modern diterangkan bahwa di dalam chaos
terdapat kemampuan untuk muncul order, dan kemampuan itu tidak
tergantung dari unsure luar. Hal ini sejajar dengan pandangan penyair
Ronggowarsito mengenai "Kalasubo". Kata Ratu Adil bukan lahir dari
rekayasa manusia, tetapi seperti ditakdirkan ada begitu saja.
Kesejajaran teori chaos dengan teori pergolakan zamannya Ronggowarsito
menunjukkan sekali lagi ketazaman dan kepekaan mata batinnya.

Melewati pidato ini saya persembahkan sembah sungkan saya yang khidmat
kepada penyair besar ronggowarsito.

Kembali pada renungan mengenai gelombang "Kalatida", "Kalabendu" dan
"Kalasuba" yang terjadi di Republik Indonesia.

Usaha setiap manusia yang hidup di dalam masyarakat, kapanpun dan di
manapun, pada akhirnya akan tertumbuk pada "Mesin Budaya". Adapun
"Mesin Budaya" itu adalah aturan-aturan yang mengikat dan dan
menimbulkan akibat. Etika umum, aturan politik, aturan ekonomi. Dan
aturan hukum, itu semua adalah aturan-aturan yang tak bisa dilanggar
begitu saja tanpa ada akibat. Semua usaha manusia dalam mengelola
keinginan dan keperluannya akan berurusan dengan aturan-aturan itu,
atau "Mesin Budaya" itu.

"Mesin Budaya" yang berdaulat rakyat, adil, berperikemanusiaan, dan
menghargai dinamika kehidupan, adalah "Mesin budaya" yang mampu
mendorong daya hidup dan daya cipta anggota masyarakat dalam Negara.
Tetapi "Mesin budaya" yang berdaulat penguasa, yang menindas dan
menjajah, yang elitis dan tidak populis, sangat berbahaya untuk daya
hidup daya cipta bangsa.

Didalam masyarakat tradisional yang kuat hukum adatnya, rakyat dan
alam lingkungannya hidup dalam harmoni yang baik, yang diatur oleh
hukum adat. Selanjutnya hukum adat itu dijaga oleh para tetua adat
atau dewan adat. Kemudian ketika hadir pemerintah, maka pemerintah
berfungsi sebagai pengemban adat yang patuh kepada adat. Jadi hirarki
tertinggi di dalam ketatanegaraan masyarakat seperti itu adalah hukum
adat yang dijaga oleh dewan adat. Kedua tertinggi adalah pemegang
kekuasaan pemerintahan. Sedangkan masyarakat dan alam lingkungannya
terlindungi di dalam lingkaran dalam dari struktur ketatanegaraan

Dengan begitu kepentingan kekuasaan asing, yang politik ataupun yang
dagang, tak bisa menjamah masyarakat dan alam lingkungannya tanpa
melewati kontrol hukum adat, dewan adat dan penguasa pemerintahan.
Itulah sebabnya masyarakat serupa itu sukar dijajah oleh kekuasaan asing.

Ditambah lagi kenyataan bahwa masyarakat dan alam lingkungan yang bisa
hidup dalam harmoni baik berkat tatanan hukum yang adil, pada akhirnya
akan melahirkan masyarakat yang mandiri, kreatif dan dinamis karena
selalu punya ruang untuk berinisiatif. Begitulah daulat hukum yang
adil akan melahirkan daulat rakyat dan daulat manusia. Syahdan, rakyat
yang berdaulat sukar dijajah oleh kekuasaan asing.

Memang pada kenyataannya suku-suku bangsa di Indonesia yang kuat
tatanan hukum adatnya, tak bisa dijajah oleh V.O.C. Dan juga sukar
dijajah oleh pemerintah Hindia Belanda. Suku-suku itu baru bisa
ditaklukkan oleh penjajah pada abad 19, setelah orang Belanda punya
senapan yang bisa dikokang, senapan mesin dan dinamit. Sedangkan
Sulawesi Selatan baru bisa ditaklukkan pada tahun 1905, Toraja 1910,
Bali 1910 dan Ternate 1923 serta Ruteng 1928.
Sedangkan pada suku bangsa yang masyarakat dan alam lingkungannya,
tidak dilindungi oleh hukum adat, rakyatnya lemah karena tidak
berdaulat, yang berdaulat cuma rajanya. Hukum yang berlaku adalah apa
kata raja. Kekuasaan asing dan para pedagang asing bisa langsung
menjamah masyarakat dan alam lingkungannya asal bisa mengalahkan
rajanya atau bisa bersekutu dengan rajanya.

Kohesi rakyat dalam masyarakat adat kuat karena bersifat organis.
Itulah tambahan keterangan kenapa mereka sukar dijajah. Sedangkan
kohesi rakyat dalam masyarakat yang didominasi kedaulatan raja semata
sangat lemah karena bersifat mekanis. Karenanya rentan terhadap
penjajahan. Begitulah keadaan kerajaan Deli, Indragiri, Jambi,
Palembang, Banten, Jayakarta, Cirebon, Mataram Islam, Kutai, dan
Madura. Gampang ditaklukkan oleh V.O.C. Sejak abad 18 sudah terjajah.
Para penjajah bersekutu dengan raja, langsung bisa mengatur kerja
paksa dan tanam paksa. "Kalatida" dan "Kalabendu" melanda negara.

Ketika Hindia Belanda pada akhirnya bisa menaklukkan seluruh
Nusantara, maka yang pertama mereka lakukan ialah dengan
meng-erosi-kan hukum adat-hukum adat yang ada. Para penjaga adat diadu
domba dengan para bangsawan di perintahan sehingga dengan melemahnya
adat, melemah pulalah perlindungan daulat rakyat dan alam
lingkungannya. Selanjutnya penghisapan kekayaan alam bisa lebih bebas
dilakukan oleh para penjajah itu.

Di zaman penjajahan itu hukum adat yang sukar dilemahkan adalah yang
ada di Bali karena hubungannya dengan agama dan pura, dan yang ada di
Sumatra Barat karena hubungan dengan syariat dan kitab Allah.

Tata hukum dan tata negara sebagai "Mesin Budaya", di zaman penjajahan
Hindia Belanda menjadi "Mesin Budaya" yang buruk bagi kehidupan
bangsa. Karena tata hukum dan tata Negara Hindia Belanda memang
diciptakan untuk kepentingan penjajahan.
Maka ketika membangun negara, pemerintah Hindia Belanda juga tidak
punya kepentingan untuk memajukan bangsa, melainkan membangun untuk
bisa menghisap keuntungan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan
kemakmuran dan kemajuan Kerajaan Belanda di Eropa.

Industrialisasi dilakukan dengan mendatangkan modal asing yang bebas
pajak, alat berproduksi juga didatangkan dari luar negeri dengan bebas
pajak, dan bahan baku juga diimport dengan bebas pajak pula, kemudian
pabrik yang didirikan juga bebas dari pajak berikut tanahnya. Yang
kena pajak cuma keuntungannya. Itupun boleh ditransfer keluar negeri.
Jadi devisa terbuka! Alangkah total dan rapi pemerintah Hindia Belanda
membangun "Mesin Budaya" penghisapan terhadap daya hidup rakyat dan
kekayaan alam lingkungan Indonesia. Semuanya itu di kokohkan dengan
"Ordonansi Pajak 1925".

Setelah Indonesia Merdeka, ternyata cara membangun Hindia Belanda
masih terus dilestarikan oleh elit politik kita. "Ordonansi Pajak
1925" hanya dirubah judulnya menjadi "Undang-undang Penanaman Modal
Asing". Sehingga sampai sekarang kita sangat tergantung pada modal
asing. Pembentukan modal dalam negeri serta perdagangan antar desa dan
antar pulau tidak pernah dibangun secara serius.
Pembentukan sumber daya manusia hanya terbatas sampai melahirkan
tukang-tukang, mandor dan operator. Kreator dan produsir tak nampak
ada. Mengkonsumsi teknologi yang dibeli disamakan dengan ambil alih
teknologi.

Bagaimana mengembangkan sumber daya manusia tanpa menggalakkan
lembaga-lembaga riset sebanyak-banyaknya! Tanpa riset kita hanya akan
menjadi konsumen dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Dan juga melengahkan pembentukan industri hulu, seperti penjajah tempo
dulu, itu tidak bisa diterima. Sangat menyedihkan bahwa pabrik baja
kita ternyata tidak bisa mengolah bijih baja. Bisanya hanya mendaur
ulang besi tua.

Akibat dari tidak adanya industri hulu, industri kita di hampir semua
bidang: pesawat terbang,mobil, sepeda, obat batuk hitam, obat flu,
cabe, kobis, padi , jagung, ayam potong, dll, dll, dll, semua
assembling! Alat berproduksi dan bahan bakunya diimport!

Dan selagi kita belum mempunyai kemampuan menghasilkan mesin-mesin
berat dan tenaga-tenaga manusia tingkat spesialis yang cukup
jumlahnya, pemerintah kita, sejak zaman Orde Baru, telah menjual modal
alam. Akibatnya yang memperoleh keuntungan besar adalah modal asing
yang memiliki teknologi Barat dan tenaga-tenaga spesialis. Alam dan
lingkungan rusak karena kita memang tak berdaya menghadapi kedahsyatan
kekuatan modal asing.

Ketergantungan pada modal asing, pinjaman dari negeri-negeri asing dan
bantuan-bantuan asing, menyebabkan pemerintah kita, dari sejak zaman
Orde Baru, bisa tersesat ke dalam politik pertanian dan pangan dari
lembaga-lembaga asing dan perusahaan-perusaha an multi nasional.

Dengan kedok "Revolusi Hijau" kekuatan asing bisa meyakinkan bahwa
kita harus meningkatkan swadaya pangan. Dan tanpa ujung pangkal akal
sehat, pemerintah Orde Baru menetapkan bahwa swadaya pangan itu pada
intinya adalah swadaya beras. Seakan-akan dari Sabang sampai Merauke
beras menjadi makanan utama, dan tanah dari Sabang sampai Merauke bisa
ditanami beras. Dan solusi yang diambil untuk mengatasi kenyataan
bahwa tanah yang bisa ditanami padi itu terbatas, maka para pakar
asing menasehati agar ada intensifikasi pertanian padi, artinya:
importlah bibit padi hibrida! Bibit asli terdesak dan akhirnya hampir
punah. Bibit hibrida perlu pupuk. Didirikanlah pabrik pupuk dengan
pinjaman asing. Pupuk itu mengandung beurat yang lama kelamaan tanah
menjadi bantat.

Termasuk dalam program intensifikasi pangan dipakailah berbagai racun:
Pestisida untuk membunuh hama tanaman. Fumisida untuk membunuh
cendawan-cendawan, terutama cendawan di kebun buah-buahan. Herbisida
untuk membasmi gulma. Maka gulma, jenis-jenis rumput yang ada di sela
taman dan dianggap mengganggu. Sebenarnya gulma adalah bagian dari
ekosistem tanah. Bisa disingkirkan secara sementara dengan disiangi.
Tetapi kalau ditumpas dengan herbisida maka akan lenyaplah gulma
selam-lamanya. Artinya rusaklah ekosistem. Dan pada hakekatnya
herbisida itu berbahaya untuk semua organisme dan makhluk.

Beberapa ahli pertanian bersih hati mengatakan bahwa intensifikasi
pemakaian pestisida, fumisida, dan herbisida ini menyebabkan
agrikultur kehilangan "kultur" dan berubah menjadi "agrisida" atau "
agriracun".

Racun dari pestisida, fumisida dan herbisida ini pada akhirnya masuk
ke tanah dan meracuni air tanah. Sehingga penduduk yang tinggal di
sekitar perkebunan-perkebun an mengalami cacat badan dan melahirkan
bayi-bayi cacat.

Pemakaian pupuk urea menyebabkan biaya produksi pangan naik tinggi
karena padi hibrida menuntut peningkatan jumlah pemakaian pupuk,
secara lama kelamaan. Mahalnya biaya produksi padi dan rusaknya tanah
ini yang mendorong kita tergantung pada import bahan makanan. Maksud
hati ber-swadaya pangan, tetapi hasilnya justru ketergantungan pangan.

Agrisida yang merusak lingkungan dan sumber pangan kita, serta
explotasi modal alam dengan serakah sebelum kita menguasai pengadaan
mesin-mesin berat, modal nasional yang kuat, dan cukup tenaga
spesialis, yang juga menusuk alam lingkungan, adalah tanggung dari
begawan-begawan ekonomi dan begawan-begawan pembangunan di zaman Orde
Baru yang masih berkelanjutan sampai sekarang adalah salah satu faktor
"Kalabendu" yang kita hadapi saat ini. Sama beratnya dengan korupsi
dan pelanggaran terhadap hak azazi.

Pembangunan dalam negara kita juga melupakan sarana-sarana pembangunan
rakyat kecil dan menengah kecil. Padahal mereka adalah tulang punggung
yang tangguh dari kekuatan ekonomi bangsa. Jumlahnya mencapai 45 juta
dan bisa menampung 70 juta tenaga kerja. Sedangkan sumbangannya pada
Gross National Product adalah 62%. Lebih banyak dari sumbangan BUMN.
Namun begitu tidak program pemerintah dengan positif membantu usaha
mereka: Jalan-jalan darat yang menjadi penghubung antar desa, yang
penting untuk kegiatan ekonomi, rusak dan tak terurus. Bahan baku
selalu terbatas persediaannya. Banyak bank yang tidak ramah kepada
mereka. Grosir-grosir mempermainkan dengan check yang berlaku mundur.
Dan pemerintah tidak pintar melindungi kepentingan mereka dari
permainan kartel-kartel yang menguasai bahan baku.

Dari sejak abad 7 telah terbukti bahwa rakyat kecil menengah itu
sangat adaptif, kreatif, tinggi daya hidupnya, ulet daya tahannya. Di
abad 7 mereka yang seni pertaniannya menanam jewawut, dengan cepat
menyerap seni irigasi dan menanam padi serta berternak lembu yang
dperkenalkan oleh Empu Maharkandia dari India Selatan. Selanjutnya
mereka juga bisa menguasai seni menanam buah-buahan dari India semacam
sawo, mangga, jambu, dsb. Bahkan pada tahun 1200, menurut laporan
"Pararaton", mereka sudah bisa punya perkebunan jambu. Begitu juga
mereka cepat sekali menyerap seni menanam nila, bahkan sampai
mengekspornya ke luar negeri. Begitu juga mereka adaptif dan kreatif
di bidang kerajinan perak, emas, pertukangan kayu dan pandai besi,
yang semuanya itu dilaporkan dalam kitab "Pararaton".

Di jaman Islam masuk dari Utara, mereka juga cepat beradaptasi dengan
tanaman-tanaman baru seperti kedele, ketan, wijen, soga, dsb. Dengan
cepat mereka juga belajar membuat minyak goreng, krupuk, tahu, trasi,
dendeng, manisan buah-buahan, dan kecap. Bahkan dengan kreatif mereka
menciptakan tempe. Di bidang kerajinan tangan dengan cepat mereka
menyerap seni membuat kain jumputan, membuat genting dari tanah,
membangun atap limasan, menciptaan gandok dan pringgitan di dalam seni
bangunan rumah. Pendeknya unsur-unsur perkembangan baru dalam
kebudayaan cita rasa dan tata nilai cepat diserap oleh rakyat banyak.

Dan kemudian di jaman tanam paksa dan kerja paksa, ketika kehidupan
rakyat di desa-desa sangat terpuruk, karena meskipun mereka bisa
beradaptasi dengan tanaman baru seperti teh, kopi, karet, coklat,
vanili, dsb. Tetapi mereka hanya bisa jadi buruh perkebunan atau
paling jauh jadi mandor, tak mungkin mereka menjadi pemilik
perkebunan; namun segera mereka belajar menanam sayuran baru seperti
sledri, kapri, tomat, kentang, kobis, buncis, selada, wortel, dsb
untuk dijual kepada "ndoro-ndoro penjajah" di perkebunan dan
"ndoro-ndoro priyayi" di kota-kota. Akhirnya bencana menjadi
keberuntungan. Petani-petani sayur mayur menjadi makmur.
Dan sekarang meski mereka dalam keadaan teraniaya oleh keadaan dan
tidak diperhatikan secara selayaknya oleh pemerintah, bahkan kini
mereka digencet oleh kenaikan harga BBM, toh mereka tetap hidup dan
bertahan. Kaki lima adalah ekspresi geliat perlawanan rakyat kecil
terhadap kemiskinan. Luar biasa! Merekalah pahlawan pembangunan yang
sebenarnya!

Seandainya pemerintah dan pemikir ekonomi memperhatikan dan membela
kemampuan mereka, menciptakan sarana-sarana kemajuan untuk mereka,
mereka adalah harapan kita untuk menjadi kekuatan ekonomi bangsa.

Tata Hukum dan Tata Negara yang berlaku sekarang ini masih meneruskan
semangat undang-undang dan ketatanegaraan penjajah Hindia Belanda
tempo dulu, yang sama-sama menerapkan keunggulan Daulat Pemerintah di
atas Daulat Rakyat, dan juga sama-sama menerapkan aturan politik
ketatanegaraan yang memusat, dan sama-sama pula memperteguh aturan
berdasarkan kekuasaan dan keperkasaan dan tidak kepada etika, dengan
sendirinya tak akan bisa berdaya mencegah krisis etika bangsa, bahkan
malah mendorong para kuasa dan para perkasa untuk mengumbar nafsu
jahat mereka, tanpa ada kontrol yang memadai.

Tentu saja ada Pancasila, sumber etika bangsa yang cukup lebar
cakupannya. Tetapi ternyata Pancasila hanyalah bendera upacara yang
tak boleh dikritik, tapi boleh dilanggar tanpa ada akibat hukumnya.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, satu sila yang indah dari Pancasila
ternyata tak punya kekuatan undang-undang apapun bila dilanggar oleh
orang-orang kuasa atau perkasa. Lihatlah kasus pembunuhan terhadap
empat petani di Sampang Madura, pembunuhan terhadap Marsinah, Udin,
Munir, dan pembunuhan-pembunuh an yang lain lagi.

Para buruh Cengkareng yang mogok dan berjuang untuk memperbaiki
kesejahteraan hidupnya, dianiaya dan diharu biru oleh petugas
keamanan. Biarpun kasusnya dimenangkan oleh pengadilan, tetapi
keputusan pengadilan tak pernah digubris dan dilaksanakan oleh majikan
pabrik. Malahan para aktivis buruh diteror oleh para petugas keamanan
dan para preman yang dibayar oleh majikan.
Rakyat juga tak pernah menang dalam perjuangan mereka untuk melindungi
diri dari polusi yang ditimbulkan olah limbah pabrik. Petugas keamanan
selalu memihak kepada kepentingan majikan pabrik.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, keadilan sosial, dan
kedaulatan rakyat, benar-benar tak ada imple


BANJIR





From: syauqiyahya@gmail.com

Minggu, 20 Januari 2013

Banjir

Banjir yang meluluhlantakkan hidup disebut berkali-kali dalam pelbagai cerita purba, baik di Mesopotamia maupun Yunani.

Juga dalam Mahabharata:

Anak-cucu Adamis dan Hevas dengan segera jadi begitu jahat hingga mereka tak dapat lagi hidup rukun. Brahma pun memutuskan untuk menghukum ciptaannya. Vishnu memerintahkan Vaivasvata membangun sebuah kapal untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Ketika kapal itu siap, dan Vaivasvata dan keluarganya ada di dalam dengan benih tiap tanaman dan pasangan jantan-betina tiap jenis hewan, hujan besar pun turun dan sungai-sungai mulai meluap. 

Dengan cepat akan terlihat persamaan nama antara Mahabharata dan yang kita dapatkan dalam agama-agama Ibrahimi: "Adamis" dengan "Adam", "Hevas" dengan "Hawa". Juga nama anak-anak yang lahir dari Satyavarman setelah banjir besar dalam Matsya Purana mirip dengan keturunan Nuh yang disebut Alkitab: "Shem", "Sham", dan "Jyapeti" dekat sekali bunyinya dengan "Shem", "Ham", dan "Japhet" (dalam Quran: "Yafith").

Saya tak bisa memastikan adakah itu indikasi bahwa kitab-kitab Hindu lama punya pengaruh ke dalam agama Ibrahimi. Setidaknya bisa dikatakan: ada persamaan yang membayang-bayangi di celah-celah perbedaan di antara pelbagai agama itu. Terutama kisah tentang banjir besar.

Air yang melanda secara destruktif itu adalah sebuah hukuman, dan bahtera yang dinaiki Vaivasvata atau Nuh adalah sebuah garis pemisah dalam seleksi. Seperti dalam Mahabharata, dalam Quran disebutkan mereka yang zalim tak akan diangkut, sedangkan mereka yang mukmin, atau yang jauh dari kejahatan, akan selamat.

Dan sebuah transformasi terjadi: dunia lama tak bisa dipertahankan dan dunia baru lahir. Yang fasik binasa. Meskipun dengan catatan: tak semua yang selamat adalah makhluk yang sama sekali baru. Mereka yang berkembang biak pascabanjir tetap segaris dengan mereka yang datang dari dunia lama. Mereka telah melalui ujian, tapi mereka juga manusia yang terbatas.

Thema tentang banjir yang membawa transformasi dalam keterbatasan itu bisa didapatkan juga dalam Epik Gilgamesh. Meskipun tanpa argumen tentang dosa dan hukuman.

Cerita yang versi standarnya berasal dari 1.000 tahun sebelum Masehi ini kisah Gilgamesh, raja yang bertakhta di Uruk, kota di tepi timur Sungai Eufrat.

Gilgamesh dua pertiga dewa dan sepertiga manusia. Dengan kombinasi itu ia bukan sosok yang stabil. Di satu sisi ia angkuh bukan main. Dengan kekuasaannya yang mutlak dan tubuhnya yang kuat serta ganas ia rebut semua bocah dari ayah mereka dan ia renggutkan pula tiap anak perawan dari kekasih mereka. Tapi di sisi lain ia juga gembala dan penghulu kota yang arif, rupawan, dan teguh hati.

Tak merasa tenteram menghadapi sosok macam itu, orang-orang Uruk memohon kepada para dewa agar didatangkan orang yang sepadan buat menandingi Gilgamesh. Maka diciptakanlah Enkidu. Ia kasar-kukuh, rambutnya panjang terurai seperti rambut dewi jagung; tubuhnya penuh rambut seperti dewa ternak. Tapi segera setelah perkelahian mereka yang pertama, alih-alih membenci, sang Raja jatuh sayang kepada Enkidu.

Mereka jadi sangat akrab, hingga ketika Enkidu meninggal karena sakit, Gilgamesh meraung selama tujuh hari. Tiba-tiba ia jadi takut Maut. Ia lupa Enkidu pernah bercerita bahwa dewa agung telah berpesan lewat mimpi: Jangan sedih. Hidup abadi bukanlah takdirnya. Toh, para dewa telah memberinya kekuatan melepas dan mengikat, jadi gelap dan jadi terang bagi manusia….

Gilgamesh lupa itu; ia pergi mencari Utnapishtam, "Sang Nun Jauh". Untuk itu ia harus minta Urshanabi, tukang perahu tambang, membawanya ke Dilmun, tempat Utnapishtam tinggal. Orang inilah yang, setelah menempuh banjir yang destruktif, berubah jadi makhluk abadi.

Di depan orang tua itu Gilgamesh bertanya: apa arti hidup dan mati? Bagaimana ia menemukan keabadian yang ia cari?

Utnapishtam tak segera menjawab. Tapi akhirnya diceritakannya juga pengalamannya melintasi air bah yang mengerikan yang dibikin para dewa itu.

Dalam Epik Gilgamesh, amarah para dewa bukan karena manusia telah berdosa. Yang terjadi hanya rasa sesak di Shurrupak. Di kota yang jadi tua bersama dewa-dewanya itu, ruang hidup penuh, manusia bising. Ini membuat Aru, bapak para dewa, jengkel. Ia perintahkan agar Enlil, dewa bumi yang tak menyukai manusia, membasmi makhluk yang ribut itu. Banjir pun disiapkan.

Tapi beruntung Utnapishtam. Di malam harinya Ea, dewi air jernih yang menyayangi manusia, membisikkan satu perintah dalam mimpi: buatlah perahu. Maka ketika banjir datang dengan angin gemuruh selama enam hari enam malamâ€"hingga bahkan para dewa ikut ketakutanâ€"Utnapishtam telah siap dalam bahtera. Ia telah memunggah seluruh keluarganya, barang berharga, dan satwa yang dimilikinya. Dan setelah sepekan terhanyut, kapal itu menyangkut ke pucuk gunung. Ia turun. Ia selamat. Bukan itu saja: Enlil datang kepadanya dan kepada istrinya dan menyatakan mereka abadi.

Dapatkah keabadian itu ditularkan? Begitu selesai bercerita, orang tua itu memberi kesempatan Gilgamesh. Untuk mencapai hidup kekal, lelaki dari Uruk itu harus bertahan tak tidur selama enam hari tujuh malam.

Tapi Gilgamesh gagal. Ketika Utnapishtam memberinya satu kesempatan lagiâ€"ia harus mengambil sekuntum kembang di bawah perahu yang dinaikinya pulangâ€"ia juga gagal. Bunga yang seharusnya ia makan itu dicuri ular.

Gilgamesh akhirnya tahu, keabadian itu luput. Ia pun kembali ke Uruk bersama Urshanabi. Menjelang masuk kota, ia tunjukkan kepada tukang perahu itu betapa kokoh semua yang dibangunnya. Di saat itu ia tampaknya menyadari: yang fana bukan yang sia-sia.

Goenawan Mohamad